Powered By Blogger

Minggu, 30 April 2023

IKHTIAR MENUJU TAKDIR BAIK


IKHTIAR MENUJU TAKDIR BAIK

Oleh:

 Agung Nugroho Catur Saputro

 


Sebulan yang lalu beberapa hari menjelang bulan Ramadan, saya menjalani tindakan operasi batu ginjal di RS UNS. Selesai operasi, dokter Urologi yang mengoperasi saya menjelaskan bahwa batu telah dipecah dengan metode laser dan diharapkan serpihan-serpihan batu tersebut akan keluar sendiri bersama aliran urine. Dokter juga menjelaskan bahwa di ginjal saya telah terpasang DJ Stent (selang) yang dipasang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Pemasangan Stent tersebut bertujuan untuk membantu melancarkan aliran urine dari ginjal ke kandung kemih karena terjadi pembengkakan saluran ureter akibat adanya batu ginjal.

Terkait tindakan pemecahan batu ginjal yang baru saja dilakukan, dokter mengatakan bahwa karena posisi batu ginjal saya berada agak ke dalam ginjal sehingga agak sulit untuk sekali tindakan operasi. Dokter merekomendasikan untuk melakukan tindakan berikutnya dengan metode ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) jika batunya masih ada. Apakah yang dimaksud dengan metode ESWL? ESWL adalah kumpulan gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin yang disebut lithotripter. Cara kerja ESWL adalah gelombang kejut difokuskan oleh sinar-X ke batu ginjal dan berjalan ke tubuh melalui kulit dan jaringan, mencapai batu di mana mereka memecahnya menjadi fragmen kecil (Simanjuntak, 2023).

Satu minggu setelah operasi, saya melakukan tes CT-Scan sesuai rekomendasi dokter untuk mengetahui masih ada batu atau tidak di ginjal. Hasil CT-Scan mengonfirmasikan bahwa ternyata masih ada endapan batu di ginjal kanan saya. Melihat hasil tes CT-Scan tersebut, dokter kemudian menjadwalkan tindakan pemecahan batu ginjal kembali dengan metode ESWL nanti setelah hari raya Idul Fitri.

Setelah kurang lebih dua minggu dari kontrol dokter di bulan Ramadan, setelah hari raya Idul Fitri saya kembali kontrol ke dokter. Ketika bertemu dokter Urologi, saya menceritakan keluhan rasa sakit yang saya derita setiap hari setiap kali buang air kecil dan pasca buang air kecil. Mendengar keluhan saya tersebut, dokter menjelaskan bahwa keluhan rasa sakit saat selesai buang air kecil tersebut kemungkinan besar karena masih ada batu di ginjal dan juga efek adanya Stent. Dokter kemudian menjadwalkan tindakan ESWL minggu berikutnya sambil membuatkan resep obat yang perlu saya minum selama waktu sampai jadwal tindakan ESWL.

Saat saya menjalani tindakan operasi batu ginjal pada bulan Maret kemarin, ternyata ada seorang kolega yang juga menjalani tindakan operasi batu ginjal beberapa hari sebelumnya, tetapi di RS yang berbeda dan dengan dokter berbeda pula. Kolega saya tersebut juga mengalami seperti saya yaitu di ginjalnya dipasang DJ Stent karena terjadi pembengkakan di ginjalnya. Kolega saya tersebut setelah beberapa hari sejak menjalani tindakan operasi batu ginjal, katanya keluhan sakitnya sudah berkurang. Hal itu berbeda dengan saya yang sebulan pasca operasi, setiap hari saya masih merasakan rasa sakit dan air kencing juga masih berdarah.

Hasil foto Rontgen kolega saya pasca operasi menunjukkan tidak adanya endapan batu di ginjalnya, sedangkan hasil tes CT-Scan saya menunjukkan masih adanya endapan batu di ginjal. Mengapa hasil tindakan operasi yang saya jalani berbeda dengan yang terjadi pada kolega saya tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh perbedaan ukuran batu ginjalnya, dimana ukuran baru ginjal kolega saya tersebut baru beberapa millimeter saja sedangkan punya saya sudah berukuran satu centimeter.

Minggu kemarin saat saya menjalani kontrol ke dokter, ternyata kolega saya tersebut juga sedang menjalani tindakan operasi pelepasan DJ Stent. Sekarang dia telah sembuh dan terbebas dari penderitaan rasa sakit akibat batu ginjal. Sementara saya masih harus terus bersabar merasakan rasa sakit setiap kali buang air kecil karena masih adanya batu ginjal dan DJ Stent di ginjal. Semoga setelah tindakan ESWL nanti saya bisa benar-benar terbebas dari penderitaan rasa sakit akibat batu ginjal dan sebulan kemudian dapat menjalani operasi pelepasan DJ Stent. Amin.

Berdasarkan pengalaman yang dialami kolega saya dan yang saya alami yang sama-sama menderita sakit yang sama, menjalani tindakan operasi yang sama, sama-sama dilakukan pemasangan DJ Stent di ginjal, tetapi hasilnya berbeda, saya berusaha berpikir positif. Sebulan pasca tindakan operasi, penyakit batu ginjal kolega saya sudah sembuh dan lanjut menjalani operasi pelepasan Stent, sedangkan saya belum sembuh dan bahkan masih harus menjalani tindakan medis lagi yang entah akan berapa kali baru bisa sembuh.

Perbedaan hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap orang memiliki takdirnya sendiri-sendiri. Kolega saya tersebut telah menemukan takdirnya berupa kesembuhan dari sakit batu ginjal hanya melalui satu kali tindakan operasi. Saya pun juga sedang menjalani takdir saya, yaitu masih harus terus berikhtiar mencari kesembuhan. Saya meyakini bahwa pasti ada hikmah kebaikan atau ibrah di balik kejadian yang saya alami ini. Penyakit yang saya derita berasal dari Allah Swt, maka saya yakin Allah Swt juga telah menetapkan takdir kesembuhan untuk saya. Tugas saya sekarang adalah terus berikhtiar untuk mencapai takdir kesembuhan yang ditetapkan Allah Swt. Melalui ikhtiar dengan batuan dokter spesialis Urologi yang kompeten dan expert di bidang pengobatan penyakit batu ginjal dan disupport dengan doa saya dan orang-orang yang mendoakan saya, maka  kesembuhan itu sebuah keniscayaan. InsyaAllah. Amin. []

 

Gumpang Baru, 01 Mei 2023 


 __________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

Postingan Populer