Sumber Gambar : https://tasawufpsikoterapi.fuda.iainkediri.ac.id/kesehatan-adalah-nikmat-allah-yang-tak-ternilai-harganya/
NIKMAT SEHAT DAN RASA SYUKUR
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Semua orang pasti menginginkan hidup sehat.
Tidak ada orang yang mau sakit. Mengapa? Karena sakit itu tidak enak. Seringan
apapun suatu penyakit, tetaplah tidak enak. Maka banyak orang berusaha menjaga
kesehatan agar tidak sakit, seperti rutin berolah raga, menjaga pola makan,
menjaga pola kerja, menjaga keseimbangan jasmani dan rohani, dll.
Walaupun sudah berusaha menjaga kesehatan
dengan menerapkan pola hidup sehat, terkadang ada orang yang tiba-tiba mendapat
cobaan berupa sakit. Penyakit yang dideritanya bisa saja berupa penyakit langka
atau jenis penyakit baru yang belum ada obatnya. Terkadang ada sebagian orang
menyikapi orang yang menderita penyakit aneh atau langka dengan pandangan
negatif, misalnya menyalahkan perilakunya. Mereka beranggapan bahwa orang yang
mengidap penyakit aneh atau langka adalah pelaku dosa atau orang yang
perilakunya tidak baik. Tepatkah sikap seperti itu?
Menurut pendapat saya, kita sebaiknya tidak
mudah menghakimi orang lain yang sedang mendapat cobaan hidup berupa sakit
dengan dugaan-dugaan tak berdasar atau memberikan komentar yang justru bisa
menyinggung perasaan orang yang sakit. Pengalaman pribadi. Dulu saya pernah
sakit dan harus dirawat di RS hingga seminggu lamanya. Setelah pulang ke rumah,
ada tetangga yang menjenguk. Tetangga tersebut menanyakan saya sakit apa.
Setelah saya jelaskan sakitnya, dia berkomentar yang kesannya menganggap remeh
sakit yang saya derita hanya karena saya tidak sampai dioperasi.
Mendengar komentar tetangga saya tersebut,
saya agak tersinggung. Komentar tetangga saya tersebut terasa menyakitkan hati
saya karena sakit yang saya derita dianggapnya ringan padahal saya yang
merasakan luar biasa sakitnya sampai saya menangis karena tidak tahan dengan
rasa sakitnya, kok dia begitu gampangnya menganggap sakit saya tidak berat.
Dari pengalaman tersebut, saya berusaha untuk
tidak mudah memberikan komentar terhadap sakit seseorang. Setiap menjenguk
orang sakit atau mendengar sahabat maupun kerabat sedang sakit, saya lebih suka
mendoakan baik saya ucapkan secara lisan maupun hanya dalam hati saja agar
mereka cepat sembuh dan kembali sehat. Saya merasa tidak berhak untuk
menghakimi seseorang yang sakit dengan predikat-predikat negatif yang kurang
berdasar atau menasihatinya agar dia meningkatkan ibadah dan amal kebaikannya
supaya sakitnya cepat diangkat Allah.
Sakit memang tidak kita inginkan, tapi jika
ternyata takdir sakit mendatangi kita maka kita harus bersabar. Sabar dalam
arti semangat berikhtiar mencari kesembuhan, semangat optimis bisa sembuh, dan
tidak berputus asa dari mengharapkan kesembuhan dari Allah Swt. Seperti halnya
yang saya alami dalam seminggu ini. Selama seminggu ini, penyakit lama saya
ternyata kembali kambuh dengan agak parah. Setiap hari saya merasakan rasa
sakit yang cukup menyiksa. Walau saya telah berusaha mengurangi rasa sakit
dengan minum obat pereda nyeri tetapi efeknya kurang terasa.
Saya "bersahabat" dengan penyakit
tersebut sudah beberapa tahun lamanya, dan hampir setiap hari dengan durasi
waktu yang bervariasi - mulai dari beberapa jam, setengah hari hingga bahkan
bisa sampai seharian - dan intensitas rasa sakit yang juga bervariasi - dari
sedikit sakit hingga sangat sakit sekali yang mengakibatkan saya terkadang
sampai menangis dan hanya bisa berguling-guling di tempat tidur menahan rasa
sakit. Beberapa ikhtiar mencari kesembuhan dengan berbagai metode pengobatan -
mulai dari pengobatan medis hingga pengobatan alternatif- sudah saya coba dan
belum membuahkan hasil yang menggembirakan.
Awal mengidap penyakit tersebut dan mendengar
penjelasan dokter bedah yang pernah menangani penyakit saya, saya sempat shock
dan berputus asa. Tapi seiring waktu, akhirnya saya bisa menerima kondisi saya
dan berusaha menjalani hidup seperti biasa. Saya berusaha mengatur pola hidup
sehari-hari. Jika tiba-tiba sakitnya kambuh, saya langsung istirahat sampai
rasa sakit hilang. Kalau rasa sakit masih bisa saya tahan, maka saya tetap
menjalankan aktivitas seperti biasa. Tetapi jika rasa sakitnya tak tertahankan,
maka saya langsung istirahat dan berusaha untuk tidur agar tidak merasakan rasa
sakit yang bisa berlangsung berjam-jam.
Demikianlah saya menjalani hidup sehari-hari
dalam beberapa tahun ini. Saya berusaha bisa menerima kondisi tubuh saya dan
berusaha bisa bersahabat dengan rasa sakit tersebut. Saya bersyukur walau
setiap hari harus merasakan rasa sakit dengan intensitas dan frekuensi yang
bervariasi, saya masih tetap bisa menjalankan aktivitas dan mengerjakan
tugas-tugas pekerjaan walau tidak semaksimal dulu sebelum sakit. Saya percaya
pasti ada hikmah kebaikan di balik penyakit yang saya derita saat ini. Saya
tetap berusaha menjalani hidup dengan bahagia dan beraktivitas secara normal.
Setiap ketika rasa sakit itu mendera, saya
begitu merindukan rasanya sehat. Begitu rasa sakit tersebut hilang, saya
merasakan betapa nikmatnya rasa sehat itu. Rasanya plong sekali bagaikan baru
saja terlepas dari beban hidup yang berat. Ternyata memang benar, sehat itu
adalah karunia Allah Swt yang nikmatnya tiada tara. Nikmat sehat akan sangat
terasa manakala kita sedang sakit. Maka benar sekali ajaran agama agar kita
menjaga kesehatan sebelum datangnya sakit. Sudahkah kita mensyukuri nikmat
sehat yang dikaruniakan Allah Swt?
Saya paham bahwa hidup itu hanya "sawang
sinawang". Apa yang kita lihat pada orang lain belum tentu sama dengan
yang sebenarnya. Pun demikian yang orang lain lihat pada diri kita juga belum
tentu sama dengan kondisi kita sebenarnya. Kita jangan merasa hidup kita paling
menderita karena bisa jadi ada orang lain yang jauh lebih menderita dari kita,
hanya karena tidak diperlihatkan maka kita tidak mengetahuinya. Jangan merasa
masalah hidup yang kita hadapi itu paling berat karena bisa jadi ada orang lain
yang punya masalah jauh lebih berat, hanya kita tidak mengetahuinya.
Dalam kehidupan ini, kita harus yakin bahwa
setiap orang pasti punya masalah dan beban hidup masing-masing. Maka yang harus
kita lakukan adalah kita tetap selalu tersenyum dalam menjalani kehidupan ini.
Kita harus selalu optimis bahwa hidup kita akan semakin baik. Dan yang
terpenting kita terus berusaha agar bisa menjadi orang baik dan bermanfaat bagi
orang lain. Semoga Allah Swt meridai niat dan usaha baik kita. Amin. []
Gumpang Baru, 15 Oktober 2022
_________________________
*) Penulis adalah Ketua komunitas menulis
SAHABAT PENA KITA (SPK), sebuah komunitas menulis skala nasional yang sejak 23
Juli 2019 sudah berbadan hukum, sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI Nomor: AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang pengesahan
pendirian badan hukum Yayasan Sahabat Pena Kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar