Powered By Blogger

Kamis, 22 Agustus 2024

BELAJAR DENGAN MENGIMITASI

 

BELAJAR DENGAN MENGIMITASI

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini telah dibekali oleh Allah SWT sebuah kemampuan untuk meniru (imitasi). Selama tumbuh berkembang, anak juga melakukan proses belajar mengenal kehidupannya. Si anak akan belajar mengeksplorasi potensi diri dan kemampuan yang dititipkan sang Pencipta pada dirinya.

Berangkat dari pemahaman tersebut di atas, maka memperlihatkan dan/atau memperdengarkan perbuatan-perbuatan baik kepada anak kecil adalah cara yang baik untuk membelajarkan pengetahuan tentang perbuatan baik kepada anak. Karena setiap anak sudah membawa bekal kemampuan meniru apa-apa yang dilihatnya, maka dengan sendirinya anak akan belajar menirukan perbuatan yang diperlihatkan orang tuanya.

Demikian pula dalam mengenalkan ajaran agama kepada anak. Misalnya, bagaimana cara mengajarkan gerakan sholat kepada anak? Bagaimana cara mengajak anak agar mau membaca Al-Quran? Bagaimana cara mengajarkan anak tentang ucapan-ucapan yang baik? Jawaban dari semua pertanyaan tersebut adalah dengan memperlihatkan kemampuan/pengetahuan yang dimaksud kepada anak agar anak melihat sendiri dan secara alami akan menirunya. Ingatlah bagaimana metode Rasulullah Saw dalam mengajarkan sholat kepada para sahabatnya "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihatku sholat".

Demikianlah yang sedang kami coba implementasikan pada proses pendidikan bidadari kecil kami. Kami mencoba menggunakan metode pembelajaran Rasulullah Saw ketika mendidik para sahabatnya. Kami mencoba menyediakan lingkungan yang kondusif untuk proses belajar mengimitasi bagi gadis kecil kami. Kami berusaha mengajak gadis kecil kami untuk ikut terlibat di aktivitas yang kami lakukan untuk mengenalkan dan membelajarkan kepadanya.

Seperti ketika kami ingin mengenalkan ibadah sholat kepada gadis kecil kami, maka kami pun membelikan dia mukena dan sajadah lengkap sesuai dengan warna kesukaannya yaitu warna pink. Setiap mau sholat berjamaah, kami mengajak putri kecil kami untuk ikut sholat dan memakaikannya mukena. Demikian pula dengan aktivitas rutin membaca Al-Quran di keluarga kami, si kecil juga ikut-ikutan menirukan gaya kami membaca Al-Quran dengan menggunakan Al-Quran kecil yang dulu sering dibaca papinya ketika muda.

Demikianlah usaha kami dalam membelajarkan ajaran agama kepada putri kecil kami melalui memberdayakan kemampuan mengimitasi yang dimilikinya. Kami sebagai orang tua hanya berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi proses belajar anak.

Orang tua adalah pendidik pertama bagi anaknya. Oleh karena itu fungsi orang tua sebagai fasilitator, mediator, motivator, maupun inspirator dalam proses pendidikan keluarga harus dimaksimalkan sehingga anak menjalani fungsi perkembangannya secara alami dan maksimal. []

Gumpang Baru, 30 Juli 2020

Tidak ada komentar:

Postingan Populer