Powered By Blogger

Senin, 21 November 2022

PERJUANGAN DAN PENGORBANAN

 PERJUANGAN DAN PENGORBANAN

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Setiap keinginan harus ada perjuangan. Setiap pilihan dalam kehidupan ini selalu ada konsekuensinya. Setiap keputusan yang diambil harus siap dengan akibatnya. Dalam kehidupan ini terkadang memerlukan pengorbanan. Demikian pula dengan apa yang terjadi pada diri saya beberapa waktu ini.

Sebulan yang lalu penyakit Fistula Ani saya kembali kambuh dengan cukup parah. Setiap hari kambuh dan saya merasakan rasa nyeri yang menyayat-nyayat. Rasa sakit tersebut sangat mengganggu aktivitas saya. Saya sebenarnya sudah bertahun-tahun terbiasa dengan rasa sakit akibat kambuhnya penyakit saya tersebut. Tetapi yang terjadi selama sebulan yang lalu benar-benar membuat saya tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya berbaring di tempat tidur menahan rasa sakit menyayat yang berlangsung selama beberapa jam hingga seharian.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya, akhirnya saya mengiyakan saran istri untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebenarnya saya sedikit ragu-ragu pergi ke dokter lagi karena dulu sudah pernah dioperasi dokter bedah. Tetapi istri meyakinkan saya dengan pertimbangan siapa tahu ada cara baru untuk mengobatinya, maka saya bersedia periksa ke dokter bedah.

Setelah bertemu dengan dokter bedah dan beliau memeriksa sakit saya, beliau langsung mengatakan bahwa untuk bisa sembuh maka harus dioperasi. Beliau menjelaskan proses operasinya dan menyatakan bahwa sakitnya itu setelah operasi karena nanti luka bekas operasinya tidak dijahit. Daerah tempat tumbuhnya Fistula dikerok dagingnya, kemudian diisi dengan kain kasa (tampon) dan diperban. Setiap hari isian kain kasa diganti dan luka dibersihkan. Ketika proses pembersihan luka dan penggantian kain kasa itulah yang terasa sangat menyakitkan. Saya harus sabar menahan rasa sakit tersebut. Dokter menanyakan kembali, apakah saya mau dioperasi atau tidak? Mau pilih sakit terus atau sakit sebentar (beberapa Minggu) tapi kemudian sembuh?

Awalnya saya agak ngeri juga mendengarkan penjelasan dokter tentang proses operasinya. Saya membayangkan betapa sakitnya nanti pasca operasi. Tetapi karena sudah tidak tahan lagi dengan penderitaan rasa sakit yang setiap hari menghampiri selama beberapa tahun ini, maka saya memantapkan diri untuk mau dioperasi. Saya harus berani menghadapi rasa sakit pasca operasi tersebut demi mengharapkan kesembuhan dan tidak akan merasakan kesakitan lagi seperti sekarang. Saya harus berani berkorban mengambil risiko demi kesembuhan saya.

Setelah memutuskan untuk dioperasi, dokter kemudian meminta saya menjalani tes fistulografi atau Rontgen Fistula untuk mengetahui kedalaman dan bentuk saluran Fistula yang terjadi. Saya awalnya mengira fistulografi itu hanya diambil foto Rontgen saja, tetapi ternyata perkiraan saya keliru. Saat mau dirontgen, ternyata Fistula saya disuntik untuk memasukan cairan kontras yang dapat terbaca oleh kamera Rontgen. Beberapa kali Fistula saya disuntik dan terasa sakit saat disuntik. Padahal saya sedikit trauma dengan jarum suntik karena dulu saat operasi Fistula dengan bius lokal, rasanya sakit sekali berkali-kali disuntik. Saya masih terbayang-bayang rasa sakit saat disuntik, dan sekarang kembali saya harus merasakan nyerinya saat jarum suntik menembus kulit.

H-1 hari operasi, dokter anestesi datang menemui saya untuk menanyakan besok mau dibius separo atau bius total. Tapi beliau menyarankan untuk bius separo saja karena lebih simple dan aman. Setelah beliau menjelaskan kelebihan dari bius separo, akhirnya saya mau dibius separo walaupun saya masih trauma dengan bius separo setahun lalu saat operasi batu ginjal. Saat itu, saya merasakan sakit sekali saat disuntik di tulang belakang. Sampai sekarang rasa sakit disuntik di tulang belakang masih terbayang-bayang dan menakutkan.

Malamnya saya tidak bisa tidur nyenyak karena membayangkan besok pagi akan merasakan kembali rasa sakit saat disuntik di tulang belakang. Saya sedikit stress tapi saya menguatkan diri harus berani menghadapi rasa sakit tersebut. Perjuangan saya untuk menghadapi rasa sakit masih panjang karena pasca operasi nanti rasa sakitnya akan lebih lama sebagaimana penjelasan dokter bedah sebelumnya.

Setelah operasi, setiap hari perawat RS membersihkan luka bekas operasi dan mengganti kain kasa yang dimasukan ke dalam rongga luka. Saya merasakan betul betapa sakitnya saat kain kasa diambil dan dimasukkan kembali kain kasa yang baru ke dalam rongga luka. Setiap datang waktunya ganti kain kasa, hati saya ketakutan dan trauma membayangkan rasa sakitnya. Sungguh, saya merasa ini perjuangan yang sangat berat, setiap hari harus siap menghadapi rasa sakit dan dalam jangka waktu yang lama. Setiap luka akan dibersihkan perawat, saya meminta istri mendampingi saya. Istri memeluk kepala saya dan saya memegang erat tangannya saat rasa sakit yang sangat menyayat menyerang. Muncul sedikit keberanian dan perasaan tenang saat bisa memegang tangan istri di tengah perasaan takut menghadapi rasa sakit. Setiap selesai penggantian kasa di luka bekas operasi, badan saya berkeringat, otot tubuh terasa tegang semua, dan nafas terengah-engah karena beratnya menahan rasa sakit.

Saat ini sudah hampir dua Minggu saya menjalani masa perawatan pasca operasi. Alhamdulillah sekarang rasa sakit ketika penggantian kasa sudah jauh berkurang. Walaupun tetap masih terasa sakit, tapi rasa sakitnya masih bisa saya toleransi. Memang masih ada cairan darah yang keluar terus merembes menembus kain perban dan terkadang terasa nyeri di bagian luka, tetapi saya merasa kondisi kesehatan saya semakin membaik.

Untuk sementara ini saya masih bed rest karena belum bisa melakukan aktivitas yang berat. Setiap hari istri menyiapkan menu makanan bergizi yang mendukung proses penyembuhan luka. Saya sangat beruntung dan berterima kasih kepada istri tercinta yang setia mendampingi saya saat di RS dan sangat sabar merawat saya pasca operasi. Saya berharap dan berdoa semoga waktu pemulihan luka bekas operasi bisa berjalan cepat dan penyakit yang saya derita bisa benar-benar sembuh. Amin. []

 

Gumpang Baru, 16 November 2022

 

Postingan Populer