Powered By Blogger

Jumat, 29 September 2023

PENDIDIKAN KELUARGA


PENDIDIKAN KELUARGA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



Setiap anak yang terlahir ke dunia ini telah dibekali kemampuan yang berupa potensi diri. Potensi diri adalah kemampuan yang masih bersifat laten, yaitu kemampuan yang masih tersembunyi dalam diri. Potensi diri akan muncul menjadi kemampuan diri ketika seseorang menemukan atau berada di dalam lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung proses tumbuh berkembangnya potensi dirinya.

Keluarga mempunyai peran besar dalam proses perkembangan potensi diri anak. Lingkungan keluarga yang kondusif dan mendukung berkembangnya potensi diri anak akan membuat anak secara alami mengeksplorasi dan menemukan bakat minatnya. Keluarga perlu memfasilitasi anak menjalani fitrah perjalanan hidupnya untuk menemukan jati dirinya sendiri. Jangan sampai ambisi dan arogansi orang tua justru akan mengubur dan mematikan potensi diri anak. Anak perlu suasana dan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan mendukung proses belajarnya.

Sebagai pasangan orang tua yang masih kategori muda, kami berusaha mengapresiasi dan mendorong anak untuk menekuni bidang keahlian yang diminati. Kami berusaha untuk tidak mendiktekan keinginan pribadi kami pada anak-anak. Kami ingin anak-anak tumbuh berkembang dengan capaian prestasi mereka sendiri. Kami ingin anak-anak mampu mengeksplorasi bakat minat mereka dan mengembangkannya semaksimal mungkin. Oleh karena itu, di lingkungan keluarga kami berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan bakat minat anak.

Sebagai contoh, anak pertama kami memiliki bakat minat dalam bidang editing video, maka kami selalu mendorong dia untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam mengedit video. Kami selalu memotivasi dia untuk tampil menunjukkan kemampuannya dalam mengedit video. Waktu di SMP, dia pernah memperoleh juara 3 dalam acara lomba pembuatan video profil sekolah yang diselenggarakan oleh sekolah.

Awalnya anak pertama kami tidak mau ikut lomba pembuatan video profil sekolah tapi kami terus memotivasinya agar mau ikut lomba. Bahkan maminya sampai mau mengantar dan mendampinginya untuk mengambil gambar di sekolah. Akhirnya ketika pengumuman, dia memperoleh juara 3 dengan hadiah sertifikat dan sejumlah uang pembinaan. Dia senang mendapat juara 3 dan hadiah uang, padahal menurut pengakuannya dia tidak serius membuat video profil sekolahnya. Mendengar pengakuan anak lanang kami, lantas kami mengatakan, "La kamu gak serius saja dapat juara 3, apalagi kalau kamu mau serius membuat video profil sekolah dan mengeditnya dengan kemampuanmu yang maksimal pasti dapat juara 1".

Sekarang anak pertama kami sudah duduk di kelas XI SMA. Sejak awal mendaftar sekolah SMA, kami terus memotivasinya agar nanti di SMA aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat minat. Dan ternyata dia akhirnya ikut ekstrakurikuler yang berkaitan dengan editing video. Dua sering ditugaskan sekolah untuk terlibat dalam kepanitian kegiatan sekolah di bagian divisi dokumentasi.

Di rumah dia sering sibuk mengedit video-video kegiatan sekolah. Jadi di kepanitian kegiatan sekolah, dia mendapat tanggung jawab untuk mengedit video kegiatan sekolah. Kami senang dan bangga dengan aktivitas anak pertama kami. Kami senang dia telah menunjukkan kemampuannya sehingga dipercaya sekolah untuk mengedit video-video kegiatan sekolah. Dan puncak kebanggaan kami adalah Minggu kemarin dia dilantik menjadi pengurus IPM sebagai anggota tim media sekolah.

Sementara putri kecil kami memiliki bakat dalam bidang yang berbeda dengan kakaknya. Si kecil memiliki kecepatan belajar yang lebih baik dibandingkan kakaknya ketika seusianya. Dia sudah mulai menyukai buku-buku. Oleh karena itu, kami memfasilitasinya dengan membelikan buku-buku bacaan maupun buku mewarnai karena dia senang mewarnai. Kemampuan membaca si kecil termasuk di atas rata-rata teman sekelasnya.

Sekarang di usia hampir 6 tahun, dia sudah bisa membaca buku bacaan dan membaca Al-Qur'an. Setiap hari dia membaca buku cerita dan buku Iqra'. Walaupun begitu, dia tetap bermain boneka, bermain masak-masakan, menggambar, dan mewarnai. Setiap hari bakda shalat Maghrib, dia ikut membaca Al-Qur'an seperti kami. Saya membelikan dia mushaf Al-Qur'an sendiri. Jadi setiap bakda shalat Maghrib, kami semua berkumpul di ruang musholla keluarga dan mengaji Al-Qur'an bersama.

Demikianlah program pendidikan keluarga yang kami rancang dan jalankan untuk membekali anak-anak kami. Kami percaya bahwa program pendidikan keluarga yang kami jalankan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami selalu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap progres perkembangan pendidikan anak-anak.

Kami menyadari bahwa kami sebagai orang tua baru masih perlu terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kami. Tetapi prinsip yang kami pegang adalah kami orang tuanya yang paling mengetahui dan memahami anak-anak kami, maka kamilah yang paling bertanggung jawab atas pendidikan mereka. Sekolah adalah mitra kami dalam mendidik dan mengembangkan kompetensi anak-anak kami. []


Surakarta, 29 September 2023


__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer