Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Saya mulai benar-benar aktif menulis dan
sangat menikmati proses kreatif menulis sejak tahun 2017. Saya bisa begitu
menikmati aktivitas menulis sejak mendapatkan pencerahan dari Prof. Dr. Ngainun
Naim saat mengikuti pelatihan penulisan buku ajar secara online dimana beliau
sebagai narasumbernya. Saat itu beliau mengatakan bahwa bagi beliau menulis itu
seperti sebuah klangenan atau hobi.
Kata “klangenan” yang beliau ucapkan
terasa begitu berkesan dalam hati saya. Hati saya bergetar mendengar pernyataan
beliau bahwa menulis itu bagaikan klangenan. Saya langsung introspeksi diri,
bagaimana dengan saya yang menulis saja masih merasa berat dan sering malas-malasan.
Mendengar perkataan beliau tersebut, saya bagaikan mendapatkan sebuah
pencerahan tentang bagaimana cara menikmati aktivitas menulis.
Sejak saat itu, saya mulai melatih diri
untuk menulis setiap hari dan berusaha menikmati prosesnya. Ternyata saya bisa
melakukan hal itu, dan hasilnya adalah kumpulan tulisan saya selama sekitar
satu setengah tahun telah berubah wujud menjadi tiga buah judul buku yang semuanya
telah diterbitkan oleh penerbit. Saya tidak menyangka saya mampu menerbitkan
tiga judul buku dalam waktu sekitar satu setengah tahun.
Sebelumnya, saya terakhir menerbitkan
buku tahun 2013 karena adanya insentif penerbitan buku ajar dari fakultas dan
sejak itu tidak pernah lagi bisa menerbitkan buku. Barulah pada tahun 2018 saya
bisa menerbitkan tiga judul buku. Artinya selama lima tahun saya tidak menerbitkan
buku, bahkan satu judul pun tidak mampu. Maka bisa menerbitkan tiga judul buku
dalam waktu satu setengah tahun itu bagi saya adalah sebuah lompatan pencapaian
diri yang luar biasa. Semuanya itu bisa
terwujud karena jasa baik Prof. Dr. Ngainun Naim yang telah membuka mindset saya tentang aktivitas menulis
dengan paradigma “klangenan”-nya.
Mulai tanggal 1 Maret 2019 saya mulai bergabung di komunitas penulis
Sahabat Pena Kita (SPK). Saya mengenal grup Sahabat Pena Kita (SPK) juga melalui
Prof. Dr. Ngainun Naim, dimana pada bulan Januari 2019 beliau mengundang saya
untuk hadir dalam seminar literasi yang diselenggarakan grup Sahabat Pena Kita
(SPK) di kampus UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (dulu masih bernama IAIN Tulungagung), kampus
tempat beliau mengabdikan diri sebagai dosen. Berangkat dari acara seminar
literasi Sahabat Pena Kita (SPK) tersebut, saya mengenal grup SPK dan akhirnya
bergabung menjadi anggotanya.
Grup Sahabat Pena Kita (SPK) merupakan komunitas penulis level
nasional dimana anggotanya berasal dari berbagai daerah lintas provinsi dan
bahkan pernah lintas negara. Grup Sahabat Pena Kita (SPK) berdiri pada tanggal 24
Maret 2018, dan sejak tanggal 23 Juli 2019 sudah menjadi lembaga yang berbadan hukum
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor:
AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang pengesahan pendirian badan hukum Yayasan
Sahabat Pena Kita.
Sahabat Pena Kita (SPK) memiliki aktifitas rutin di
antaranya: menulis rutin bulanan, dengan tema yang sudah ditentukan oleh
pengurus, anggota SPK yang tidak menulis bulanan selama 3 kali berturut-turut
akan mendapatkan punishment yaitu dikeluarkan dari keanggotaan grup SPK. Sejak bergabung
dalam keanggotaan grup SPK hingga sekarang
ini, saya berusaha mematuhi komitmen kewajiban sebagai anggota dan alhamdulillah
belum pernah mendapatkan pentol merah sekalipun. Setiap bulan saya berusaha
disiplin mengirimkan tulisan setoran wajib dan mengunggahnya di website SPK
yang beralamat di https://sahabatpenakita.id.
Mulai tahun 2023 ini, pengurus grup SPK
membuat program baru yaitu pemberian penghargaan kepada anggota yang aktif
menulis tulisan setoran wajib setiap bulan dan mengunggahnya di website SPK.
Anggota yang artikelnya mendapatkan jumlah viewer terbanyak akan diberikan
piagam penghargaan. Setiap bulan akan diambil tiga besar anggota yang
mendapatkan viewer terbanyak. Piagam penghargaanya
diberi judul Top Three Most Views of the
Month yang diberikan kepada tiga orang pemenang setiap bulannya.
Penghargaan Top Three Most Views of the Month diberlakukan mulai untuk artikel
setoran wajib bulan Maret 2023. Sampai bulan Juni 2023 ini, pengurus SPK telah
memberikan penghargaan tersebut sebanyak tiga kali, yaitu periode bulan Maret,
April, dan Mei 2023. Dari ketiga periode pemberian penghargaan tersebut, Alhamdulillah
saya selalu mendapatkan penghargaan. Pada periode bulan Maret 2023 dengan tema
bulan Ramadan, saya mendapatkan penghargaan Top Three Most Views of the Month peringkat 1. Kemudian pada
periode bulan April 2023 dengan tema Idul Fitri saya juga mendapatkan peringkat
1. Barulah pada periode bulan Mei 2023 tentang tema hari kebangkitan nasional, saya
mengalami penurunan peringkat menjadi peringkat 2.
Jadi selama tiga bulan periode pemberian
penghargaan Top Three Most Views of the
Month, berturut-turut saya menjadi juara bertahan kategori tiga besar. Apa yang
saya peroleh ini merupakan hasil dari perjuangan saya menjaga komitmen sebagai
anggota SPK untuk disiplin mengirimkan tulisan setoran wajib setiap bulan. Penghargaan
ini juga merupakan representasi dari spirit literasi yang telah mendarah daging
dalam diri saya. Saya bangga dan bahagia mendapatkan penghargaan tiga bulan
berturut-turut tersebut. Saya bersyukur apa yang saya rintis dan perjuangkan
selama ini, yaitu menekuni dunia tulis menulis ternyata mulai membuahkan hasil.
Saya sekarang mulai memetik buah dari ketekunan dan konsistensi saya dalam
menulis. Terima SPK atas penghargaan ini. Semoga penghargaan ini menjadi
pelecut saya untuk semakin semangat dalam menulis. Sukses dan semakin maju SPK!
Gumpang Baru, 11 Juni 2023
_________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro,
Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis
buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta: KBM Indonesia,
2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta:
KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar