Sumber Gambar : https://www.cleverism.com/idea-generation-problem-solving-using-scamper-technique/ |
Membangun
Bangsa Kreatif Melalui Pembelajaran Skill Abad 21
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Pendahuluan
Jepang pernah menjadi negara yang
hancur dan lumpuh pasca dijatuhkannya
dua buah bom atom oleh tentara sekutu yang menjadi penyebab kekalahannya dalam
Perang Dunia II. Melihat negaranya yang hancur tersebut, pemerintah Jepang
tidak tinggal diam dan hanya meratapi nasib. Mereka segera bangkit membangun
negaranya kembali dan berkreasi dengan menghasilkan produk-produk teknologi yang
inovatif. Dalam waktu yang relatif singkat, Jepang telah mengubah diri dari negara
yang hancur karena perang menjadi negara maju yang produktif dengan produk
teknologinya yang inovatif hingga mampu menembus perdagangan di negara-negara lain,
dan bahkan mampu bersaing dengan produk teknologi negara-negara maju di Eropa
dan Amerika Serikat. Jiwa kreativitas dan semangat berinovasi telah
mengantarkan Jepang menjadi salah satu negara paling maju di dunia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
besar dengan banyak keunggulan, baik keunggulan dalam jumlah sumber daya
manusia, keunggulan keanekaragaman sumber daya alam, keunggulan demografis,
maupun keunggulan kelimpahan sumber energi alami. Dengan begitu banyaknya keunggulan
yang dimiliki, bangsa Indonesia sangat berpotensi menjadi negara yang besar,
maju, dan makmur. Tetapi mengapa setelah merdeka selama 77 tahun, bangsa
Indonesia belum juga menjadi negara yang maju dan sejahtera? Mengapa kemajuan
bangsa Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain?
Memperhatikan posisi bangsa
Indonesia di dalam kancah pergaulan bangsa-bangsa di dunia, kita patut prihatin
dan merasa sedih karena Indonesia masih kalah jauh tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara maju dan bahkan dibandingkan dengan negara-negara tetangga
di kawasan ASEAN. Di banyak sektor kehidupan, Indonesia selalu kalah dengan negara-negara
lain. Jika melihat kekayaan alam dan potensi jumlah penduduk yang sangat besar
tersebut, mengapa bangsa Indonesia sulit menjadi negara maju? Faktor apakah
yang menghambat bangsa Indonesia sulit bersaing dengan negara-negara lain?
Penulis berasumsi bahwa bangsa
Indonesia sulit maju kemungkinan karena bangsa Indonesia kurang kreatif dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki. Bangsa Indonesia memiliki kekayaan
sumber daya alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam, tetapi masih lebih suka
mengekspor bahan mentah dibandingkan produk jadi. Sebaliknya bangsa Indonesia
juga suka mengimport produk jadi dari negara lain yang boleh jadi bahan bakunya
malah diimport dari dari Indonesia dibandingkan memproduksi sendiri. Di sinilah
faktor kekurangan yang dimiliki banngsa Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan
teknologi untuk mengolah bahan mentah dari alam menjadi produk-produk industri dan
masih lemahnya daya kreativitas orang Indonesia dalam mengolah dan memproses
sumber-sumber daya alam menjadi produk-produk teknologi yang maju.
Kreativitas merupakan salah satu
skill yang harus dimiliki bangsa Indonesia. Negara-negara lain yang maju pesat karena
karena sumber daya manusianya memiliki daya kreativitas yang tinggi. Negara Jerman,
Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, dan negara-negara
lainnya bisa maju pesat karena kreatif. Oleh karena itu, sudah saatnya bangsa
Indonesia bangkit dan memajukan kreativitas sumber daya manusianya. Sistem pendidikan
nasional, khususnya pendidikan tinggi harus berbenah diri dan berubah
mindsetnya dari menghasilkan lulusan calon tenaga kerja menjadi menghasilkan
lulusan-lulusan yang kreatif dan kompeten yang mampu menciptakan
inovasi-inovasi. Dalam bab ini akan dibahas tentang kreativitas dan
implementasinya dalam dunia pendidikan.
Pembahasan
Abad 21 adalah abad yang sangat
menuntut dan mengedepankan kreativitas. Di abad 21 ini, hanya orang-orang yang memiliki
kreativitas tinggi saja yang akan survive,
sedangkan orang-orang yang miskin kreativitas akan tersinggkir dari persaingan
kehidupan. Kreativitas adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap
orang di abad 21 ini. Kreativitas merupakan kemampuan melihat sesuatu yang
tidak bisa dilihat orang lain. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir yang di
luar kebiasaan umum. Maka kreativitas merupakan kemampuan yang luar biasa yang
berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa.
Menurut Ir. Drs. Djohan Yoga,
M.Sc., MoT., Ph.D., seorang International Certified Trainer of CCTS (Creative
and Critical Thinking Skills) for ASIA saat memberikan materi TOT Creativity
and Innovation kepada 25 orang trainer mindmap certified ThinkBuzan iMindMap
Leader, kreativitas merupakan jembatan penghubung antara kemampuan iterasi
dengan inovasi. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu yang baru
(thinking new thing), sedangkan
inovasi adalah kemampuan melakukan sesuatu yang baru (doing new thing). Sedangkan menurut Prof. Edward De Bono, Ph.D., bapak
kreativitas dunia, kreativitas itu bersifat from
nature to nurture. Kreativitas itu 80% bersifat nurture, artinya kreativitas itu bukan bakat bawaan sejak lahir
melainkan sesuatu yang dapat diajarkan. Mitos bahwa kreativitas itu berkaitan
dengan keberadaan “gen kreativitas” yang ada dalam diri seseorang tidak
memiliki dukungan bukti yang meyakinkan. Kreativitas itu dapat diajarkan (teachable) dan dilatihkan (trainable). Pandangan paradigma lama beranggapan
bahwa orang yang kreatif itu adalah orang yang dominan menggunakan otak kanan.
Padahal menurut paradigma yang baru, ternyata orang yang kreatif itu adalah
orang yang menggunakan otak kanan dan otak kiri secara sinergis (whole brain). Paradigma lama juga
berpandangan bahwa kreativitas itu bersifat out
of the box, sedangkan paradigma baru beranggapan bahwa kreativitas itu
bersifat in side of the box.
Kreativitas harus diajarkan di
dalam proses pendidikan. Kreativitas memiliki landasan yang logis, dapat
dirumuskan, dan dapat diajarkan kepada orang lain. Paradigma-paradigma baru dan
prinsip-prinsip kreativitas harus disampaikan ke peserta didik agar mereka
mampu mengubah mindsetnya dari kreativitas hanya dimiliki orang tertentu (otak
kanan) dan merupakan bakat bawaan lahir menjadi kreativitas dimiliki semua
orang dan dapat dilatih. Jika semua anak sekolah telah berubah mindsetnya
tentang kreativitas sesuai paradigma yang baru, maka bangsa Indonesia akan
memiliki sumber daya manusia yang kreatif yang jumlahnya sangat melimpah.
Bayangkan jika ada ratusan juta penduduk Indonesia yang kreatif, maka bangsa
Indonesia akan menjadi negara yang sangat kreatif dan sangat produktif
yang dengan sendirinya akan menjadikan
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
Paradigma-paradigma baru tentang
kreativitas yang harus dipahami oleh setiap praktisi pendidikan (pendidik,
manajer lembaga pendidikan, pengelola lembaga pendidikan) dalam mengembangkan kreativitas
di lingkungan pendidikan adalah 1). Kreativitas itu tidak dilahirkan melainkan
dilatihkan., 2). Kreativitas itu tidak dominan menggunakan otak kanan (right brain) melainkan menggunakan otak
kanan dan otak kiri (whole brain).,
3). Kreativitas itu dari out of the box
menjadi in side the box (Yoga, 2021).
Beberapa hal yang penting diketahui
terkait kreativitas, yaitu 1). Kreativitas ada di setiap orang, 2). Bersifat
paradox atau bertentangan dengan hal-hal yang dipercayai secara umum, 3).
Bersifat konstruktif atau membangun, 4). Memerlukan keberanian, 5). Berkaitan
dengan sudut pandang, 6). Dapat dimunculkan atau dimatikan, 7). Seperti anak
kecil, 8). Menerima kerancuan. Prinsip dalam mengembangkan, membelajarkan, dan
melatihkan kreativitas kepada peserta didik adalah 1). Kreativitas bersifat “open ended”, jadi akan terus
berkembang., 2). Saat ini “belum ada” orang yang berani disebut sebagai “ahli
kreativitas” (Yoga, 2021).
Kreativitas merupakan salah satu
skill yang harus dimiliki setiap individu yang ingin eksis dan sukses di abad
21. Selain kreativitas, ada skill lain yang dituntut abad 21. Terdapat 4
(empat) keterampilan abad 21 yang dikenal dengan 4Cs, yaitu (1). Critical Thinking (berpikir kritis),
(2). Communication (komunikasi), (3).
Collaboration (kolaborasi), dan (4). Creativity and Innovation (kreativitas
dan inovasi).
Kreativitas itu bersifat nurture yang bermakna dapat diajarkan
dan dilatihkan. Karena merupakan skill yang dapat dibelajarkan, maka kita harus
mengetahui bagaimana teknik kreativitas tersebut. Dalam implementasinya dalam
dunia pendidikan, ada teknik yang dapat dipergunakan untuk mengajarkan kreativitas,
yaitu teknik SCAMPER .
SCAMPER merupakan singkatan dari substitute (pergantian), combine (penyederhanaan), adapt (beradaptasi), modify (memodifikasi ukuran, memperbesar/memperkecil),
put to another use (mengalihgunakan),
eliminate (menghilangkan), reverse/rearrange (mengatur ulang). Penjelasan dari teknik SCAMPER adalah sebagai
berikut:
1. Substitute : uraikan komponen menjad sub-subkomponen,
periksa apakah ada komponen yang dapat diganti agar produk menjadi lebih baik,
yaitu lebih murah, lebih aman, dll., tuliskan semua kemungkinan tanpa menilai
atau mempertimbangkan secara detail.
2. Combine : periksa apakah ada komponen yang bisa digabung, penggabungan
komponen harus membuat produk menjadi lebih baik, penggabungan bisa juga
menjadi produk baru.
3. Adapt : komponen/subkomponen apa saja yang bisa “diadaptasikan”?,
adaptasi adalah menyesuaikan dengan kondisi terkini, adaptasi bisa juga oleh
terinspirasi oleh “pihak luar” yang disesuaikan dengan kondisi internal dengan
menggunakan prinsip ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi).
4. Modify: komponen/subkomponen apa saja yang harus diperbesar/diperkecil
agar lebih baik, lebih baik bisa berarti lebih dibutuhkan, lebih menguntungkan,
lebih aman, lebih murah, dll, proses magnify bisa dilakukan secara “simultan”,
artinya proses memperbesar/memperkecil dilakukan secara bersamaan.
5. Put to another use: apakah produk/jasa yang ada bisa
di’alihgunakan”?, apakah ada limbah yang selama ini dibuang/dijual murah bisa
diubah menjadi lebih berguna/mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi?.
6. Eliminate: apakah ada komponen/subkomponen yang bisa
dihilangkan?, biasanya yang jadi fokus adalah komponen/subkomponen yang mahal,
rumit, bahaya, susah disimpan, tidak baik untuk menunjang hidup sehat, dll.
7. Reverse/rearrange: apakah ada komponen/subkomponen yang bisa
“dibalik” atau didaur ulang agar lebih baik?, komponen/subkomponen yang dibalik
bisa berarti pola waktu, komponen urutan kerja, dll.
Penutup
Bangsa Indonesia sangat berpotensi
menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Dengan strategi pengelolaan sumber daya
alam yang profesional dan pemberdayaan sumber daya manusia secara baik, maka
loncatan kemajuan akan dialami oleh bangsa Indonesia. Dengan membangun dan
membangkitkan jiwa kreativitas dan inovatif di setiap warga Indonesia, maka
secara akumulatif bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kreatif, yang
dengan sendirinya akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
Kreativitas bukanlah kemampuan yang
dibawa sejak lahir. Kreativitas bersifat nurture,
bukan nature. Jadi siapapun dapat
belajar menjadi kreatif. Kreativitas bukan hanya menggunakan kemampuan otak
kanan, melainkan menggunakan otak kanan dan otak kiri secara sinergis. Kreativitas
merupakan kemampuan yang dapat diajarkan dan dilatihkan melalui proses
pendidikan. Dalam implementasi di dunia pendidikan, kreativitas dapat
dibelajarkan melalui teknik SCAMPER. []
_____________________________________________________
Biodata
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar