Powered By Blogger

Sabtu, 14 Oktober 2023

MEMOTIVASI VS MENGINSPIRASI

 


MEMOTIVASI VS MENGINSPIRASI

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 



Di era sekarang ini banyak orang yang berprofesi sebagai motivator. Munculnya profesi motivator karena banyak orang yang membutuhkan motivasi. Mereka memotivasi orang lain agar bisa sukses antara lain dengan belajar dari kisah-kisah kesuksesan yang dibagikan. Dilihat dari asalnya kisah-kisah kesuksesan yang dibagikan kepada audiens, maka penulis memunculkan dua istilah yaitu memotivasi dan menginspirasi. Menurut KBBI, memotivasi artinya memberikan motivasi; menciptakan suasana yang subur untuk lahirnya motif. Adapun menginspirasi artinya menimbulkan inspirasi; mengilhami.

 

Kata memotivasi dan menginspirasi merupakan dua kata yang sangat berkaitan dan sama-sama bertujuan baik, yaitu mendorong terjadinya perubahan pihak lain menjadi lebih baik. Tetapi dampak positif yang dihasilkan dari memotivasi dan menginspirasi bisa berbeda. Aktivitas menginspirasi mampu menghasilkan dampak yang jauh lebih besar dibandingkan sekadar memotivasi. Menginspirasi mampu menumbuhkan atau membangkitkan dorongan untuk bangkit dengan kesadaran sendiri dan dengan cara sendiri. Sementara memotivasi mampu memberikan dorongan kepada orang lain untuk bangkit mengejar kesuksesannya. Jadi, menurut pandangan penulis, menginspirasi itu seperti memberikan dorongan semangat dari dalam diri seseorang, sedangkan memotivasi seperti memberikan dorongan semangat dari luar diri seseorang.

 

Apakah sama antara memotivasi dengan menginspirasi? Di sini yang dimaksud memotivasi adalah membagikan motivasi yang umumnya berasal dari kisah kehidupan orang lain, sedangkan maksud menginspirasi adalah membagikan motivasi dari kisah kehidupan sendiri. Membagikan motivasi dari kisah kehidupan orang lain itu mudah, tak ubahnya seperti memutarkan film kehidupan seorang tokoh. Berbeda halnya dengan memotivasi dari kisah kehidupan sendiri karena seseorang harus menjadi tauladan (contoh nyata) dari kisah yang diceritakan.

 

Dalam konteks pengertian tersebut di atas, maka memotivasi tidak berbeda dengan orang yang membagikan cerita kesuksesan orang lain. Memotivasi dengan cara seperti itu terasa kurang hidup dan hasilnya kurang tertanam di hati. Lain halnya jika bahan motivasi tersebut berasal dari kisah kesuksesan diri sendiri, maka kisahnya akan terasa lebih hidup dan bermakna. Inilah yang dimaksud dengan menginspirasi karena yang bercerita adalah sang tokoh sendiri dalam cerita tersebut, sehingga ia tahu betul bagaimana seluk beluk perjuangannya hingga menjadi sukses. Sementara orang yang hanya membagikan kisah kesuksesan orang lain hanya tahu kulitnya saja, ia tidak tahu bagaimana bagian dalam dari kisah perjuangan menuju kesuksesan yang dialami sang tokoh. Membagikan kisah kesuksesan orang lain menurut pandangan penulis pribadi terasa kurang ada ikatan emosional karena kisah tersebut bukan kisah kehidupan sang motivator sendiri.

 

Banyak motivator yang membagikan kisah-kisah kesuksesan orang lain sebagai bahan untuk memotivasi. Menurut pendapat penulis, alangkah lebih baiknya jika motivator tersebut membagikan pengalaman hidupnya sendiri sebagai bahan memotivasi karena dengan begitu kisahnya terasa lebih hidup karena tokoh pelakunya ia sendiri. Tetapi hal itu tentunya tidaklah mudah dilakukan karena tergantung apakah ia memiliki kisah kesuksesan hidupnya yang menarik untuk dibagikan. Memang lebih mudah membagikan kisah kehidupan tokoh lain daripada kisah kehidupannya sendiri yang belum tentu menarik untuk dibagikan.

 

Mendorong orang lain agar bisa sukses dengan menceritakan kisah-kisah hidup tokoh-tokoh yang telah berhasil meraih kesuksesan adalah sebuah perbuatan baik. Tetapi alangkah lebih baik lagi jika kisah kesuksesan yang diceritakan tersebut adalah kisah kehidupannya sendiri sehingga ketika ia bercerita seakan-akan kisah tersebut benar-benar hidup dan nyata sehinga mampu  menginspirasi orang yang mendengarkan. Semangat mendorong orang lain agar bisa sukses adalah baik, tetapi alangkah lebih baiknya lagi jika itu dilakukan ketika yang bersangkutan sudah berhasil meraih kesuksesan terlebih dahulu, sehingga ia berbagi kisah kesuksesannya sendiri. Jangan sampai terjadi orang yang belum sukses memotivasi orang lain agar sukses.  

 

Dalam konteks bidang pendidikan, pendidik (guru, dosen, ustadz) seharusnya menjadi role model atau contoh ketauladanan bagi peserta didiknya. Ketika mengajarkan moral character yang baik, sebaiknya pendidik telah menerapkan moral character dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Ketika mengajarkan performance character kepada peserta didik, sebaiknya pendidik telah menunjukkan performance character-nya terlebih dahulu dalam kinerjanya. Ketika memotivasi peserta didik agar berprestasi, maka sebaiknya pendidik juga memiliki banyak prestasi agar peserta didik dapat melihat langsung contohnya sehingga mereka dapat menauladani prestasi yang diraih oleh pendidiknya. Jangan sampai terjadi ada peserta didik yang berprestasi memenangkan lomba kejuaraan dengan mendapatkan juara satu kemudian diklaim sebagai prestasi gurunya, sementara sang guru belum pernah memenangkan lomba di bidang yang sama.

 

Mendidik dengan memberikan motivasi itu sangat baik. Tetapi lebih baik lagi jika mendidik diiringi dengan menginspirasi. Pendidik yang inspiratif pasti juga seorang motivator sejati bagi peserta didiknya. Pendidik inspiratif terkadang tidak pandai berorasi layaknya seorang motivator ulung, tetapi ia mampu menghipnosis peseta didiknya melaui contoh ketauladanan yang dilakukannya. Pendidik inspiratif akan mampu memotivasi peserta didik melalui rekam jejak ketauladanan dan capaian prestasi yang diraihnya. Menginspirasi dengan karya nyata jauh lebih bermakna dibandingkan sekadar bercerita tentang keberhasilan orang lain. Menjadi pendidik inspiratif itu hebat. []

 

Gumpang Baru, 14 Oktober 2023

 

___________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer