PERJUANGAN SEORANG ISTRI
Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro
Sudah sekitar satu setengah tahun ini rutin setiap minggu sang istri mendampingi suaminya berobat ke dokter di RS UNS. Terkadang ia harus menjadi driver ketika suaminya tidak memungkinkan untuk menyetir mobil. Dalam seminggu terkadang ia bisa dua sampai tiga kali mengantar suaminya kontrol dokter.
Pernah sang istri enam kali mendampingi suaminya rawat inap di RS UNS karena suaminya harus menjalani tindakan operasi. Belum termasuk empat kali mendampingi suami menjalani tindakan ESWL. Pernah juga selama empat bulan ia harus merawat suaminya yang harus bed rest pasca menjalani operasi bedah.
Jika dihitung keseluruhan waktu dan tenaga yang habis digunakan untuk mendampingi, merawat, dan mengantar suaminya selama masa pengobatan, maka tak terhitung banyaknya. Semua itu ia jalani karena tanggung jawabnya sebagai istri dan bentuk baktinya kepada suaminya.
Hari itu, sejak pagi sang istri mendampingi suaminya kontrol ke dokter di RS UNS. Menjelang dhuhur suaminya selesai kontrol dokter. Belum sampai keluar dari area kompleks RS UNS, tiba-tiba ia mendapat telepon dari sekolah si kecil yang mengabarkan jika si kecil di sekolah muntah-muntah. Segera sang istri bersama suaminya berangkat ke sekolah untuk menjemput si kecil.
Selesai menjemput si kecil di sekolah, langsung membawanya ke IGD RS UNS untuk segera mendapatkan perawatan medis. Sambil menunggu si kecil menjalani pengobatan dan observasi oleh dokter, sang istri duduk terkantuk-kantuk di tepi ranjang pasien. Mungkin rasa capek dan mengantuk sudah sangat menguasai tubuhnya.
Setelah dokter memperbolehkan si kecil menjalani pengobatan rawat jalan, langsung pulang. Di rumah sang istri lanjut menyelesaikan urusan rumah seperti mencuci pakaian dan mencuci piring-piring kotor. Sambil mengerjakan pekerjaan rumah, ia juga terus memantau kondisi si kecil yang masih muntah-muntah dan badannya panas. Suaminya juga ikut selalu mengecek kondisi kesehatan si kecil.
Di malam hari, kondisi badan si kecil masih panas. Tiba-tiba kakak si kecil juga muntah-muntah. Ditunggu hingga sampai pukul 23.00 malam masih juga muntah-muntah, akhirnya diputuskan untuk membawa si kakak ke IGD RS UNS. Karena si kecil sedang tidur dan badannya juga masih panas, maka diputuskan sang istri di rumah menjaga si kecil sedangkan si kakak diantar suami.
Pukul 23.30 sang suami mengantar si kakak berobat ke IGD RS UNS. Perlu beberapa waktu bagi dokter untuk mengobservasi dan memberikan tindakan medis. Pukul 01.30 akhirnya si kakak diperbolehkan pulang dan menjalani pengobatan rawat jalan.
Malam itu, pasangan suami dan istri tersebut merasakan badan yang sangat capek, kurang tidur, dan mengantuk sekali. Aktivitas seharian dari pagi hingga malam hari di RS telah sangat menguras tenaga. Walaupun begitu, malam itu mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak karena masih harus terus memonitor perkembangan kesehatan kedua anaknya.[]
Gumpang Baru, 29 Mei 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar