Powered By Blogger

Senin, 27 April 2020

KISAH PERJUANGANKU MENJADI PENULIS : Berawal dari Penulis LKS Menjadi Penulis Buku



Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro

 “Orang sukses adalah orang yang mampu melampaui kemampuan standarnya dan melesat  jauh meningkatkan level kemampuan dirinya.” (ANC_Saputro)



Pengalaman adalah guru yang terbaik. Guru terbaik kita adalah diri kita sendiri. Perjalanan hidup kita dapat menjadi guru terbaik bagi kita menuju perbaikan diri. Perjuangan memenangi tantangan kehidupan merupakan pengalaman berharga yang mampu membentuk diri kita menjadi pribadi yang tangguh. Tidak ada kesuksesan tanpa mengalami kegagalan. Seseorang yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya sebenarnya tidak pernah mengalami kesuksesan. Mengapa demikian? Karena sebenarnya ia tidak mengalami kemajuan apapun, apa yang ia raih adalah capaian standar saja.

Berbeda dengan orang yang pernah mengalami kegagalan, ia akan memperbaiki diri dan mengevaluasi faktor-faktor penyebab kegagalannya. Akhirnya ia belajar banyak dari pengalamannya ketika gagal tersebut dan akan berusaha memperbaiki diri agar dirinya tidak mengalami kegagalan lagi. Dengan demikian, secara tidak langsung ia telah menaikan level kemampuannya jauh di atas level ketika ia dulu gagal. Orang demikianlah yang disebut sukses. Orang sukses adalah orang yang mampu melampaui kemampuan standarnya dan melesat  jauh meningkatkan level kemampuan dirinya.  

Demikian pula yang penulis alami dalam menekuni bidang kepenulisan. Sebelum mampu menulis buku, dulu penulis mengawali dari menulis LKS siswa. Penulis mengawali menekuni aktivitas menulis buku memang di segmen buku pelajaran. Tidak seperti penulis-penulis hebat lain yang mengawali menjadi penulis buku dengan menulis artikel-artikel opini di surat kabar, majalah dan media massa lain. Karena disiplin keilmuwan yang penulis pelajari sewaktu kuliah S1 adalah kependidikan, maka penulis mengawali karier penulis sebagai penulis buku juga penulis awali dari menulis buku-buku pelajaran sesuai bidang keahlian yang penulis tekuni yaitu kimia. Maka penulis pun mengawali menulis buku pelajaran kimia.

Sebelum berhasil menulis dan menerbitkan buku pelajaran kimia, penulis sebelumnya mengawali dengan menulis LKS siswa. Sejenak penulis merenungkan kembali memori dulu ketika mulai belajar menulis buku. Waktu itu, penulis mendapat tawaran untuk menulis LKS siswa bidang kimia. Penulis pun dengan senang hati menerima tawaran tersebut dan segera mempersiapkan bahan-bahan untuk ditulis. Penulis segera mengumpulkan buku-buku kimia baik di tingkat SMA maupun buku-buku kimia di perguruan tinggi dan membacanya untuk persiapan menulis LKS kimia siswa SMA/MA. Waktu itu penulis menulis buku LKS siswa dengan menggunakan tangan, maksudnya tidak penulis ketik dengan komputer tetapi penulis tulis pakai tangan di kertas HVS. Penulis menulis LKS tersebut dengan serius dan sungguh-sungguh. Penulis benar-benar mencurahkan segala kreasi dan imajinasi penulis untuk menghasilkan tulisan yang berbeda sehingga menghasilkan naskah LKS yang unik dan berbeda dengan LKS lain. 

Setelah selesai satu naskah LKS kimia untuk siswa SMA/MA, penulis pun menyerahkan ke koordinator penulis. Naskah yang penulis serahkan ke koordinator penulis adalah naskah photo copy-an saja, sedangkan naskah asli tulisan tangan penulis tetap penulis simpan sebagai arsip pribadi. Waktu itu penulis berpikiran, naskah asli penulis tersebut terlalu berharga untuk diserahkan ke penerbit karena pihak penerbit hanya menghargai naskah LKS penulis setebal 80 halaman kertas folio dengan harga Rp. 500.000,00 saja. Apalagi nama penulis juga tidak tercantum di cover LKS tersebut karena penulis hanya penulis pengganti saja. Dengan alasan cover cudah dicetak, maka penulis pun harus rela menulis naskah dengan resiko nama penulis tidak tercantum di dalam cover LKS tetapi nama penulis lain yang tercantum.

Sahabat pembaca yang budiman. Mungkin di antara sahabat pembaca ada yang bertanya, mengapa penulis mau menerima tawaran menulis LKS dengan honor hanya Rp. 500.000,00 saja? Apakah sebanding uang Rp. 500.000,00 dengan waktu dan pikiran yang penulis curahkan untuk menulis naskah LKS tersebut? Sahabat pembaca, perlu saudara/i ketahui bahwa waktu itu penulis hanyalah seorang guru hononer (GTT, Guru Tidak Tetap atau guru wiyata bakti) di sebuah SMA swasta di kota Solo. Waktu itu honor penulis sebulan hanya Rp. 200.000,00 saja. Maka honor Rp. 500.000,00 untuk menulis satu naskah LKS waktu itu bagi penulis lumayan besar, karena lebih dari honor penulis selama dua bulan. Makanya penulis tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Walau penulis menerima honor menulis LKS sebesar Rp. 500.000,00, tetapi penulis tidak lantas merasa puas dengan hanya dihargai Rp. 500.000,00. Penulis merasa honor Rp. 500.000,00 tersebut masih sangat terlalu kecil untuk menghargai naskah penulis. Penulis merasa naskah penulis memiliki harga yang jauh lebih tinggi lagi di atas Rp. 500.000,00. Oleh karena itu, karena penulis merasa naskah penulis terlalu berharga untuk sekadar dibayar Rp. 500.000,00, makanya penulis tidak menyerahkan naskah aslinya ke penerbit tetapi hanya foto copy-nya saja. Penulis tetap menyimpan arsip naskah asli penulis tersebut. Penulis memiliki rencana suatu saat nanti (entah kapan) akan memperbaiki lagi naskah LKS tersebut dan mengubahnya menjadi naskah buku pelajaran.

Akhirnya saat yang penulis nanti-nantikan datang juga.  Ada kesempatan bagi penulis untuk mengikuti lomba penulis buku pelajaran MIPA (Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi) yang diselenggarakan oleh Departemen Agama RI (sekarang Kementerian Agama RI). Penulis pun menyambut gembira kesempatan tersebut dan segera memperbaiki dan melanjutkan penulisan naskah LKS penulis dulu untuk penulis ubah mengikuti format buku pelajaran. Dengan menggandeng salah seorang teman kuliah S2 sebagai co-author akhirnya kami mampu menyelesaikan naskah buku pelajaran tersebut dan mengirimkannya ke panitia lomba di Jakarta.

Singkat cerita, setelah melalui serangkaian proses seleksi dan penilaian oleh tim juri, akhirnya buku kami dinyatakan sebagai juara 1 bidang kimia dan berhak memperoleh piagam penghargaan dari Menteri Agama RI dan hadiah sejumlah uang. Karena buku-buku para pemenang dinilai layak untuk diterbitkan dan disebarluaskan ke para siswa, maka akhirnya buku kami diterbitkan secara besar-besaran melalui proyek pengadaan buku di Kementerian Agama RI. Karena sejak awal lomba ada ketentuan dari panitia bahwa hak cipta buku yang menang lomba tetap ada di penulis, maka ketika buku kami diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, kami para penulis tetap berhak atas royalty dari penjualan buku pelajaran tersebut. Dari hadiah dan royalty penerbitan SATU buku kami tersebut - yang awalnya hanyalah sebuah naskah LKS dengan ketebalan 80 halaman yang kami ubah menjadi naskah buku pelajaran dengan ketebalan sekitar 180 halaman - total uang yang kami terima sekitar 300 kali lipat dibandingkan honor penulis dulu ketika menyerahkan naskah tersebut masih berupa LKS.

Setelah memenangkan lomba penulisan buku pelajaran di Kementerian Agama RI tersebut dan menikmati hasilnya hingga penulis mampu membelikan sebuah rumah untuk keluarga kecil penulis (rumah yang sekarang penulis tempati bersama keluarga), penulis akhirnya tertarik untuk terus menekuni bidang penulisan buku. Di lain waktu berikutnya, ketika di fakultas tempat penulis mengabdi (saat mengikuti lomba penulisan buku pelajaran penulis telah lolos seleksi CPNS menjadi dosen PNS) ada edaran tentang seleksi pemberian insentif penulisan naskah buku ajar, penulis pun dengan cepat merespon informasi tersebut dan segera menyusun naskah buku ajar. Penulis memilih mengubah bahan-bahan materi kuliah penulis untuk penulis ubah menjadi naskah buku ajar. Singkat cerita, akhirnya setelah proses seleksi dan penilaian panitia, akhirnya naskah penulis layak untuk memperoleh insentif tersebut. Penulis bersyukur memperoleh insentif penulisan buku ajar tersebut. Informasi awal dari panitia bahwa naskah yang lolos seleksi dan memperoleh insentif akan diterbitkan oleh fakultas, tetapi setelah hampir tiga tahun ternyata tidak ada kabar lagi, maka akhirnya naskah buku ajar penulis tersebut penulis terbitkan di penerbit lain. Sejak itu, penulis terus berlatih menulis dan menikmati aktivitas menulis buku. Sampai saat tulisan ini penulis buat, sudah ada lebih dari 20 buku yang penulis tulis, baik sebagai karya solo maupun dalam bentuk karya bersama (antologi).

Berdasarkan kisah perjalanan dan perjuangan penulis menekuni aktivitas menulis buku di atas, pesan yang ingin penulis sampaikan kepada sahabat pembaca adalah hargailah karya kita setinggi-tingginya dan yakinlah bahwa kalau kita mau berusaha dan terus meningkatkan kualitas diri, insyaAllah suatu saat nanti Allah Swt akan mewujudkan cita-cita dan harapan kita. Ingatlah firman Allah Swt : 

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’d [13] : 11).

Demikian sekilas kisah perjalanan penulis mengawali dan menekuni dunia kepenulisan buku hingga sekarang. Hasil yang penulis peroleh saat ini adalah buah dari dari apa yang dulu penulis perjuangkan. Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dan mungkin menjadi inspirasi bagi sahabat pembaca yang akan/sedang  mengawali menjadi penulis. Salam literasi.
Gumpang Baru, 02/08/2019

*) Penulis adalah dosen, penulis buku, dan pegiat literasi di Universitas Sebelas Maret (UNS), penulis lebih dari 20 buku, dan anggota grup literasi Sahabat Pena Kita (SPK), yang saat ini sedang berjuang menyelesaikan studi doktornya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

6 komentar:

sllinawati mengatakan...

Setuju, Pak Agung. Karena gagal, akan berusaha bangkit. Meski dengan tertatih-tatih, akan terus diperjuangkannya. Salam sukses.

Agung Nugroho Catur Saputro,S.Pd.,M.Sc. mengatakan...

Matur nuwun komentarnya bu Lina. Semoga kita termasuk para pejuang kesuksesan. Salam sukses dan bahagia selalu.

astutiamudjono.wordpress.com mengatakan...

Perjuangan yang luarbiasa dan terus berproses menjadi penulis hebat

Anonim mengatakan...

Matur nuwun bu Astuti. Mencoba menjadi pembelajar sejati di bidang literasi menulis. Salam sukses dan bahagia selalu.

Agung Nugroho Catur Saputro mengatakan...

Matur nuwun bu Astuti. Mencoba menjadi pembelajar sejati di bidang literasi menulis. Salam sukses dan bahagia selalu.

ifasaputro mengatakan...

Kisah perjuangan yang inspiratif

Postingan Populer