MENGAJARKAN SHOLAT KE ANAK
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Dulu ketika awal-awal mempunyai anak, saat anak lanang masih balita, kami sempat bingung dengan pertanyaan, kapan akan mulai mengajarkan anak tentang kewajiban ibadah kepada Tuhannya (Sholat)?. Apakah menunggu sampai anak lanang berusia 7 tahun baru mengajarinya sholat sebagaimana sabda rasulullah Saw? Setelah melalui pertimbangan, akhirnya kami menempuh cara dengan mengenalkan dulu anak dengan gerakan-gerakan sholat melalui aktivitas mendekatkan anak saat kami sholat. Dengan rutin melihat orang tuanya sholat, kami berharap anak lanang akan belajar sendiri meniru-nirukan gerakan sholat.
Seiring berjalannya waktu, sambil membesarkan si kecil anak lanang, akhirnya kami-orang tua baru- menyadari bahwa Allah memangTuhan yang Maha Adil dan Maha Penyayang. DIA menciptakan manusia disertai dengan bekal potensi dan kemampuan untuk belajar sendiri (self-learning) yang melekat pada diri anak. Anak lanang kami yang masih balita ternyata memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengimitasi (meniru) gerakan-gerakan sholat tanpa kami ajari. Si kecil anak lanang kami telah mampu melaksanakan fitrah kehidupannya, ia berhasil melaksanakan tugas perkembangannya melalui aktivitas melihat, meniru, dan kami pun menambahkannya dengan aktivitas membiasakannya.
Maka kami mulai mengenalkan anak lanang dengan aktivitas sholat sejak dia usia balita dengan cara membiasakannya melihat gerakan sholat orang tuanya. Lama-kelamaan anak lanang mulai belajar menirukan gerakan-gerakan sholat. Oleh karena itu, akhirnya sejak sebelum masuk sekolah TK, anak lanang sudah rutin dan terbiasa mengerjakan sholat wajib lima waktu hingga sekarang ketika dia mulai memasuki usia remaja. Alhamdulillah, sejak pertama kali kami mengajaknya mengerjakan sholat ketika dia masih balita hingga sekarang, belum pernah sekalipun dia menolaknya atau berkata malas atau capek. Setiap kami mengajak atau mengingatkan dia untuk sholat, dia segera bergegas mengambil air wudlu.
Demikianlah yang kami lakukan-yang notabene orang tua baru yang sedang mencari pola pengasuhan dan pendidikan keluarga yang tepat untuk anak- untuk mengenalkan dan mengajarkan ajaran-ajaran agama Islam kepada anak-anak kami. Kami masih terus belajar dan mencari pola yang paling tepat untuk mendidik dan membentuk anak-anak kami memiliki akhlak, adab, dan karakter yang baik. Kami pun sebagai orang tua juga masih terus berupaya belajar bagaimana menjadi sosok orang tua yang baik dan mampu menginspirasi anak-anak kami agar kelak mereka mampu menjalani kehidupannya secara baik dan benar.
Pola pendidikan agama untuk anak di rumah, kami memilih cara moderat dalam mengajarkan nilai-nilai spiritual ke anak-anak kami. Menurut kami, ajaran agama itu harus dibiasakan dan dihayati, bukan didoktrinasikan. Anak harus dibiasakan menjalankan kewajiban ibadahnya sejak kecil sehingga menjadi habit. Anak harus dilatih terbiasa menikmati proses mengenal agamanya. Kami memilih tidak banyak menceramahi anak tentang ajaran Islam, tetapi kami lebih memilih dengan cara memberikan contoh bagaimana akhlak dan perilaku seorang muslim. Kami lebih memilih mendampingi anak mengenal sholat dan membiasakannya sejak anak masih kecil.
Pun demikian, metode dan pendekatan yang sama juga sedang kami terapkan pada anak kedua kami yang saat ini memasuki usia ke 21 bulan, si bidadari kecil kami. Kami mulai mengenalkan gerakan-gerakan sholat kepadanya. Kami mulai mengenalkan si kecil dengan sajadah untuk alas sholat. Kami mulai mengenalkan si kecil aktivitas berdoa setelah sholat.
Kami belum tahu apakah metode yang dulu kami pakai untuk kakaknya juga tepat untuk si bidadari kecil, karena karakter dan sifat setiap anak berbeda-beda dan unik. Setiap anak adalah istimewa dan membawa kekhasannya masing-masing. Tapi yang jelas yang kami amati, sejauh ini pendekatan yang kami terapkan untuk bidadari kecil kami menunjukkan progres yang baik. Seperti pada gambar di atas, bidadari kecil kami sedang mengimitasi dan mempraktikan secara autodidak gerakan-gerakan sholat. Kami hanya memberikan contoh dan membiasakan si kecil melihat sendiri bagaimana orang tuanya sholat. Hal ini sebagaimana metode yang dipergunakan Rasulullah Saw ketika mengajarkan sholat kepada para sahabatnya dengan sabdanya, "Sholatlah sebagaimana kalian melihatku mengerjakan sholat" (HR. Bukhori). WaAllahu a'lam.
*) Hanya pengalaman pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar