Powered By Blogger

Kamis, 29 Agustus 2024

FREE WRITING: MENULIS YANG MENYENANGKAN

 


FREE WRITING: MENULIS YANG MENYENANGKAN

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Menulis merupakan aktivitas yang masih dianggap banyak orang sebagai aktivitas yang berat dan membosankan. Hal itu dikarenakan menulis harus diawali dulu dengan menyiapkan bahan tulisan. Bahan tulisan tersebut bisa dikumpulkan setelah membaca banyak bacaan atau referensi. Jadi menulis bukan hanya menulis saja melainkan menulis dan membaca. Padahal aktivitas membaca juga masih dianggap aktivitas yang berat dan membosankan. Di sinilah terjadi titik temu mengapa menulis dianggap berat karena menulis menjadi akumulasi dari dua aktivitas yang berat, yaitu membaca kemudian menulis. Membaca saja sudah berat, apalagi ditambah harus menuliskannya, makin tambah berat. Demikianlah kurang lebih anggapan masyarakat umum. Oleh karena itu, profesi penulis tidak begitu banyak ditekuni orang. Hanya orang-orang tertentu yang memang memiliki minat yang tinggi pada aktivitas membaca dan menulis saja yang mau menekuni aktivitas menulis.   

            Sebenarnya aktivitas menulis tidaklah sepenuhnya berat. Hal itu tergantung pada apa yang akan ditulis, yang selanjutnya disebut jenis tulisan. Jika tulisan yang mau ditulis adalah jenis tulisan ilmiah, maka jelas pasti membutuhkan referensi-referensi pendukung. Menulis tulisan ilmiah harus diawali dari membaca referensi-referensi ilmiah. Tulisan ilmiah tidak bisa dihasilkan hanya dari berpikir bebas. Jenis tulisan ilmiah sudah memiliki gaya atau pakem tersendiri yang membedakannya dengan gaya atau jenis tulisan lainnya. Maka untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan ilmiah memang dituntut sebelumnya harus banyak membaca referensi ilmiah. Tulisan ilmiah memang bukan jenis tulisan yang mudah dan ringan. Menulis ilmiah memerlukan persiapan yang matang dan tentunya juga usaha yang serius. Menulis ilmiah tidak bisa dilakukan sebagai aktivitas sambilan atau sekadar pengisi waktu kosong, tetapi harus direncanakan secara matang dan dipersiapkan bahan-bahan rujukannya.

             Berbeda halnya jika yang akan ditulis adalah jenis tulisan bebas atau menulis bebas (free writing). Menulis bebas memang sangat berbeda dibandingkan dengan menulis ilmiah. Menulis bebas lebih santai dibandingkan dengan menulis ilmiah. Dari segi persiapan juga menulis bebas relatif lebih sederhana dan tidak serumit dibandingkan ketika mau menulis ilmiah. Tetapi walaupun begitu, tidak serta merta setiap orang mampu menulis bebas. Bahkan terkadang orang yang sudah terbiasa menulis ilmiah akan mengalami kesulitan ketika diminta menulis bebas. Hal itu dikarenakan gaya tulisan menulis bebas yang relatif fleksibel sangat berbeda sekali dengan gaya tulisan ilmiah yang terkesan kaku dan kurang bebas dalam mengekspresikan ide gagasan pemikiran.

            Menulis bebas merupakan aktivitas menulis yang mengalir. Menulis bebas terkadang tidak membutuhkan sumber referensi karena bahan tulisan sudah ada di pikiran penulisnya. Menulis bebas juga tidak memerlukan persiapan yang banyak, rumit, dan procedural. Tulisan bebas tidak mengenal urutan subbab sebagaimana tulisan ilmiah. Tulisan bebas juga tidak mengenal aturan komponen apa saja yang harus ada dalam badan tulisan dan urutan penyajiannya seperti apa. Intinya, tulisan bebas adalah tulisan mengalir yang merepresentasikan pemikiran penulisnya. Modal utama untuk menulis bebas hanyalah ada yang dipkirkan oleh sang penulis. Selama sang penulis pikiran ada ide-ide tulisan, maka menulis bebas bisa segera dilakukan dan memperoleh hasil tulisan.

            Jika tulisan ilmiah adalah jenis tulisan yang berat (berat membacanya dan juga berat menulisnya), kebalikannya tulisan bebas adalah jenis tulisan yang ringan dan mudah dilakukan. Modal dasar untuk menulis bebas adalah ada yang dipikirkan. Apapun yang dipikirkan seseorang dapat diubah menjadi sebuah tulisan bebas. Kunci utama keberhasilan menulis bebas adalah pikiran rileks, menuangkan ide pikiran ke dalam bentuk tulisan secara mengalir, dan menulis bisa dimana saja dan kapan saja dilakukan. Menulis bebas tidak terbatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Menulis bebas adalah aktivitas yang menyehatkan mental manakala dilakukan dengan hati riang gembira dan tanpa tertekan.

             Menulis bebas mampu membebaskan seseorang dari beban pikiran yang mememuhi otak di kepalanya. Ketika seseorang menulis bebas, tak ubahnya ia sedang mengeluarkan semua uneg-uneg dalam kepalanya. Ketika seseorang isi kepalanya dipenuhi dengan berbagai hal yang terus dipikirkannya, maka jika pikiran-pikiran tersebut tidak dikeluarkan dari isi kepalanya maka dapat membuatnya stress. Dan ketika seseorang telah mengalami stress, maka ia tidak akan mampu lagi berpiikir jernih, apalagi memikirkan hal-hal yang besar karena ia telah sibuk dengan segala permasalahan hidupnya yang ada dalam pikirannya yang tak kunjung selesai. Oleh karena itu, seseorang perlu mengurangi beban pikiran yang mengganggu mentalnya tersebut dengan melakukan aktivitas yang dapat mengurangi sebagian isi pikirannya, salah satunya adalah melalui aktivitas menulis, dan aktivitas menulis yang mampu membantunya adalah menulis bebas. Menulis bebas dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan essay popular, puisi, novel, cerita pendek, dan lain sebagainya. Tetapi yang jelas pastinya bukan berupa tulisan ilmiah karena menulis ilmiah bukan tipe menulis yang santai tetapi justru membutuhkan keseriusan.

            Bahan untuk menulis bebas banyak sekali, mulai dari bahan bacaan yang pernah dibaca hingga pengalaman sehari-hari. Pengalaman membaca buku atau bahan bacaan lainnya dapat kita tulis ulang melalui teknik menulis bebas. Apa-apa yang kita ingat setelah membaca suatu bahan bacaan dapat kita tulis ulang dengan teknik menulis bebas menjadi sebuah tulisan dengan gaya kita sendiri. Aktivitas membaca sedikit banyak dapat menjadi modal besar untuk melalukan menulis bebas. Menulis bebas memang aktivitas menulis yang tidak ada batasan topik, tetapi ketika kita terbiasa membaca, maka bahan untuk ditulis akan semakin banyak. Membaca dalam arti harfiah maupun membaca dalam arti lebih luas menjadi modal utama untuk menulis dengan teknik menulis bebas.

            Membaca dalam arti sempit yaitu membaca bahan bacaan seperti buku, koran, novel, cerpen, maupun artikel jurnal ilmiah. Hasil pembacaan terhadap sumber-sumber bacaan tersebut selanjutnya dapat kita ubah kembali menjadi tulisan yang berbeda style. Apapun yang kita ingat dari hasil membaca sumber-sumber bacaan tersebut agar tidak cepat lupa dapat kita abadikan dengan cara ditulis. Sedangkan membaca dalam arti yang lebih luas maksudnya membaca tidak harus dengan indera penglihatan, tetapi bisa juga melalui pikiran ataupun hati. Terkadang kita memikirkan atau merenungkan sesuatu, maka itu dapat kita ubah menjadi sebuah tulisan. Kita dapat membaca situasi di sekeliling kehidupan kita melalui perenungann. Nah, hasil perenungan tersebut juga menjadi bahan untuk membuat sebuah tulisan.

            Membaca baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas keduanya dapat menjadi modal utama untuk menulis. Membaca dan menulis merupakan dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Seorang penulis pastilah juga seorang pembaca, walaupun tidak mesti kebalikannya. Walaupun begitu, menulis tetap membutuhkan bahan yang berasal dari aktivitas membaca. Menulis merupakan wujud lanjutan dari membaca karena ketika seseorang sedang menulis, pada hakikatnya ia sedang membaca ulang isi pikirannya dan mengkonversinya menjadi kumpulan teks-teks yang disebut tulisan. Mengubah isi pikiran menjadi tulisan pada hakikatnya adalah proses membaca ulang isi pikiran. Hanya saat seseorang sedang menulis saja akan melakukan aktivitas membaca ulang isi pikiran. Tidak hanya sekadar membaca ulang isi pikiran, bahkan juga mereview kebenaran isi, sistematika, struktur, dan koherensi antar pikiran. Aktivitas seperti ini hanya mungkin terjadi ketika seseorang sedang menulis. Sulit rasanya, walaupun tidak juga dikatakan mustahil, seseorang akan melakukan proses review terhadap isi pikirannya tanpa aktivitas menulis.

            Berdasarkan alur pemikiran di atas, maka dapat ditarik benang merah adanya hubungan yang sangat erat dan kuat antara aktivitas membaca dan menulis. Menulis bukanlah hanya sekadar kerja fisik, tetapi jauh melebih kerja fisik. Menulis merupakan kerja kompleks antara kerja fisik dan kerja psikis, dan bahkan kerja ruhani. Menulis tidak hanya sekadar menggerakkan jari-jemari memegang pena untuk menulis ataupun mengetuk keyboard komputer untuk menghasilkan tulisan, tetapi juga melibatkan proses berpikir, merenung, menganalisis, mengkritisi, dan mengkreasi. Selain itu juga melibatkan hati nurani (ruhani) untuk menilai apakah sesuatu yang akan ditulisnya tersebut sesuai nilai-nilai kebenaran atau tidak, baik kebenaran menurut Tuhan maupun kebenaran menurut pandangan manusia. Ketiga aspek yaitu fisik, psikis, dan ruhani semuanya berkumpul menjadi satu dan secara simultan bekerja untuk menghasilkan sebuah tulisan yang berkualitas.

            Free writing atau menulis bebas merupakan salah satu alternatif untuk menuliskan secara menyenangkan dan tidak membosankan. Hal itu dikarenakan pada menulis bebas, penulis tidak dibatasi oleh aturan-aturan yang mengurangi kemerdekaannya untuk menulis tema apapun. Dalam free writing penulis memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk menulis tema apa saja yang diinginkan dan disenangi. Teknik free writing dapat dianggap sebagai batu loncatan bagi para penulis pemula yang sedang dalam proses membangun dan menguatkan spirit menulisnya. Nanti ketika kemampuan menulisnya sudah bagus dan spirit menulisnya telah tumbuh dan berkembang dengan kuat, barulah ia dapat beralih ke teknik menulis yang lebih serius dengan tema-tema tertentu yang ditentukan di awal akan menulis ataupun tema dari pihak eksternal seperti penerbit atau surat kabar dan majalah. WaAllahu A’lam bish-shawab. []

 

Gumpang Baru, 22 Agustus 2024

Tidak ada komentar:

Postingan Populer