Powered By Blogger

Kamis, 27 Mei 2021

Membangun Bangsa Kreatif Melalui Pembelajaran Skill Abad 21

 

Sumber Gambar : https://www.cleverism.com/idea-generation-problem-solving-using-scamper-technique/

Membangun Bangsa Kreatif Melalui Pembelajaran Skill Abad 21

 

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

 

Pendahuluan

Jepang pernah menjadi negara yang hancur dan lumpuh pasca  dijatuhkannya dua buah bom atom oleh tentara sekutu yang menjadi penyebab kekalahannya dalam Perang Dunia II. Melihat negaranya yang hancur tersebut, pemerintah Jepang tidak tinggal diam dan hanya meratapi nasib. Mereka segera bangkit membangun negaranya kembali dan berkreasi dengan menghasilkan produk-produk teknologi yang inovatif. Dalam waktu yang relatif singkat, Jepang telah mengubah diri dari negara yang hancur karena perang menjadi negara maju yang produktif dengan produk teknologinya yang inovatif hingga mampu  menembus perdagangan di negara-negara lain, dan bahkan mampu bersaing dengan produk teknologi negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat. Jiwa kreativitas dan semangat berinovasi telah mengantarkan Jepang menjadi salah satu negara paling maju di dunia.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan banyak keunggulan, baik keunggulan dalam jumlah sumber daya manusia, keunggulan keanekaragaman sumber daya alam, keunggulan demografis, maupun keunggulan kelimpahan sumber energi alami. Dengan begitu banyaknya keunggulan yang dimiliki, bangsa Indonesia sangat berpotensi menjadi negara yang besar, maju, dan makmur. Tetapi mengapa setelah merdeka selama 77 tahun, bangsa Indonesia belum juga menjadi negara yang maju dan sejahtera? Mengapa kemajuan bangsa Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain?

Memperhatikan posisi bangsa Indonesia di dalam kancah pergaulan bangsa-bangsa di dunia, kita patut prihatin dan merasa sedih karena Indonesia masih kalah jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju dan bahkan dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Di banyak sektor kehidupan, Indonesia selalu kalah dengan negara-negara lain. Jika melihat kekayaan alam dan potensi jumlah penduduk yang sangat besar tersebut, mengapa bangsa Indonesia sulit menjadi negara maju? Faktor apakah yang menghambat bangsa Indonesia sulit bersaing dengan negara-negara lain?

Penulis berasumsi bahwa bangsa Indonesia sulit maju kemungkinan karena bangsa Indonesia kurang kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki. Bangsa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam, tetapi masih lebih suka mengekspor bahan mentah dibandingkan produk jadi. Sebaliknya bangsa Indonesia juga suka mengimport produk jadi dari negara lain yang boleh jadi bahan bakunya malah diimport dari dari Indonesia dibandingkan memproduksi sendiri. Di sinilah faktor kekurangan yang dimiliki banngsa Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan teknologi untuk mengolah bahan mentah dari alam menjadi produk-produk industri dan masih lemahnya daya kreativitas orang Indonesia dalam mengolah dan memproses sumber-sumber daya alam menjadi produk-produk teknologi yang maju.

Kreativitas merupakan salah satu skill yang harus dimiliki bangsa Indonesia. Negara-negara lain yang maju pesat karena karena sumber daya manusianya memiliki daya kreativitas yang tinggi. Negara Jerman, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, dan negara-negara lainnya bisa maju pesat karena kreatif. Oleh karena itu, sudah saatnya bangsa Indonesia bangkit dan memajukan kreativitas sumber daya manusianya. Sistem pendidikan nasional, khususnya pendidikan tinggi harus berbenah diri dan berubah mindsetnya dari menghasilkan lulusan calon tenaga kerja menjadi menghasilkan lulusan-lulusan yang kreatif dan kompeten yang mampu menciptakan inovasi-inovasi. Dalam bab ini akan dibahas tentang kreativitas dan implementasinya dalam dunia pendidikan.

Pembahasan

Abad 21 adalah abad yang sangat menuntut dan mengedepankan kreativitas. Di abad 21 ini, hanya orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi saja yang akan survive, sedangkan orang-orang yang miskin kreativitas akan tersinggkir dari persaingan kehidupan. Kreativitas adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap orang di abad 21 ini. Kreativitas merupakan kemampuan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir yang di luar kebiasaan umum. Maka kreativitas merupakan kemampuan yang luar biasa yang berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa.

Menurut Ir. Drs. Djohan Yoga, M.Sc., MoT., Ph.D., seorang International Certified Trainer of CCTS (Creative and Critical Thinking Skills) for ASIA saat memberikan materi TOT Creativity and Innovation kepada 25 orang trainer mindmap certified ThinkBuzan iMindMap Leader, kreativitas merupakan jembatan penghubung antara kemampuan iterasi dengan inovasi. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu yang baru (thinking new thing), sedangkan inovasi adalah kemampuan melakukan sesuatu yang baru (doing new thing). Sedangkan menurut Prof. Edward De Bono, Ph.D., bapak kreativitas dunia, kreativitas itu bersifat from nature to nurture. Kreativitas itu 80% bersifat nurture, artinya kreativitas itu bukan bakat bawaan sejak lahir melainkan sesuatu yang dapat diajarkan. Mitos bahwa kreativitas itu berkaitan dengan keberadaan “gen kreativitas” yang ada dalam diri seseorang tidak memiliki dukungan bukti yang meyakinkan. Kreativitas itu dapat diajarkan (teachable) dan dilatihkan (trainable). Pandangan paradigma lama beranggapan bahwa orang yang kreatif itu adalah orang yang dominan menggunakan otak kanan. Padahal menurut paradigma yang baru, ternyata orang yang kreatif itu adalah orang yang menggunakan otak kanan dan otak kiri secara sinergis (whole brain). Paradigma lama juga berpandangan bahwa kreativitas itu bersifat out of the box, sedangkan paradigma baru beranggapan bahwa kreativitas itu bersifat in side of the box.

Kreativitas harus diajarkan di dalam proses pendidikan. Kreativitas memiliki landasan yang logis, dapat dirumuskan, dan dapat diajarkan kepada orang lain. Paradigma-paradigma baru dan prinsip-prinsip kreativitas harus disampaikan ke peserta didik agar mereka mampu mengubah mindsetnya dari kreativitas hanya dimiliki orang tertentu (otak kanan) dan merupakan bakat bawaan lahir menjadi kreativitas dimiliki semua orang dan dapat dilatih. Jika semua anak sekolah telah berubah mindsetnya tentang kreativitas sesuai paradigma yang baru, maka bangsa Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang kreatif yang jumlahnya sangat melimpah. Bayangkan jika ada ratusan juta penduduk Indonesia yang kreatif, maka bangsa Indonesia akan menjadi negara yang sangat kreatif dan sangat produktif yang  dengan sendirinya akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.

Paradigma-paradigma baru tentang kreativitas yang harus dipahami oleh setiap praktisi pendidikan (pendidik, manajer lembaga pendidikan, pengelola lembaga pendidikan) dalam mengembangkan kreativitas di lingkungan pendidikan adalah 1). Kreativitas itu tidak dilahirkan melainkan dilatihkan., 2). Kreativitas itu tidak dominan menggunakan otak kanan (right brain) melainkan menggunakan otak kanan dan otak kiri (whole brain)., 3). Kreativitas itu dari out of the box menjadi in side the box  (Yoga, 2021).

Beberapa hal yang penting diketahui terkait kreativitas, yaitu 1). Kreativitas ada di setiap orang, 2). Bersifat paradox atau bertentangan dengan hal-hal yang dipercayai secara umum, 3). Bersifat konstruktif atau membangun, 4). Memerlukan keberanian, 5). Berkaitan dengan sudut pandang, 6). Dapat dimunculkan atau dimatikan, 7). Seperti anak kecil, 8). Menerima kerancuan. Prinsip dalam mengembangkan, membelajarkan, dan melatihkan kreativitas kepada peserta didik adalah 1). Kreativitas bersifat “open ended”, jadi akan terus berkembang., 2). Saat ini “belum ada” orang yang berani disebut sebagai “ahli kreativitas” (Yoga, 2021).

Kreativitas merupakan salah satu skill yang harus dimiliki setiap individu yang ingin eksis dan sukses di abad 21. Selain kreativitas, ada skill lain yang dituntut abad 21. Terdapat 4 (empat) keterampilan abad 21 yang dikenal dengan 4Cs, yaitu (1). Critical Thinking (berpikir kritis), (2). Communication (komunikasi), (3). Collaboration (kolaborasi), dan (4). Creativity and Innovation (kreativitas dan inovasi).

Kreativitas itu bersifat nurture yang bermakna dapat diajarkan dan dilatihkan. Karena merupakan skill yang dapat dibelajarkan, maka kita harus mengetahui bagaimana teknik kreativitas tersebut. Dalam implementasinya dalam dunia pendidikan, ada teknik yang dapat dipergunakan untuk mengajarkan kreativitas, yaitu teknik SCAMPER .

SCAMPER merupakan singkatan dari substitute (pergantian), combine (penyederhanaan), adapt (beradaptasi), modify (memodifikasi ukuran, memperbesar/memperkecil), put to another use (mengalihgunakan), eliminate (menghilangkan), reverse/rearrange (mengatur ulang).  Penjelasan dari teknik SCAMPER adalah sebagai berikut:

1.  Substitute : uraikan komponen menjad sub-subkomponen, periksa apakah ada komponen yang dapat diganti agar produk menjadi lebih baik, yaitu lebih murah, lebih aman, dll., tuliskan semua kemungkinan tanpa menilai atau mempertimbangkan secara detail.

2.  Combine : periksa apakah ada komponen yang bisa digabung, penggabungan komponen harus membuat produk menjadi lebih baik, penggabungan bisa juga menjadi produk baru.

3. Adapt : komponen/subkomponen apa saja yang bisa “diadaptasikan”?, adaptasi adalah menyesuaikan dengan kondisi terkini, adaptasi bisa juga oleh terinspirasi oleh “pihak luar” yang disesuaikan dengan kondisi internal dengan menggunakan  prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

4.  Modify: komponen/subkomponen apa saja yang harus diperbesar/diperkecil agar lebih baik, lebih baik bisa berarti lebih dibutuhkan, lebih menguntungkan, lebih aman, lebih murah, dll, proses magnify bisa dilakukan secara “simultan”, artinya proses memperbesar/memperkecil dilakukan secara bersamaan.

5.  Put to another use: apakah produk/jasa yang ada bisa di’alihgunakan”?, apakah ada limbah yang selama ini dibuang/dijual murah bisa diubah menjadi lebih berguna/mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi?.

6.   Eliminate: apakah ada komponen/subkomponen yang bisa dihilangkan?, biasanya yang jadi fokus adalah komponen/subkomponen yang mahal, rumit, bahaya, susah disimpan, tidak baik untuk menunjang hidup sehat, dll.

7.  Reverse/rearrange: apakah ada komponen/subkomponen yang bisa “dibalik” atau didaur ulang agar lebih baik?, komponen/subkomponen yang dibalik bisa berarti pola waktu, komponen urutan kerja, dll.

Penutup 

Bangsa Indonesia sangat berpotensi menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Dengan strategi pengelolaan sumber daya alam yang profesional dan pemberdayaan sumber daya manusia secara baik, maka loncatan kemajuan akan dialami oleh bangsa Indonesia. Dengan membangun dan membangkitkan jiwa kreativitas dan inovatif di setiap warga Indonesia, maka secara akumulatif bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kreatif, yang dengan sendirinya akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.

Kreativitas bukanlah kemampuan yang dibawa sejak lahir. Kreativitas bersifat nurture, bukan nature. Jadi siapapun dapat belajar menjadi kreatif. Kreativitas bukan hanya menggunakan kemampuan otak kanan, melainkan menggunakan otak kanan dan otak kiri secara sinergis. Kreativitas merupakan kemampuan yang dapat diajarkan dan dilatihkan melalui proses pendidikan. Dalam implementasi di dunia pendidikan, kreativitas dapat dibelajarkan melalui teknik SCAMPER. []

 

_____________________________________________________

Biodata Penulis

 

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 50 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan SINTA 3, Auditor internal Certified Internal Quality Audit ISO 9001 : 2008, Certified ThinkBuzan iMindMap Leader (UK),  Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), dan Certified ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation-CTFAI (UK). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung   Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer