Powered By Blogger

Kamis, 22 Agustus 2024

MEMELIHARA SPIRIT MENULIS

 


MEMELIHARA SPIRIT MENULIS

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 

Menulis bukanlah aktivitas yang mudah dilakukan. Menulis memang berat bagi kebanyakan orang. Tetapi aktivitas menulis bisa menjadi mudah dan ringan dilakukan manakala dilakukan secara rutin. Segala aktivitas jika dilakukan secara rutin dan terus-menerus akan menjadi terasa ringan. Demikian pula dengan aktivitas menulis, perlu ke-ajeg-an dan komitmen tinggi untuk mampu menjadi seorang penulis. Menulis membutuhkan kemauan dan kemampuan. Antara kemauan dan kemampua, maka factor kemauan yang lebih utama. Seseorang yang mampu menulis tapi tidak ada kemauan untuk menulis, maka tidak akan menghasilkan tulisan. Sementara orang yang tidak mampu tetapi memiliki kemauan untuk menulis, maka ia akan semangat belajar menulis dan akhirnya akan mampu menghasilkan tulisan.

Untuk mampu menulis secara rutin dan terus-menerus memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Kuncinya hanya pada kemauan untuk secara kontinyu menulis setiap waktu. Komitmen mau menulis setiap waktu (hari, minggu, bulan) menjadi kunci kesuksesan seseorang dalam menekuni dunia kepenulisan. Menulis tidak membutuhkan banyak sarana prasarana, hanya kemauan dan kemampuan untuk action menulis saja yang dibutuhkan. Media menulis bisa bermacam-macam, misalnya seperti buku tulis, handphone, laptop, tablet, dan lain sebagainya.

 Upaya memelihara spirit menulis dapat dilakukan melalui berinteraksi dengan para penulis lain. Dengan berinteraksi dengan para penulis lain yang produktif menulis, maka aura spirit menulisnya akan mempengaruhi diri kita. Dengan bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang yang rutin menulis, maka kita juga akan tertulari kebiasaan menulisnnya. Cara berinteraksi dengan para penulis lain yang produktif menulis adalah melalui bergabung ke dalam komunitas menulis yang aktif menulis. Di dalam komunitas menulis yang hidup, maka suasana dan semangat menulis para anggota komunitas akan mendorong setiap anggotanya juga ingin mampu produktif menulis.

Sahabat Pena Kita (SPK) yang sebelumnya bernama Sahabat Pena Nusantara (SPN) merupakan salah satu komunitas menulis yang masih eksis hingga sekarang. Komunitas menulis Sahabat Pena Kita (SPK) telah berusia lima tahun lebih dan telah berbadan hukum sesuai surat keputusan dari Kemenkumham RI. Di usinya yang dibilang masih muda tersebut, grup SPK telah menunjukkan hasil kerja nyata. Sudah cukup banyak buku yang telah ditulis oleh para anggota grup SPK dan menerbitkannya sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Selain buku-buku karya anggota SPK yang diterbitkan dalam bentuk buku antologi, para anggota grup SPK juga banyak yang menerbitkan buku tunggal.

Grup SPK terus berusaha mendorong dan memfasilitasi para anggotanya untuk terus belajar menulis dan meningkatkan keterampilan menulisnya melalui program menulis Setoran Wajib dan Setoran Sunnah. Program menulis rutin setiap bulan berupa Setoran Wajib dan Setoran Sunnah merupakan wujud nyata usaha pengurus grup SPK untuk mendorong, melatih, dan memfasilitasi seluruh anggota grup SPK untuk disiplin dan konsiten menulis setiap bulannya. Dengan membiasakan dan melatih diri menulis secara rutin dan disiplin menulis minimal satu artikel tulisan setiap bulannya, diharapkan setiap anggota grup SPK akan mampu memelihara spirit menulisnya.

Demikianlah yang diharapkan para sesepuh grup SPK agar setiap anggota grup SPK bisa menjaga spirit menulisnya dengan disiplin dan komitmen mengirimkan tulisan setoran wajibnya. Hal itu dikarenakan spirit menulis itu bisa mengalami fluktuasi setiap saat. Terkadang semangat menulis seseorang bisa begitu tinggi sehingga bisa menghasilkan banyak tulisan dalam waktu yang singkat, tetapi terkadang juga spirit menulis mengalami kemunduran sehingga bahkan dalam sebulan pun tidak mampu menghasilkan satu tulisanpun. Inilah yang sangat ditekankan oleh para pembina (sesepuh) grup SPK agar semua anggota grup SPK berusaha menjaga spirit menulisnya dengan melalui komitmen mengirimkan tulisan setoran wajib setiap bulannya.

            Sejak bergabung menjadi anggota grup SPK di tahun 2019, saya berusaha mematuhi aturan komunitas yaitu komitmen mengirimkan tulisan setoran wajib setiap bulan. Selama menjadi anggota grup SPK, alhamdulilah saya belum pernah mendapat status “pentol merah” yang artinya saya tidak pernah bolos mengirimkan tulisan setoran wajib. Memang sejak awal memutuskan bergabung di grup SPK, saya telah memantapkan diri untuk memanfaatkan komunitas menulis sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan menulis dan mendisiplinkan diri agar bisa rutin menulis. Bergabung di grup SPK saya pergunakan sebagai sarana memelihara spirit menulis yang sering turun. Dengan berada di lingkungan yang kondusif di antara para penulis, saya akan termotivasi untuk terus belajar menulis sehingga saya bisa lebih disiplin dalam menulis setiap waktu.

            Salah satu permasalahan yang dihadapi semua komunitas menulis adalah bagaimana mendorong anggota komunitas mau disiplin menulis. Hal itu dikarenakan dalam sebuah komunitas menulis, ada beragam karakter anggotanya. Ada anggota yang sudah bisa rutin menulis, ada anggota yang menulis hanya ketika mood saja, ada anggota yang menulis jika dimotivasi, dan ada anggota yang jarang menulis alias hanya sebaga silent reader. Berbagai karakter anggota yang berbeda-beda tersebut harus mendapat perhatian khusus dari pengurus komunitas. Pengurus komunitas harus berupaya mendesain program komunitas yang dapat mendorong dan memfasilitasi anggota komunitas bisa belajar menulis dan akhirnya terbangun spirit menulisnya. Target akhir yang diharapkan adalah setiap anggota mampu disiplin menulis setiap waktu dalam kondisi apapun, baik ketika ada mood atau tidak, dan ketika kondisi sibuk maupun longgar.

            Dalam lingkup komunitas menulis grup SPK, pengurus grup SPK terus berusaha memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk produktif menulis. Pengurus grup SPK menyadari bahwa membangkitkan dan memelihata spirit menulis memanglah tidak mudah. Memotivasi diri sendiri untuk menulis tidaklah ringan. Oleh karena itu, perlu ada stimulus eksternal untuk membantu membangkitkan spirit menulis para anggota grup. Karena masing-masing anggota memiliki bakat dan minat tersendiri terhadap genre tulisan, maka mendesain program menulis yang mengakomodir berbagai genre tulisan adalah sebuah langkah yang sangat  baik.

Dengan mendesain program menulis setoran wajib yang mengakomodir karakteristik berbagai genre tulisan anggota, maka diharapkan grup SPK akan semakin bergeliat dalam membumikan budaya literasi menulis dan membaca. Dalam program setoran wajib yang didesain oleh pengurus SPK sekarang di bawah kepimpinan ibu Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd. yang mengakomodir karakteristik genre tulisan anggota grup dengan menyediakan fasilitas tulisan mandiri sebagai tulisan setoran wajib, maka diharapkan semua anggota grup SPK kembali bangkit semangat menulisnya. Jika sebelumnya ada anggota yang tidak mengirim tulisan setoran wajib dikarenakan alasan tema setoran wajib sulit atau kurang dikuasai, maka sekarang anggota diperbolehkan mengirimkan tulisan sesuai genre yang dikuasai sebagai tulisan setoran wajib.

Setelah bergabung di grup SPK selama lima tahun ini, saya melihat fenomena bahwa tidak semua anggota grup serius menekuni aktivitas menulis. Hal ini terlihat dari rekapan data setoran wajib setiap bulan yang mana masih ada anggota grup yang tidak mengirimkan tulisan setoran wajib. Menurut pendapat saya, ketika seseorang memutuskan diri untuk bergabung ke dalam sebuah komunitas menulis, maka seharusnya ia tidak hanya pasif dengan menjadi silent reader saja, melainkan harus aktif meningkatkan kemampuan menulisnya dengan rutin belajar menulis. Hanya dengan latihan menulis terus-menerus dan menjaga komitmen sebagai anggota grup SPK untuk disiplin mengirimkan tulisan setoran wajib, maka kemampuan menulis akan semakit meningkat. Dengan desain program menulis wajib yang semakin mengakomodir karakteristik anggota grup SPK, semoga komunitas menulis Sahabat Pena Kita (SPK) tetap eksis dan semakin menunjukkan kiprahnya dalam membudayakan literasi menulis dan membaca di bumi nusantara. Amin. []

 

Surakarta, 30 Juli 2024

Tidak ada komentar:

Postingan Populer