MEMOTIVASI VS MENGINSPIRASI
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Di era sekarang ini banyak orang yang
berprofesi sebagai motivator. Munculnya profesi motivator karena banyak orang
yang membutuhkan motivasi. Mereka memotivasi orang lain agar bisa sukses antara
lain dengan belajar dari kisah-kisah kesuksesan yang dibagikan. Dilihat dari
asalnya kisah-kisah kesuksesan yang dibagikan kepada audiens, maka penulis memunculkan
dua istilah yaitu memotivasi dan menginspirasi. Menurut KBBI, memotivasi
artinya memberikan motivasi; menciptakan suasana yang subur untuk lahirnya
motif. Adapun menginspirasi artinya menimbulkan inspirasi; mengilhami.
Kata memotivasi dan menginspirasi
merupakan dua kata yang sangat berkaitan dan sama-sama bertujuan baik, yaitu mendorong
terjadinya perubahan pihak lain menjadi lebih baik. Tetapi dampak positif yang
dihasilkan dari memotivasi dan menginspirasi bisa berbeda. Aktivitas
menginspirasi mampu menghasilkan dampak yang jauh lebih besar dibandingkan sekadar
memotivasi. Menginspirasi mampu menumbuhkan atau membangkitkan dorongan untuk
bangkit dengan kesadaran sendiri dan dengan cara sendiri. Sementara memotivasi
mampu memberikan dorongan kepada orang lain untuk bangkit mengejar
kesuksesannya. Jadi, menurut pandangan penulis, menginspirasi itu seperti
memberikan dorongan semangat dari dalam diri seseorang, sedangkan memotivasi
seperti memberikan dorongan semangat dari luar diri seseorang.
Apakah sama antara memotivasi dengan menginspirasi?
Di sini yang dimaksud memotivasi adalah membagikan motivasi yang umumnya
berasal dari kisah kehidupan orang lain, sedangkan maksud menginspirasi adalah
membagikan motivasi dari kisah kehidupan sendiri. Membagikan motivasi dari
kisah kehidupan orang lain itu mudah, tak ubahnya seperti memutarkan film
kehidupan seorang tokoh. Berbeda halnya dengan memotivasi dari kisah kehidupan
sendiri karena seseorang harus menjadi tauladan (contoh nyata) dari kisah yang
diceritakan.
Dalam konteks pengertian tersebut di
atas, maka memotivasi tidak berbeda dengan orang yang membagikan cerita
kesuksesan orang lain. Memotivasi dengan cara seperti itu terasa kurang hidup
dan hasilnya kurang tertanam di hati. Lain halnya jika bahan motivasi tersebut
berasal dari kisah kesuksesan diri sendiri, maka kisahnya akan terasa lebih
hidup dan bermakna. Inilah yang dimaksud dengan menginspirasi karena yang
bercerita adalah sang tokoh sendiri dalam cerita tersebut, sehingga ia tahu
betul bagaimana seluk beluk perjuangannya hingga menjadi sukses. Sementara
orang yang hanya membagikan kisah kesuksesan orang lain hanya tahu kulitnya
saja, ia tidak tahu bagaimana bagian dalam dari kisah perjuangan menuju
kesuksesan yang dialami sang tokoh. Membagikan kisah kesuksesan orang lain
menurut pandangan penulis pribadi terasa kurang ada ikatan emosional karena
kisah tersebut bukan kisah kehidupan sang motivator sendiri.
Banyak motivator yang membagikan
kisah-kisah kesuksesan orang lain sebagai bahan untuk memotivasi. Menurut
pendapat penulis, alangkah lebih baiknya jika motivator tersebut membagikan
pengalaman hidupnya sendiri sebagai bahan memotivasi karena dengan begitu
kisahnya terasa lebih hidup karena tokoh pelakunya ia sendiri. Tetapi hal itu
tentunya tidaklah mudah dilakukan karena tergantung apakah ia memiliki kisah
kesuksesan hidupnya yang menarik untuk dibagikan. Memang lebih mudah membagikan
kisah kehidupan tokoh lain daripada kisah kehidupannya sendiri yang belum tentu
menarik untuk dibagikan.
Mendorong orang lain agar bisa sukses
dengan menceritakan kisah-kisah hidup tokoh-tokoh yang telah berhasil meraih
kesuksesan adalah sebuah perbuatan baik. Tetapi alangkah lebih baik lagi jika kisah
kesuksesan yang diceritakan tersebut adalah kisah kehidupannya sendiri sehingga
ketika ia bercerita seakan-akan kisah tersebut benar-benar hidup dan nyata
sehinga mampu menginspirasi orang yang
mendengarkan. Semangat mendorong orang lain agar bisa sukses adalah baik,
tetapi alangkah lebih baiknya lagi jika itu dilakukan ketika yang bersangkutan
sudah berhasil meraih kesuksesan terlebih dahulu, sehingga ia berbagi kisah
kesuksesannya sendiri. Jangan sampai terjadi orang yang belum sukses memotivasi
orang lain agar sukses.
Dalam konteks bidang pendidikan, pendidik
(guru, dosen, ustadz) seharusnya menjadi role
model atau contoh ketauladanan bagi peserta didiknya. Ketika mengajarkan moral character yang baik, sebaiknya pendidik
telah menerapkan moral character
dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Ketika mengajarkan performance character kepada peserta
didik, sebaiknya pendidik telah menunjukkan performance
character-nya terlebih dahulu dalam kinerjanya. Ketika memotivasi peserta
didik agar berprestasi, maka sebaiknya pendidik juga memiliki banyak prestasi
agar peserta didik dapat melihat langsung contohnya sehingga mereka dapat
menauladani prestasi yang diraih oleh pendidiknya. Jangan sampai terjadi ada peserta
didik yang berprestasi memenangkan lomba kejuaraan dengan mendapatkan juara
satu kemudian diklaim sebagai prestasi gurunya, sementara sang guru belum
pernah memenangkan lomba di bidang yang sama.
Mendidik dengan memberikan motivasi itu
sangat baik. Tetapi lebih baik lagi jika mendidik diiringi dengan
menginspirasi. Pendidik yang inspiratif pasti juga seorang motivator sejati bagi
peserta didiknya. Pendidik inspiratif terkadang tidak pandai berorasi layaknya
seorang motivator ulung, tetapi ia mampu menghipnosis peseta didiknya melaui
contoh ketauladanan yang dilakukannya. Pendidik inspiratif akan mampu
memotivasi peserta didik melalui rekam jejak ketauladanan dan capaian prestasi
yang diraihnya. Menginspirasi dengan karya nyata jauh lebih bermakna
dibandingkan sekadar bercerita tentang keberhasilan orang lain. Menjadi
pendidik inspiratif itu hebat. []
Gumpang Baru, 14 Oktober 2023
___________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar