Sumber Gambar: https://protokol.probolinggokab.go.id/wp-content/uploads/2021/11/d0ece3f59ecdd4acc78b314dfa4a6f35.jpg |
LAGU KEBANGSAAN SEBAGAI SARANA MENANAMKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA ANAK
Oleh:
Agung
Nugroho Catur Saputro
Bangsa
yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya (Ir.
Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia)
Pada momentum peringatan Hari
Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2023 ini, saya kira sangat tepat jika kita
membahas tentang tema penanaman jiwa nasionalisme pada anak-anak. Anak-anak
Indonesia saat ini merupakan generasi yang akan meneruskan keberlanjutan bangsa
Indonesia. Bagaimana tingkat nasionalisme anak-anak Indonesia sekarang akan
menentukan wajah dan nasib bangsa Indonesia. Apakah bangsa Indonesia akan tetap
ada di masa depan ataukah akan hilang dari permukaan bumi, semuanya tergantung
bagaimana jiwa nasionalisme anak-anak zaman sekarang. Merekalah penerus estafet
keberlangsungan bangsa Indonesia.
Setiap anak Indonesia harus memiliki
kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Rasa cinta pada tanah air harus
terpatri di setiap dada putra dan putri Indonesia. Jiwa nasionalisme harus
terbangun dalam pikiran dan hati setiap anak-anak Indonesia. Jiwa nasionalisme
dan kebanggaan pada bangsa dan negara merupakan pondasi dasar untuk membangun
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, sejahtera, dan dihormati
bangsa lain di dunia.
Anak-anak zaman sekarang sangat dekat
dengan perangkat gadget. Mereka sudah biasa melihat tontonan-tontonan yang
bebas diakses melalui chanel Youtube. Mereka sudah biasa mendengar lagu-lagu
apapun yang dapat mereka akses dari telepon seluler. Anak-anak sekarang
bagaikan berada di sebuah dunia yang tanpa sekat dan dinding pembatas. Mereka
dapat berselancar dan pergi ke manapun di dunia maya untuk menemukan apapun
yang ingin mereka cari.
Kemudahan mengakses teknologi informasi
dan teknologi digital tersebut jika tidak dibarengi dengan pembentukan sikap
yang baik akan berpotensi mengotori jiwa-jiwa murni mereka. Termasuk dalam hal ini adalah jiwa
nasionalisme mereka dapat tergerus dan terkikis oleh tontonan-tontonan yang
tidak nasionalisme. Oleh karena itu perlu upaya yang perlu dilakukan oleh para
orang tua agar bagaimana anak-anak dapat mengenal bangsanya dan pada akhirnya
diharapkan mereka bangga dengan bangsanya sendiri.
Mengajarkan jiwa dan sikap nasionalisme merupakan kewajiban setiap orang tua. Anak-anak sejak kecil harus memiliki jiwa nasionalisme. Anak-anak sejak kecil harus sudah memiliki perasaan cinta pada tanah air. Anak-anak sejak kecil harus mulai dibangkitkan rasa kebanggaan pada bangsa dan negaranya. Jika tugas pendidikan ini terabaikan oleh para orang tua, maka dikawatirkan di masa depan bangsa Indonesia akan kehilangan penerus.
Salah satu strategi untuk membangunkan
dan membangkitkan jiwa nasionalisme pada diri anak-anak adalah dengan
mengenalkan mereka dengan lagu-lagu wajib nasional. Dengan sering
memperdengarkan lagu-lagu kebangsaan Indonesia ke anak-anak, diharapkan dalam
memori jangka panjang mereka akan tersimpan ingatan tentang lagu-lagu penggugah
patriotisme dan bangsanya, yakni bangsa Indonesia. Jika kata “Indonesia” sering
mereka dengar dengan iringan irama lagu-lagu yang membangkitkan semangat
tersebut, diharapkan jiwa dan pikiran anak-anak akan terisi oleh spirit cinta
tanah air dan bangsa.
Demikianlah yang beberapa waktu ini coba
saya terapkan di lingkungan keluarga. Putri kecil saya yang sudah sekolah TK A
ketika mendengar lagu-lagu kebangsaan ternyata menyahut, ia tertarik untuk
mendengarkan. Katanya ia pernah mendengar lagu-lagu tersebut diperdengarkan di
sekolah. Di sinilah terjadi sinkronisasi antara pendidikan karakter di sekolah
dengan pendidikan karakter di keluarga. Ketika pendidikan sekolah dan
pendidikan di keluarga terjadi sinergisitas, maka hasilnya akan jauh lebih
baik. Karakter cinta tanah air dan bangsa diharapkan dapat tumbuh pada diri
putri kecil saya. Semoga kelak ketika dewasa, ia dapat menjadi orang yang
sangat bangga dengan negaranya dan berusaha mengambil peran positif dalam
memajukan bangsa Indonesia. Amin. []
Gumpang Baru, 21 Mei 2023
_____________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis
buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta:
KBM Indonesia, 2022), Spiritualisme
Lapar dalam Ibadah Puasa (Yogyakarta: KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar