Powered By Blogger

Senin, 25 November 2024

MENGKONTEKSTUALKAN PESAN AL-QUR'AN

 


MENGKONTEKSTUALKAN PESAN AL-QUR'AN 

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro 



Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah Swt. melalui wahyu kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Al-Qur'an menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan agar sesuai keinginan Allah Swt. Al-Qur'an diturunkan bukan hanya untuk kepentingan umat Islam saja, melainkan juga untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia di dunia hingga akhir zaman. 


Sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, maka kebenaran isi Al-Qur'an pasti dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Al-Qur'an akan berlaku sepanjang masa hingga akhir dunia menunjukkan bahwa pesan-pesan yang terkandung dalam isi Al-Qur'an pasti selalu up to date dan mengikuti perkembangan zaman. 


Al-Qur'an memang bukan literatur atau referensi ilmiah yang dapat langsung menjadi rujukan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan penemuan dan kebenaran ilmiah. Walaupun begitu, Al-Qur'an banyak menyinggung tentang peristiwa-peristiwa alam yang menjadi topik kajian ilmu sains. 


Oleh karena itu, upaya memahami isi kandungan Al-Qur'an yang berkaitan dengan peristiwa alam yang menjadi domain kajian/riset ilmu sains harus terus dilakukan dengan melibatkan para ahli sains.  Upaya ini perlu dilakukan dalam rangka untuk menunjukkan bahwa isi kandungan Al-Qur'an terus relevan dengan perkembangan zaman. 


Al-Qur'an tidak pernah out of date (ketinggalan zaman) melainkan selalu up to date (mengikuti perkembangan zaman terkini) karena isi Al-Qur'an dapat dipahami oleh setiap zaman peradaban manusia. Walaupun Al-Qur'an telah diturunkan sejak 15 abad yang lalu, tetapi pesan-pesan kehidupannya masih tetap relevan sampai kapanpun.


Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu upaya bagaimana mengkontekstualkan pesan-pesan Al-Qur'an sesuai perkembangan zaman. Al-Qur'an tidak akan pernah ketinggalan zaman selama kita mampu memaknai pesan-pesannya sesuai konteks zaman kekinian. Jangan sampai terjadi Al-Qur'an dikatakan ketinggalan zaman hanya karena ketidakmampuan kita dalam memahami dan menerjemahkan pesan-pesannya sesuai konteks terkini. 


Sebagai contoh kata "zarrah" pernah diterjemahkan sebagai benda seukuran biji sawi, kemudian ada juga yang menerjemahkan benda seukuran butiran debu, lalu setelah ditemukan konsep atom maka kata "zarrah" dimaknai sebagai seukuran atom. Perubahan dan perkembangan makna arti kata "zarrah" tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur'an dapat diterima kapanpun dan dapat dipahami sesuai perkembangan ilmu pengetahuan yang dikuasai manusia. 


Kata "zarrah" yang merujuk kepada ukuran yang sangat kecil menurut pandangan penulis menunjukkan adanya pesan tersirat bahwa "ukuran" memiliki arti yang sangat penting. Ayat yang mengandung kata "zarrah" seolah mendorong umat Islam agar berusaha mengungkap rahasia di balik "ukuran materi". Ada apa dengan ukuran kecil? Mengapa "ukuran kecil" seakan-akan penting di hadapan-Nya sampai Allah Swt. menggunakan kata "zarrah" yang merujuk kepada ukuran benda yang sangat kecil? 


Penting untuk dipahami bahwa kata "zarrah" yang merujuk kepada "sesuatu yang berukuran sangat kecil sekali' pernah diterjemahkan menjadi bermacam-macam benda, seperti biji sawi, butiran debu, dan atom. Penerjemahan kata "zarrah" menjadi kata yang berbeda-beda tersebut dikarenakan disesuaikan dengan pengetahuan manusia pada zamannya, yang artinya penerjemahan kata "zarrah" disesuaikan dengan konteks zaman. 


Karena objek yang disepadankan dengan kata "zarrah" bisa berbeda-beda sesuai konteks pemahaman umat Islam di suatu zaman, maka dapat ditarik benang merah bahwa tujuan dicantumkannya kata "zarrah" kemungkinan karena Allah Swt. ingin mengajak atau mendorong umat Islam agar mau meneliti lebih mendalam lagi tentang pengaruh faktor "ukuran"  terhadap sifat materi (benda). 


Di zaman modern ini, setelah ditemukannya konsep nano material dimana material berukuran nanometer ternyata menampakan sifat -sifat fisik maupun kimia yang berbeda sekali dengan ukuran makroskopisnya (ukuran material yang kita lihat sehari-hari) akibat pengaruh ukurannya yang sangat kecil. Fenomena ini dikenal dengan istilah "quantum dot size effect". 


Setelah dilakukannya riset-riset tentang material ukuran kuantum tersebut, akhirnya diketahui bahwa ternyata ukuran kuantum memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap sifat maupun kinerja dari suatu material. Dan ternyata material berukuran nanometer menunjukkan fenomena quantum dot size effect tersebut. Oleh karena itu, saat ini riset-riset ilmiah yang mengkaji teknik-teknik sintesis nano material (nano technology) terus dilakukan para ahli sains. 


Berkaitan dengan kata "zarrah" yang muncul di Al-Qur'an lima belas abad yang lalu, apakah ada keterkaitannya dengan penemuan teknologi sintesis nano material? Apakah penemuan ilmiah di bidang sintesis nano material dan aplikasinya di berbagai bidang kehidupan tersebut merupakan jawaban atas misteri atau rahasia di balik "ukuran" yang dimaksud dalam Al-Qur'an melalui kata "zarrah"? Wallahu a'lam. []


Gumpang Baru, 25 November 2024


NB. Artikel ini merupakan pandangan, pendapat, dan gagasan pemikiran penulis pribadi.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer