Powered By Blogger

Minggu, 26 Maret 2023

SEKADAR MENJALANI TAKDIR


SEKADAR MENJALANI TAKDIR

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



Dulu saya kira setelah terbebas dari cengkeraman penyakit Fistula Ani, saya akan bisa hidup dan beraktivitas normal kembali seperti orang sehat pada umumnya. Dulu saya kira setelah sembuh dari penderitaan sakit Fistula Ani, saya akan dapat merasakan nikmatnya hidup sehat dan tidak merasakan sakit lagi. Tetapi ternyata perkiraan saya tersebut meleset. Ternyata saya mengalami kejadian yang tidak sesuai dengan harapan saya tersebut. 


Setelah penyakit Fistula Ani saya dinyatakan telah sembuh oleh dokter bedah digestif yang mengoperasi dan luka bekas operasi Fistula Ani juga telah benar-benar menutup, saya merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Waktu itu saya merasakan perasaan sangat bahagia sekali, terasa sekali betapa nikmatnya hidup tanpa siksaan rasa sakit. Saya begitu menikmati tubuh yang sehat tanpa rasa sakit, yang selama tujuh tahun ini setiap hari diwarnai rasa sakit menyayat akibat kambuhnya Fistula Ani. Saya merasa bagaikan terlahir kembali ke dunia ini. Saya pun menyiapkan diri untuk kembali melakukan aktivitas normal.  


Tetapi belum lama menikmati nikmatnya hidup sehat tanpa terganggu siksaan rasa sakit menyayat-nyayat seperti hari-hari sebelumnya, ternyata kembali Allah Swt memberikan ujian kesabaran dan tes rasa syukur saya kepada-Nya. Di suatu pagi hari setelah olah raga ringan dan sedikit aktivitas membersihkan rumah, saya dikejutkan dengan rasa nyeri di pinggang kanan dan ketika BAK keluar urine yang bercampur darah. Melihat kejadian tersebut, saya berpikiran ada yang serius terjadi dengan organ tubuh bagian dalam saya. Oleh karena itu, saya pun segera memeriksakan diri ke dokter di klinik kesehatan faskes pertama. Di klinik kesehatan faskes pertama, dokternya langsung membuatkan surat rujukan ke rumah sakit. 


Hari berikutnya, berbekal surat rujukan dokter faskes pertama, saya memeriksakan diri ke poliklinik Urologi RS UNS sehingga bisa langsung ditangani oleh dokter spesialis urologi. Setelah konsultasi dan diperiksa oleh dokter urologi, dokter mendiagnosis bahwa saya menderita sakit karena ada batu ginjal di ginjal kanan saya. Untuk memastikan diagnosis tersebut, dokter membuatkan surat pengantar ke bagian radiologi RS UNS untuk menjalani tes CT-Scan. 


Setelah hasil tes CT-Scan keluar, ternyata terkonfirmasi bahwa ada batu berukuran 1,17 cm x 0,69 cm di ginjal sebelah kanan. Melihat hasil tes CT-Scan tersebut, dokter kemudian merekomendasikan untuk tindakan operasi. Setelah saya menyatakan bersedia dioperasi, dokter langsung menjadwalkan jadwal untuk operasi. 


Beberapa hari berikutnya, saya mendapatkan telepon dari RS UNS bahwa jadwal operasi saya telah ditetapkan dan saya mulai menjalani rawat inap satu hari sebelum tindakan operasi. Sebelum dioperasi, saya harus menjalani beberapa prosedur tes seperti tes swap antigen Covid-19, foto Rontgen  dada, tes darah, dan pemasangan selang infus. Malam hari sebelum besok pagi dioperasi, dokter memberikan obat pencahar untuk membersihkan usus besar dan obat pencegah infeksi saluran kemih. Setelah itu saya harus berpuasa minimal enam jam sebelum dioperasi. 


Satu hari setelahnya, tepat pukul 07.30 perawat ruang membawa saya ke ruang operasi. Di ruang operasi telah ada dokter urologi, dokter anestesi, dokter jantung, dan perawat ruang bedah. Sebelum operasi, saya diberikan tindakan pembiusan setengah badan melalui suntikan di tulang belakang. Beberapa waktu kemudian, obat bius mulai bekerja dan selanjutnya proses operasi dijalankan. 


Selesai proses operasi, dokter urologi menjelaskan proses operasi yang sudah dilakukan pada saya dan memberitahukan bahwa ginjal saya telah dipasang DJ Stent untuk melancarkan aliran urine dari ginjal ke kandung kemih. Dokter juga memberitahukan bahwa selesai operasi nanti saya langsung difoto Rontgen untuk mengetahui apakah masih ada batu di ginjal atau tidak. Jika nanti ternyata masih ada batu di ginjal, maka dokter akan melakukan kembali tindakan operasi dengan metode berbeda. Satu bulan kemudian baru akan dilakukan operasi pengambilan DJ Stent dari dalam tubuh saya. 


Apakah saya merasa kecewa dengan kondisi kesehatan saya sekarang ini? Tidak, saya tidak merasa kecewa dengan kondisi kesehatan saya karena saya yakin selalu ada hikmah kebaikan di balik ketentuan takdir Allah. Saya berusaha untuk selalu berhusnudhan terhadap segala kehendak dan takdir-Nya. 


Walaupun sekarang saya kembali merasakan sakit nyeri di pinggang efek adanya batu ginjal dan efek pasca operasi, saya tetap semangat menjalani hidup. Saya pernah tujuh tahun lamanya menjalani hidup dengan ujian rasa sakit menyayat-nyayat setiap harinya ketika penyakit Fistula Ani saya kambuh, dan ternyata akhirnya saya lulus melaluinya. Maka untuk ujian sakit batu ginjal ini saya yakin juga pasti bisa melaluinya. 


Menderita sakit Fistula Ani selama tujuh tahun merupakan ujian terberat dalam hidup saya karena saya pernah hampir mau menyerah dan berputus asa karena beratnya rasa sakit yang ditimbulkannya. Maka untuk ujian sakit batu ginjal yang sekarang ini, saya tidak mau menyerah. Saya harus bisa sembuh untuk melanjutkan hidup dan melakukan hal-hal besar dan bermanfaat. Dengan mematuhi saran dan petunjuk dokter, saya yakin pasti bisa segera sembuh. 


Di bulan ramadhan sekarang ini, saya berusaha tetap menjalankan ibadah puasa dengan hati-hati dan mematuhi arahan petunjuk dokter. Saya sempat memohon rekomendasi ke dokter urologi pasca operasi batu ginjal apakah diizinkan untuk menjalankan ibadah puasa ramadhan. Alhamdulillah dokter mengizinkan dengan catatan tetap menjaga pola minum sesuai standar kesehatan dan untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas fisik yang berat-berat dulu. 


Saya pun berusaha mematuhi arahan dari dokter, terlebih saat ini di ginjal saya sedang terpasang DJ Stent, sehingga saya harus ekstra hati-hati dalam menjalankan ibadah puasa. Pernah kejadian suatu hari tiba-tiba pinggang kanan saya terasa nyeri, saat BAK keluar urine berwarna merah dan banyak gumpalan darah yang ikut keluar bersama urine. Warna BAB juga jadi hitam yang menandakan telah terjadi perdarahan di organ dalam. Saya pun tidak mau mengambil risiko dengan kemudian membatalkan puasa, segera minum obat, minum banyak air putih, dan istirahat. 


Demikianlah keadaan saya setelah sembuh dari sakit Fistula Ani. Harapan saya akan dapat hidup normal dan terbebas dari beban rasa sakit setelah sembuh dari Fistula Ani ternyata belum terwujud. Ternyata Allah Swt memiliki rencana tersendiri terhadap diri saya. Ternyata Allah Swt masih ingin menguji kesabaran dan rasa syukur saya dengan memberikan ujian sakit batu ginjal tidak lama setelah ujian sakit Fistula Ani dapat saya lalui. 


Sebagai makhluk, saya hanya menjalani hidup sesuai takdir hidup yang telah ditetapkan Allah Swt. Saya berkeyakinan bahwa jika saya mampu menjalani hidup dengan baik dan sesuai rambu-rambu yang diberikan-Nya, maka saya akan mendapatkan hasil terbaik dan juga meraih keridhaan-Nya. InsyaAllah. Amin. []



Gumpang Baru, 26 Maret 2023


 _______________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.


Tidak ada komentar:

Postingan Populer