IKHTIAR MENUJU TAKDIR
BAIK
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Sebulan
yang lalu beberapa hari menjelang bulan Ramadan, saya menjalani tindakan
operasi batu ginjal di RS UNS. Selesai operasi, dokter Urologi yang mengoperasi
saya menjelaskan bahwa batu telah dipecah dengan metode laser dan diharapkan
serpihan-serpihan batu tersebut akan keluar sendiri bersama aliran urine. Dokter
juga menjelaskan bahwa di ginjal saya telah terpasang DJ Stent (selang) yang
dipasang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Pemasangan Stent tersebut
bertujuan untuk membantu melancarkan aliran urine dari ginjal ke kandung kemih
karena terjadi pembengkakan saluran ureter akibat adanya batu ginjal.
Terkait tindakan
pemecahan batu ginjal yang baru saja dilakukan, dokter mengatakan bahwa karena
posisi batu ginjal saya berada agak ke dalam ginjal sehingga agak sulit untuk
sekali tindakan operasi. Dokter merekomendasikan untuk melakukan tindakan
berikutnya dengan metode ESWL (Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy) jika batunya masih ada. Apakah yang dimaksud dengan
metode ESWL? ESWL adalah kumpulan gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin
yang disebut lithotripter. Cara kerja ESWL adalah gelombang kejut
difokuskan oleh sinar-X ke batu ginjal dan berjalan ke tubuh melalui kulit dan
jaringan, mencapai batu di mana mereka memecahnya menjadi fragmen kecil (Simanjuntak,
2023).
Satu minggu setelah
operasi, saya melakukan tes CT-Scan sesuai rekomendasi dokter untuk mengetahui
masih ada batu atau tidak di ginjal. Hasil CT-Scan mengonfirmasikan bahwa
ternyata masih ada endapan batu di ginjal kanan saya. Melihat hasil tes CT-Scan
tersebut, dokter kemudian menjadwalkan tindakan pemecahan batu ginjal kembali
dengan metode ESWL nanti setelah hari raya Idul Fitri.
Setelah kurang lebih
dua minggu dari kontrol dokter di bulan Ramadan, setelah hari raya Idul Fitri
saya kembali kontrol ke dokter. Ketika bertemu dokter Urologi, saya
menceritakan keluhan rasa sakit yang saya derita setiap hari setiap kali buang
air kecil dan pasca buang air kecil. Mendengar keluhan saya tersebut, dokter
menjelaskan bahwa keluhan rasa sakit saat selesai buang air kecil tersebut
kemungkinan besar karena masih ada batu di ginjal dan juga efek adanya Stent. Dokter
kemudian menjadwalkan tindakan ESWL minggu berikutnya sambil membuatkan resep
obat yang perlu saya minum selama waktu sampai jadwal tindakan ESWL.
Saat saya menjalani
tindakan operasi batu ginjal pada bulan Maret kemarin, ternyata ada seorang kolega
yang juga menjalani tindakan operasi batu ginjal beberapa hari sebelumnya,
tetapi di RS yang berbeda dan dengan dokter berbeda pula. Kolega saya tersebut
juga mengalami seperti saya yaitu di ginjalnya dipasang DJ Stent karena terjadi
pembengkakan di ginjalnya. Kolega saya tersebut setelah beberapa hari sejak menjalani
tindakan operasi batu ginjal, katanya keluhan sakitnya sudah berkurang. Hal itu
berbeda dengan saya yang sebulan pasca operasi, setiap hari saya masih
merasakan rasa sakit dan air kencing juga masih berdarah.
Hasil foto Rontgen
kolega saya pasca operasi menunjukkan tidak adanya endapan batu di ginjalnya,
sedangkan hasil tes CT-Scan saya menunjukkan masih adanya endapan batu di ginjal.
Mengapa hasil tindakan operasi yang saya jalani berbeda dengan yang terjadi
pada kolega saya tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh perbedaan ukuran
batu ginjalnya, dimana ukuran baru ginjal kolega saya tersebut baru beberapa millimeter
saja sedangkan punya saya sudah berukuran satu centimeter.
Minggu kemarin saat
saya menjalani kontrol ke dokter, ternyata kolega saya tersebut juga sedang
menjalani tindakan operasi pelepasan DJ Stent. Sekarang dia telah sembuh dan
terbebas dari penderitaan rasa sakit akibat batu ginjal. Sementara saya masih
harus terus bersabar merasakan rasa sakit setiap kali buang air kecil karena
masih adanya batu ginjal dan DJ Stent di ginjal. Semoga setelah tindakan ESWL
nanti saya bisa benar-benar terbebas dari penderitaan rasa sakit akibat batu
ginjal dan sebulan kemudian dapat menjalani operasi pelepasan DJ Stent. Amin.
Berdasarkan pengalaman
yang dialami kolega saya dan yang saya alami yang sama-sama menderita sakit
yang sama, menjalani tindakan operasi yang sama, sama-sama dilakukan pemasangan
DJ Stent di ginjal, tetapi hasilnya berbeda, saya berusaha berpikir positif. Sebulan
pasca tindakan operasi, penyakit batu ginjal kolega saya sudah sembuh dan lanjut
menjalani operasi pelepasan Stent, sedangkan saya belum sembuh dan bahkan masih
harus menjalani tindakan medis lagi yang entah akan berapa kali baru bisa
sembuh.
Perbedaan hasil tersebut
menunjukkan bahwa setiap orang memiliki takdirnya sendiri-sendiri. Kolega saya
tersebut telah menemukan takdirnya berupa kesembuhan dari sakit batu ginjal
hanya melalui satu kali tindakan operasi. Saya pun juga sedang menjalani takdir
saya, yaitu masih harus terus berikhtiar mencari kesembuhan. Saya meyakini bahwa
pasti ada hikmah kebaikan atau ibrah di balik kejadian yang saya alami ini. Penyakit
yang saya derita berasal dari Allah Swt, maka saya yakin Allah Swt juga telah
menetapkan takdir kesembuhan untuk saya. Tugas saya sekarang adalah terus
berikhtiar untuk mencapai takdir kesembuhan yang ditetapkan Allah Swt. Melalui ikhtiar
dengan batuan dokter spesialis Urologi yang kompeten dan expert di bidang pengobatan
penyakit batu ginjal dan disupport dengan doa saya dan orang-orang yang
mendoakan saya, maka kesembuhan itu
sebuah keniscayaan. InsyaAllah. Amin. []
Gumpang Baru, 01 Mei
2023
__________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar