Powered By Blogger

Minggu, 02 Oktober 2022

KEBAIKAN MILIK SEMUA ORANG

Sumber gambar : https://www.wujudaksinyata.org/news/menebar-kebaikan-itu-indah

KEBAIKAN MILIK SEMUA ORANG

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu baik. Karena fitrahnya baik, maka pada dasarnya setiap orang menyukai kebaikan. Hanya karena pengaruh lingkungan yang kurang baik menyebabkan seseorang menjauh dari fitrahnya dan terjerumus ke perbuatan tidak baik.

 

Kebaikan adalah fitrah manusia. Maka manusia secara alami akan cenderung menyukai hal-hal yang baik. Oleh karena itu, berbuat baik merupakan nilai - nilai kebaikan yang universal. Kebaikan ada di setiap diri manusia, walau sekecil apapun karena itu fitrahnya. Kebaikan tidak hanya ada di agama, suku, ras, dan bangsa tertentu saja, tetapi ada di manapun dan pada siapapun.

 

Kebaikan adalah milik semua orang tanpa kecuali. Setiap orang berhak berbuat kebaikan. Pun demikian pula setiap orang berhak mendapatkan kebaikan. Tidak boleh ada larangan seseorang ingin berbuat baik. Tidak boleh ada alasan apapun yang melarang seseorang berbuat baik untuk sesama manusia. Semua manusia adalah makhluk Tuhan. Maka berbuat baik kepada sesama manusia adalah sesuatu perbuatan yang wajar.

 

Kebaikan itu bersifat alami. Sedangkan kebaikan yang direkayasa tidak akan bertahan lama. Seseorang yang memang orang baik akan melakukan kebaikan tanpa perlu alasan dan tanpa beban. Misalnya ketika kita akan menolong orang lain, kita tidak perlu dalil, tidak perlu tahu dapat pahala atau tidak, ataupun tidak perlu tahu orang yang kita tolong seagama atau tidak. Cukup atas dasar rasa kemanusiaan kita menolong orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Saling tolong menolong adalah kebaikan universal.

 

Sedangkan orang yang melakukan kebaikan karena ada kepentingan tertentu pasti tidak alami dan tidak akan bertahan lama. Kebaikan yang direkayasa akan menjadi beban. Hanya karena punya tujuan dan maksud tertentu, seseorang mau melakukan kebaikan tersebut.

 

Kebaikan yang tidak alami dan direkayasa pada hakikatnya bukanlah kebaikan. Mungkinkah kebaikan hasil rekayasa seperti ini akan mendapat ridho Tuhan? Saya yakin orang yang berpikiran sehat akan dapat menduga jawabannya.

 

Berbuat kebaikan tentu harusnya tidak berharap dapat balasan kebaikan. Jika masih berharap mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda, maka tentunya belum masuk kategori alami atau belum ikhlas. Padahal hanya amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas saja yang akan diridhoi Allah Swt.

 

Sebanyak apapun amal kebaikan jika tidak ikhlas maka jangan berharap mendapat balasan dari Allah Swt. Memberikan balasan kebaikan (yang berlipat ganda) adalah hak Allah, bukan kewajiban Allah. Maka jangan pernah kita menagih balasan berlipat ganda kepada Allah ketika kita telah berbuat kebaikan. Kita serahkan sepenuhnya kepada Allah tanpa mengharapkan apapun. Biarlah jadi urusan Allah semata, mau dibalas atau tidak itu haknya Allah. Urusan kita adalah berbuat baik karena berbuat kebaikan itu adalah fitrah dan ciri manusia. Wallahu a'lam. []

 

Gumpang Baru, 01 Oktober 2022

 

________________________

*) Penulis adalah Ketua komunitas menulis SAHABAT PENA KITA (SPK), sebuah komunitas menulis skala nasional yang sejak 23 Juli 2019 sudah berbadan hukum, sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang pengesahan pendirian badan hukum Yayasan Sahabat Pena Kita.

 

Tidak ada komentar:

Postingan Populer