SEHAT ITU MAHAL
Oleh:
Agung
Nugroho Catur Saputro
Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis
pernah bersabda, “…..Jagalah sehatmu
sebelum datang sakitmu…(HR. Al-Hakim). Rasulullah saw. juga bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak
manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Hadis lain tentang pentingnya kesehatan juga diungkapkan Nabi Saw., “Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi
dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan
pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR Ibnu Majah).
Beberapa
hadis tersebut menunjukkan bahwa dalam ajaran agama Islam, menjaga kesehatan
merupakan salah satu sendi penting dalam kehidupan. Sehat merupakan kondisi
paling nyaman dalam hidup dan semua orang pasti menginginkannya. Tetapi
ternyata tidak semua orang mampu mencapainya. Ada sebagian orang yang terpaksa
berada dalam kondisi sakit. Orang-orang yang sedang sakit tersebut pasti tidak
menginginkannya, tetapi mereka terpaksa harus menerimanya karena takdir
kehidupan.
Sehat
itu terasa sangat nikmat ketika kita sudah sakit. Banyak orang yang terkadang
lupa bagaimana nikmatnya rasa sehat karena terlena dengan kondisi sehat. Orang
yang terbiasa sehat terkadang menganggap sehat itu hal biasa dan tidak ada rasa
nikmatnya. Orang yang belum pernah merasakan sakit pasti tidak pernah menyadari
betapa nikmatnya rasa sehat itu. Tidak merasakan rasa sakit di salah satu
anggota tubuh itu saja merupakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Sehat itu terasa
mahal ketika kita sakit dan harus mengeluarkan banyak biaya untuk bisa sembuh.
Ada orang yang sampai harus mengeluarkan biaya puluhan hingga ratusan juta
rupiah hanya demi untuk bisa sembuh dari penyakitnya.
Selama tujuh tahun saya
menderita penyakit yang terbilang langka, yaitu Fistula Ani atau Fistel
Perianal. Penyakit ini belum banyak dikenal orang dan penderitanya juga tidak
banyak. Setiap orang yang bertanya tentang penyakit saya, ketika saya katakana
sakit Fistula Ani, mereka lanjut bertanya itu penyakit apa? Jadi memang Fistula
Ani ini merupakan jenis penyakit yang belum familier di masyarakat dan termasuk
penyakit langka. Saya baca di sebuah artikel kesehatan yang menyatakan bahwa Fistula
Ani termasuk penyakit langka dimana di Indonesia jumlah penderita Fistula Ani kurang
dari 150 ribu kasus pertahun. Fistula ani (anal fistula) adalah suatu
terowongan yang terinfeksi di antara kulit dan anus, bukaan otot pada ujung
saluran pencernaan. Kebanyakan anal fistula adalah hasil dari infeksi pada
kelenjar anal yang menyebar ke kulit. Gejalanya meliputi nyeri, pembengkakan,
dan keluarnya darah atau nanah dari anus. Pembedahan biasanya diperlukan untuk
mengobati fistula ani.
Di dunia medis, belum ada metode standar
untuk menangani atau menyembuhkan penyakit ini. Satu-satunya metode pengobatan
penyakit Fistula Ani adalah melalui pembedahan (operasi) dan dibuat luka
terbuka. Metode operasi yang umum dipakai oleh para dokter bedah adalah metode
fistulektomi (metode growak). Tetapi metode growak ini bukan metode standard
dan yang paling ampuh untuk menyembuhkan penyakit Fistula Ani karena masih ada
metode lain seperti teknik benang seton, metode Filac, dan lain sebagainya.
Tetapi yang penting dicatat adalah metode-metode operasi tersebut semuanya
tidak menjamin 100% pasti sembuh karena sembuh tidaknya penyakit fistula selain
dipengaruhi oleh ketepatan metode operasi yang dilakukan juga bergantung pada teknik
perawatan luka operasi kareena lukanya berupa luka terbuka alias tidak dijahit
sehingga memerlukan perawatan secara khusus. Salah seorang dokter bedah yang
sudah ratusan kali mengoperasi pasien Fistula Ani menyatakan bahwa penyakit
Fistula Ani adalah penyakit yang rumit penanganannya, sulit sembuh alias mudah
kambuh dan banyak dihindari oleh dokter-dokter bedah di dunia.
Beberapa waktu yang lalu saya bergabung
di sebuah grup penderita Fistula Ani. Di grup Fistula Ani tersebut, ada anggota
yang telah 20 tahun menderita penyakit Fistula Ani, ada yang sudah operasi
beberapa kali, ada yang sampai menghabiskan biaya ratusan juta rupiah karena
sekali operasi biayanya antara 15 - 40 juta, ada yang sampai berobat ke luar
negeri, ada yang sudah mencoba berbagai metode pengobatan, ada yang akhirnya
pasrah menerima takdir menderita penyakit Fistula seumur hidup, ada yang
depresi dengan beratnya menanggung sakit Fistula Ani, dan lain sebagainya.
Dari mungkin ribuan penderita Fistula
Ani, kebanyakan belum bisa langsung sembuh dari sakit Fistula Ani setelah
operasi. Penderita Fistula Ani yang berhasil sembuh kebanyakan setelah
menjalani operasi beberapa kali, berkisar antara 3 sampai 5 kali operasi. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dokter bedah di atas bahwa penyakit Fistula Ani
merupakan penyakit yang sulit sembuh dan sangat merepotkan. Perlu kesabaran
ekstra dan mental yang kuat bagi siapapun yang menderita Fistula Ani. Siapapun
yang menderita penyakit Fistula Ani pasti mengalami penurunan kualitas hidup
dan mengalami depresi karena penyakit ini sangat menyiksa dan sangat
merepotkan.
Dokter bedah yang mengoperasi saya
sampai mengatakan bahwa Fistula Ani adalah penyakit yang sangat-sangat
menjengkelkan. Saya sangat membenarkan apa yang dikatakan dokter karena saya
telah mengalami siksaan penderitaan rasa sakit akibat penyakit Fistula settiap
hari selama tujuh tahunan dan betapa repotnya perawatan lukanya. Tetapi kata
beliau, dengan teknik operasi yang tepat dan teknik perawatan yang tepat pula,
maka penyakit Fistula Ani pasti bisa sembuh. Kalimat motivasi beliau inilah
yang memberikan kekuatan baru bagi saya untuk menjalani operasi yang sangat
berat dan penuh rasa sakit.
Alhamdulillah setelah menjalani proses
operasi dua kali (tiga kali jika termasuk operasi minor yang dulu pernah saya
jalani saat awal-awal menderita Fistual Ani) dan menjalani proses perawatan
luka operasi yang dipenuhi dengan drama kesakitan rasa nyeri menyayat-yayat
selama 3,5 bulan, akhirnya Allah Swt memberikan harapan kesembuhan. Saya tidak
melakukan perawatan luka secara mandiri, melainkan dilakukan oleh tenaga medis profesional
yang saya bayar. Pasca operasi pertama, setelah sebulan bertarung dengan rasa
sakit menyayat setiap harinya, ternyata penyakit Fistula Ani saya kambuh
kembali, sedangkan luka operasi belum juga menutup. Selama masa perawatan luka pasca
operasi pertama, saya sempat dua kali dilarikan ke IGD RS dalam kondisi
dibopong lima orang karena saya tidak bisa jalan akibat menahan rasa sakit yang
sangat menyayat-yayat. Setelah kejadian tersebut, saya dirujuk ke dokter bedah
digestif dan dua bulan kemudian saya menjalani operasi kedua.
Saat ini luka operasi Fistula Ani saya
sudah menutup, tetapi terkadang saya masih merasakan nyeri di bekas luka
operasi. Selain itu, tubuh saya juga masih merasakan keluhan lain pasca
operasi. Mungkin keluhan tersebut efek samping dari tindakan operasi yang saya
jalani. Karena selama 3,5 bulan saya full bedrest, sekarang saya sedang latihan
pemulihan kondisi tubuh agar bisa beraktivitas normal kembali sambil terus
memantau perkembangan kondisi bekas luka operasi Fistual Ani. Hati saya masih
was-was dengan penyakit Fistula Ani saya ini. Pengalaman kambuhnya penyakit
Fistula Ani pasca operasi pertama dulu masih menyisakan trauma psikis dan
teringat di memori pikiran saya betapa menyiksanya rasa sakit yang
ditimbulkannya, sampai semalaman saya tidak bisa tidur dan hanya bisa menangis
menahan rasa sakit tak tertahankan setiap detiknya. Saya selalu berdoa dan
sangat berharap semoga penyakit Fistula Ani saya ini bisa benar-benar sembuh
sempurna dan tidak akan kambuh lagi. Semoga Allah Swt meridai dan mengabulkan
doa-doa dan harapan saya. Aamin 3x Yaa Robbal’alamiin. []
Gumpang Baru, 04 Maret 2023
_________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar