MENGUNGKAP PESAN TERSIRAT ALLAH SWT DALAM KATA "ZARRAH"
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Dalam Al Quran, Allah Swt berfirman:
"Maka barang siapa mengerjakan
kebaikan seberat "zarrah", niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barang siapa mengerjakan kejahatan seberat "zarrah", niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." (QS. Az-Zalzalah [9]: 7-8).
Firman Allah Swt tersebut menyebutkan kata "zarrah" untuk
menunjukkan suatu "ukuran" yang sangat kecil. Dalam beberapa
terjemahan Al Quran versi lama, kata "zarrah" diartikan "seberat
biji sawi". Ada pula yang menerjemahkan "seberat debu yang
terbang". Kemudian kata "zarrah" ada yang menerjemahkan "seberat
atom".
Terjemahan kata "zarrah" sebagai "seberat atom"
mungkin didasarkan atas sepengetahuan penerjemahnya bahwa "atom"
adalah benda terkecil. Padahal sains modern telah mengakui bahwa atom bukan
partikel terkecil di alam semesta, tetapi atom masih tersusun lagi atas partikel-partikel
sub atomik yang lebih kecil ukurannya seperti proton, neutron, dan elektron.
Berdasarkan perkembangan sains modern tersebut, apakah akan ada penerjemah
Al Quran yang akan menerjemahkan kata "zarrah" sebagai "seberat
proton" atau "seberat neutron", atau "seberat elektron"?
Dari penjelasan tersebut tampak jelas bahwa makna kata "zarrah"
dalam Al Quran berubah-ubah mengikuti perkembangan ilmu sains. Redaksional
dalam Al Quran masih tetap sama (tidak berubah), tetapi terjemahan maknanya
berubah. Hal ini menujukkan bahwa Al Quran itu berlaku sepanjang massa, artinya
zaman apapun Al Quran masih relevan.
Yang terkesan "tidak relevan" atau "ketinggalan zaman"
adalah terjemahan Al Quran, bukan Al Quran. Al Quran tidak akan pernah
"kedaluwarsa" (out of date) karena Al Quran adalah firman Allah Swt.
Terjemahan Al Quran bisa terkesan "kedaluwarsa" karena terjemahan Al
Quran adalah buatan manusia (penerjemah) yang terkadang ilmunya sudah
ketinggalan zaman. Jadi sangat jelas bahwa makna kata "zarrah" dalam firman
Allah Swt tersebut masih "misteri", hanya Allah Swt saja lah yang
mengetahui makna sebenarnya.
Dalam artikel ini penulis tidak memfokuskan pembahasan pada makna
"zarrah", tetapi penulis akan memfokuskan pembahasan pada tujuan dan
maksud Allah Swt menyebutkan kata "zarrah" dalam Al Quran. Dalam
surat Az-Zalzalah : 7-8 tersebut, mengapa Allah Swt mengenalkan istilah
"zarrah" untuk menggambarkan suatu "ukuran" yang sangat
kecil dari sesuatu, baik kebaikan maupun kejahatan. Ada apa dengan "ukuran
sangat kecil"? Apakah Allah Swt memiliki tujuan tertentu dengan
menyebutkan kata "zarrah"? Pesan tersirat apakah yang hendak Allah
Swt ajarkan kepada umat manusia? Adakah misteri di balik pengungkapan kata
"zarrah" dalam Al Quran?
Pada perkembangan iptek saat ini, para ilmuwan sains sedang memfokuskan
risetnya di bidang nanosains dan nanoteknologi. Nanosains dan nanoteknologi
merupakan bidang kajian ilmu dan rekayasa material dalam wilayah nanometer.
Para ilmuwan sains memandang bahwa nanosains dan nanoteknologi kemungkinan
dapat memberikan perubahan besar terhadap peradaban manusia di abad ke -21. Hal
itu disebabkan oleh banyaknya potensi penerapan teknologi baru yang didasarkan
pada sifat-sifat material baru (satu nanometer adalah sepersatumilyar meter,
sebagai pembanding lebar rambut manusia yang ukurannya kira-kira sebesar 50.000
nanometer).
Pada material berukuran nanometer, dijumpai sifat elektronik, sifat
magnetik, sifat optik, dan reaktivitas katalitik baru di mana sifat baru ini
tidak dijumpai pada material berukuran lebih besar dari 100 nanometer. Jadi
jika suatu material berukuran sekitar 1-100 nm akan muncul sifat-sifat baru
yang tidak ditemukan pada material berukuran lebih besar dari 100 nm.
Fenomena kemunculan sifat baru dari material berukuran 1-100 nm telah
menyadarkan para ilmuwan sains tentang adanya pengaruh "ukuran"
terhadap sifat material, dan pengaruh "ukuran" tersebut hanya
dijumpai pada material yang berukuran sangat kecil sekali, yaitu pada rentang
ukuran 1-100 nm. Inilah "keanehan" sifat material yang ditemukan para
ilmuwan sains.
Menurut para ilmuan sains, munculnya sifat baru pada material yang
berukuran sangat kecil sekali (1-100 nm) didasarkan atas dua alasan, yakni
meningkatnya luas permukaan (surface area) dan munculnya efek ukuran kuantum
(quantum size effect).
Pada material berukuran 1-100 nm terjadi interaksi antar partikel sebagai
efek dari ukuran kuantum yang menyebabkan munculnya sifat-sifat baru dan khas
pada material. Sifat-sifat baru dan khas tersebut tidak terjadi pada material
berukuran lebih besar dari 100 nm. Dengan mengandalkan sifat material yang khas
ini maka diharapkan tercipta produk baru dengan kinerja material yang lebih
kuat, lebih ringan, dan lebih cepat.
Jika pembaca pernah melihat film kartun "Dragon Ball", di mana
dalam film kartun tersebut digambarkan adanya kapsul yang diproduksi oleh
perusahan "Capsule Corporation" yang jika dilempar akan berubah
menjadi sebuah pesawat. Sebuah pesawat supercanggih dapat disimpan dalam sebuah
tempat berukuran kapsul. Mungkin seperti itulah gambaran salah satu penerapan
nanosains dan nanoteknologi di masa depan.
Mungkin di antara pembaca ada yang berpikiran apa mungkin gambaran dalam
film kartun yang hanya hasil imajinasi kartunis tersebut suatu saat nanti
terealisasi? Itulah teknologi dikembangkan, pada awalnya hanya imajinasi tetapi
kemudian terealisasi.
Pada film-film kartun tahun 1980an digambarkan adanya teknologi canggih
yang memungkinkan orang berbicara melalui layar. Waktu penulis masih kecil
ketika melihat film kartun tersebut, timbul pertanyaan "kok bisa ya orang
berbicara dengan TV?" Apa yang digambarkan dalam film kartun tersebut
(yang dulu hanya imajinasi saja) sekarang ini telah benar-benar ada dan
dinikmati orang sekarang, yaitu "video call". Ya, video call adalah
salah satu teknologi yang dulu hanya sebatas imajinasi belaka.
Kita kembali pada pembahasan nanosains dan nanoteknologi. Pemanfaatan
keunggulan material berukuran nano menjanjikan peluang eksplorasi untuk
menciptakan teknologi baru dengan pencapaian melampaui apa yang telah dicapai
oleh bidang komputer dan bioteknologi di beberapa dekade ini.
Penerapan nanosains dan nanoteknologi diharapkan mampu membawa perubahan
infrastruktur yang dramatis, semisal pembuatan komputer yang super cepat,
membuat pesawat yang lebih ringan, menampakkan sel-sel kanker yang sulit
diamati mata manusia, terciptanya teknologi sel surya yang sangat efisien dalam
mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik, terciptanya
baterai-baterai berkinerja tinggi dari material nano yang mampu menyimpan
energi listrik sangat besar dan tahan lama dengan waktu isi ulang yang cepat.
Dan produk-produk dramatis lain yang diharapkan suatu saat dapat diperoleh dari
pengembangan nanosains dan nanoteknologi. Teknologi sekarang memiliki
kecenderungan mengarah pada "small size" dan sebagian buktinya sudah
kita nikmati saat ini.
Demikian ulasan penulis tentang kemungkinan adanya maksud tersirat dari
Allah Swt dengan mengenalkan istilah "zarrah" yang menggambarkan
ukuran benda yang sangat kecil dan ditemukannya fenomena alam berupa keanehan
dan keajaiban sifat dari material berukuran nano.
Berdasarkan ulasan di atas, apakah kata "zarrah" dalam Al Quran berkaitan dengan kemunculan nanosains dan nanoteknologi? Apakah adanya kata "zarrah" dalam Al Quran menunjukkan pesan tersirat Allah Swt tentang adanya "rahasia" di balik "ukuran benda-benda sangat kecil" yang akhirnya terungkap oleh nanosains dan nanoteknologi? WaAllahu a'lam.
__________________________________________
*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 37 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.
2 komentar:
Sangat inspiratif, Pak Agung.
Terima kasih mbak Ekka.
Posting Komentar