Sumber Gambar : https://www.sman-5-mtr.sch.id/detail-berita-4-menjadi-guru-inspiratif.html |
MENGENAL SOSOK GURU INSPIRATIF
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Guru atau pendidik adalah sebuah profesi terhormat. Profesi guru tidak akan pernah hilang dan akan tetap eksis sampai kapanpun. Tidak ada profesi lain yang dapat menggantikan profesi guru. Mengapa? Karena di setiap zaman pasti ada orang-orang yang tidak mampu belajar secara mandiri atau autodidak. Walaupun saat ini terus dikembangkan teknologi bagaimana siswa dapat belajar mandiri dengan memanfaatkan kemajuan teknologi IT, saya percaya bahwa pengembangan teknologi tersebut bukan untuk menggantikan profesi pendidik.
Profesi
guru bukanlah profesi sembarangan. Profesi guru adalah profesi terhormat yang
sangat berkaitan dengan nasib peradaban dunia di masa depan. Tanpa keberadaan
guru-guru yang hebat, niscaya peradaban manusia akan mengalami kemunduran yang
signifikan. Akankah peristiwa ini akan terjadi? Saya sangat berharap peristiwa
kemunduran peradaban dunia tersebut tidak akan benar-benar terjadi. InsyaAllah.
Amin. Oleh karena itu diperlukan sosok-sosok guru yang hebat dalam mendidik.
Terkait
istilah "guru", orang Jawa mengatakan, guru itu digugu lan ditiru
(guru itu dipercaya dan diikuti). Jadi dapat dipahami bahwa profesi guru itu
bukan profesi sembarangan. Tidak semua orang bisa jadi guru. Hanya orang-orang
yang memiliki jiwa atau spirit mengajarkan kebaikan dan mampu memberikan contoh
yang baik lewat dirinya sendiri yang layak disebut guru. Guru harus bisa
menjadi tauladan yang baik bagi anak didiknya.
Apakah
setiap orang yang mengajar di lembaga pendidikan formal bisa dipanggil guru?
Secara formal iya karena guru sangat dekat lembaga pendidikan formal. Tetapi
secara hakikat pendidikan, orang-orang tersebut belum tentu layak diakui
sebagai guru. Masih banyak orang-orang yang baru mengajar tapi belum mendidik.
Mereka baru sebatas mentransfer knowledge kepada siswa-siswinya tapi belum
membangun karakter dan kepribadian siswa melalui pemberian contoh nyata
karakter yang baik. Karakter yang baik tidak hanya berkaitan dengan moral
character tapi juga performance character. Guru yang baik harus mampu menjadi
tauladan dalam sikap moral maupun kinerja yang baik.
Untuk
layak menjadi seorang guru, seseorang haruslah orang yang sudah selesai dengan
dirinya sendiri, maksudnya dia sudah selesai dalam mencari jati diri dan ilmu
kebajikan karena ia akan membagi atau mencontohkan kebaikan-kebaikan kepada
siswa-siswinya. Orang yang masih proses pencarian jati diri bagaimana mungkin
akan mampu membimbing siswa menemukan potensi dirinya yang masih laten? Itulah
mengapa, seorang guru haruslah orang-orang yang sudah "menep" hatinya
dan sudah mumpuni ilmu dan pandangan hidupnya.
Menjadi
guru bukan sekadar bisa mengajar. Menjadi guru bukan hanya bisa mentransfer
knowledge. Tetapi menjadi guru itu memerlukan banyak kompetensi dan
keterampilan. Menjadi guru harus mampu menjadi panutan bagi siswa-siswinya.
Menjadi guru harus mampu menjadi suri tauladan bagi siswa-siswinya. Menjadi
guru harus bisa menjadi inspirasi dan sumber motivasi bagi siswa-siswinya.
Menjadi guru harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan peserta didik.
Menjadi guru harus mampu bersikap sebagai teman dan sekaligus orang tua bagi
siswa-siswinya.
Seorang
guru atau pendidik yang profesional harus memahami betul apa tujuan pendidikan.
Haidar Bagir (2019) menegaskan bahwa tujuan setiap upaya pendidikan adalah
memanusiakan manusia. Beliau menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan
untuk mengaktualkan potensi manusia sehingga benar-benar menjadi manusia sejati.
Sedangkan John A. Laska (1976) mendefinisikan Pendidikan sebagai upaya sengaja
yang dilakukan pelajar (yang disertai) orang lainnya untuk mengontrol (atau
memandu, mengarahkan, mempengaruhi dan mengelola) situasi belajar agar dapat
meraih hasil belajar yang diinginkan.
Berdasarkan
definisi tersebut di atas, tampak jelas bahwa proses pendidikan berfokus pada
siswa. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam menjalankan profesinya,
seorang guru harus mengutamakan kepentingan anak didiknya agar mereka dapat mengenali,
mengembangkan, dan mengaktualkan potensi dirinya. Untuk dapat memotivasi dan
menggerakkan siswa-siswi agar mau mengembangkan potensi dirinya, diperlukan
sosok-sosok guru yang menginspirasi. Sudahkah kita menjadi guru inspiratif? []
Gumpang
Baru, 11 Oktober 2022
______________________________
*)
Penulis adalah Ketua komunitas menulis SAHABAT PENA KITA (SPK), sebuah
komunitas menulis skala nasional yang sejak 23 Juli 2019 sudah berbadan hukum,
sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor:
AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang pengesahan pendirian badan hukum
Yayasan Sahabat Pena Kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar