MANFAAT
MENULIS BUKU SEBAGAI BUKTI EKSISTENSI DIRI
Oleh
:
Agung
Nugroho Catur Saputro
Question :
Kak, adek ingin tahu apa saja sih manfaat
kita menulis?
Answer :
Beneran nih adek pingin
tahu? Baiklah akan kakak jelaskan. Menulis itu ibaratnya menuangkan isi pikiran
yang ada di kepala. Menulis adalah mengubah isi pikiran kita menjadi bentuk
tulisan. Nah, di antara manfaat dari menulis adalah sebagai bukti eksistensi diri
Waktu kita hidup di
dunia ini tidak lama, bahkan sangat singkat dibandingkan usia dunia ini. Orang
Jawa menganalogikan sangat singkatnya waktu atau usia manusia hidup di dunia
ini dengan ungkapan "Urip ning dunya
mung koyo wong mampir ngombe" (terj. Hidup di dunia bagaikan orang
mampir minum saja).
Ungkapan orang Jawa
tersebut mengandung makna bahwa kehidupan manusia di dunia memang sangat
singkat dibandingkan waktu dunia, ibaratnya waktu orang mampir untuk minum itu
pasti sangat singkat dibandingkan usia keseluruhan orang tersebut. Berapa lama
waktu yang kita butuhkan ketika minum? Paling antara 1-2 menit. Bandingkan
waktu minum yang antara 1-2 menit tersebut dengan keseluruhan waktu hidup kita?
Dari perbandingan ini, kita pasti bisa memahami bahwa waktu untuk kita minum
(representasi waktu hidup di dunia) sangat-sangat singkat. Maka tepat sekali
orang Jawa zaman dulu dalam membuat perumpamaan atau analogi tersebut.
Dengan usia hidup yang
sangat singkat tersebut, apa yang telah dan akan kita lakukan agar eksistensi
kita diakui? Apa yang telah dan akan kita lakukan agar kita dikenang sepanjang
masa walau ketika nanti kita sudah meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini?
Dalam salah satu hadis,Rasulullah Saw pernah bersabda, "Jika anak keturunan manusia telah meninggal, maka terputuslah
seluruh (pahala) amal-amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu
yang dimanfaatkan dan doa anak shalih/shalihah untuk kedua orang tuanya"
(HR. Muslim). Dari hadis Rasulullah Saw ini, saya ingin lebih fokus membahas
tentang ilmu yang bermanfaat.
Ilmu yang bermanfaat
merupakan salah satu perkara yang tidak pernah putus aliran pahalanya walau
sang pemilik ilmu telah tiada. Ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu amal
yang berkesinambungan aliran pahala kebaikannya yang menembus batas-batas ruang
dan waktu. Kalau kehidupan kita di dunia ini dibatasi oleh dinding-dinding
pembatas waktu, maka ilmu yang kita miliki dan memberikan manfaat untuk orang
lain justru mampu menembus batas-batas waktu tersebut. Perhatikan penjelasan
tersebut, betapa Allah Swt sungguh-sungguh peduli dan care pada kita? Walau
umur kita dibatasi tetapi Allah Swt tidak membatasi aktivitas kebaikan kita
melalui kemanfaatan ilmu yang kita miliki. Sungguh Allah Swt sangat sayang pada
umat-Nya. Subhanallah..
Sekarang marilah kita
renungkan, bagaimana cara kita agar ilmu kita bertahan lama dan terus
bermanfaat? Maka jawabannya adalah ilmu kita tersebut harus diikat dalam suatu
media sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan orang sampai kapanpun. Nah, salah
satu media pengikat ilmu adalah tulisan, dan kumpulan tulisan-tulisan ilmu
tersebut dapat disatukan dalam bentuk BUKU, baik buku cetak maupun buku digital
(ebook). Ya, buku dapat menjadi sarana keterlaksanaan dari isi hadis Rasulullah
Saw di atas.
Perhatikan wahyu
pertama yang diterima Rasulullah Saw, berbunyi IQRA' ! (bacalah). Coba
pikirkan, perintah dalam firman Allah Swt tersebut hanya dapat terlaksana jika
ada objek yang dibaca. Apakah objek yang dibaca? Bacaan. Ya, bacaan adalah
objek yang diperlukan untuk melaksanakan perintah dalam wahyu pertama tersebut.
Bacaan itu bisa berupa tulisan dalam bentuk buku. Jadi, buku adalah salah satu
media sarana untuk melaksanakan perintah iqra' dan penulis buku adalah orang
yang baik karena telah berjasa menjadi perantara keterlaksanaan wahyu pertama
tersebut. Betapa beruntungnya para penulis (buku, majalah, jurnal, dll) karena
turut serta membantu tercapainya tujuan diturunkannya wahyu pertama.
Melalui menulis,
seorang penulis akan mampu menembus batas ruang dan waktu untuk mewujudkan
kebermanfaatan dari ilmu-ilmu yang dimilikinya yang telah diikatnya dalam wujud
tulisan di buku-bukunya. Melalui tulisan dan menerbitkannya dalam bentuk buku,
ilmu seseorang dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh siapapun, kapanpun, dan di
manapun. Inilah yang saya maksud dengan ungkapan "ilmu yang diikat melalui
media tulisan dan dibukukan akan mampu menembus batas-batas dinding ruang dan
waktu". Dan tentunya, kalau ilmu seseorang mampu menembus batas ruang dan
waktu maka pastilah kebermanfaatan ilmunya juga akan mampu menembus batas ruang
dan waktu.
Selain bisa menjadi
sarana menyebarkan manfaat (kebaikan) yang dapat menembus batas ruang (lintas
wilayah) dan waktu (lintas generasi), tulisan (yang dibukukan) juga mampu
menjadi bukti eksistensi seseorang.
Ingat peribahasa "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati
meninggalkan belang, manusia mati...? Jawabannya adalah meninggalkan nama. Nah,
sekarang bagaimana cara kita meninggalkan "nama" kita agar dikenal
oleh generasi yang akan datang? Di manakah kita akan meletakkan
"nama" kita agar dikenang oleh generasi masa depan? Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini ada di BUKU. Ya, buku bisa menjadi alternatif sarana/media
dan cara kita meninggalkan "nama" kita agar dikenal dan dikenang
orang-orang di masa depan. Buku bisa menjadi bukti dan saksi atas eksistensi
kita di masa sekarang untuk diketahui oleh orang-orang generasi masa depan. WaAllahu a'lam. []
___________________________________
Biodata
Penulis
Agung Nugroho Catur Saputro,
S.Pd., M.Sc., ICT. adalah dosen
di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
(UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1
Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana
(S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana
tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai
tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3
Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai
dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih
dari 50 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1
Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian
Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia
dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan SINTA 3, Auditor
internal Certified Internal Quality Audit SMM ISO 9001:2008, Internatioal Certified
ThinkBuzan iMindMap Leader (UK), Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia),
dan International Certified ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation-CTFAI (UK).
Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook :
Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar