Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Oktober 2023

HIDUP SEDERHANA SESUAI TUNTUNAN AGAMA, MUDAHKAH?


Sumber Gambar: https://www.finansialku.com/hidup-sederhana/


HIDUP SEDERHANA SESUAI TUNTUNAN AGAMA, MUDAHKAH?

Oleh:
Agung Nugroho Catur Saputro




Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah kehidupan dan bagaimana kehidupan dijalani. Hidup menurut Islam bukanlah sekadar memenuhi semua kebutuhan jasmani dan rohani. Hidup menurut Islam lebih dari itu semua, orang hidup selain dituntut memenuhi hak dan kebutuhan dirinya juga dituntut untuk memenuhi kewajibannya terhadap Tuhannya. Maka dalam menjalani kehidupan ini, setiap orang Islam seharusnya mengadopsi rambu-rambu atau panduan bagaimana Islam mengatur kehidupan.


Dalam Al-Quran surat An-Nahl [16]: 96 Allah Swt berfirman:

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl [16]: 96).

Ayat ini memberitahukan bahwa kehidupan di dunia ini adalah bersifat sementara, sedangkan kehidupan akhirat itu adalah kekal. Karena kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, maka semua yang kita miliki juga bersifat sementara atau suatu saat akan hilang atau kita tinggalkan. Sedangkan kehidupan akhirat itu kekal, maka sudah sepantasnyalah kalau kita selama hidup di dunia ini sambil mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Selama menjalani kehidupan di dunia ini, kita harus selalu sabar dalam menghadapi segala masalah dan ujian kehidupan karena kehidupan di dunia memang penuh ujian. Hanya orang-orang yang sabar sajalah yang akan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah Swt.

Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman:

“Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”. (Q.S. Al-Kahfi [18]: 7).

Firman Allah ini menguatkan penjelasan di atas bahwa hidup di dunia ini penuh dengan ujian. Allah Swt sengaja menjadikan kehidupan di dunia ini sebagai ujian untuk menilai siapa-siapa yang terbaik amal perbuatannya selama hidup di dunia. Allah Swt menjadikan segala pernak-pernik kehidupan di dunia ini sebagai perhiasan sehingga menarik hati setiap orang. Ketika seseorang merasakan ketertarikan yang sangat tinggi terhadap keindahana isi dunia hingga terlenakan dan melupakan kehidupan akhirat, maka Allah Swt akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Sikap yang baik adalah menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya tanpa melupakan kehidupan akhirat, yaitu menjalani kehidupan di dunia dalam rangka mempersiapkan bekal hidup di akhirat. Dunia dan segala isinya adalah sementara, maka apapun yang kita miliki di dunia ini jika sewaktu-waktu hilang dari genggaman kita, maka kita harus ikhlas menerimanya. Semua hal yang awalnya kita anggap berharga dan penting ketika di dunia, bisa jadi menjadi hal yang tidak berharga dan tidak penting di akhirat. Hanya amal kebaikan dan ketundukkan serta keikhlasan kita dalam mengabdikan diri kepada Allah Swt yang menjadi bekal kita di kehidupan akhirat kelak.

Berkaitan dengan sifat dunia yang sementara dan fungsinya sebagai alat penguji bagi seluruh umat manusia, maka seyogyanya kita dalam menjalani kehidupan ini tidak perlu berlebih-lebihan. Allah Swt sangat membenci sifat berlebih-lebihan dan sifat berlebih-lebihan merupakan temannya syaitan. Konsep hidup terbaik adalah moderat atau wasathan atau sederhana. Konsep hidup sederhana tidak dimaknai sebagai hidup serba kekurangan atau hidup miskin. Hidup sederhana adalah hidup berkecukupan, tidak berlebih-lebihan, atau hidup sewajarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sederhana bermakna: (1). bersahaja; tidak berlebih-lebihan; (2). sedang (dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan sebagainya); (3). tidak banyak seluk-beluknya (kesulitan dan sebagainya); tidak banyak pernik; lugas. (https://kbbi.web.id/sederhana)

Allah Swt memerintahkan umat-Nya untuk hidup tidak berlebih-lebihan sebagaimana termaktum dalam Al-Quran surat Al-A’raf [7]: 31.

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Q.S. Al-A’raf [7]: 31).

Dengan menggunakan dasar KBBI di atas tampak bahwa istilah “tidak berlebih-lebihan” itu bermakna sama dengan “sederhana”, maka ayat ini dapat dipergunakan sebagai dalil bahwa Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk senantiasa hidup sederhana. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Swt menyukai orang-orang yang hidup sederhana. Pola hidup sederhana merupakan pola hidup yang dianjurkan oleh Allah Swt dan Allah Swt menyukainya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pola hidup sederhana merupakan ciri khas kehidupan umat Islam. Hidup sederhana adalah brand umat Islam. Umat Islam adalah umat yang menyukai hidup sederhana. Hal ini dicontohkan langsung oleh baginda Rasulullah Muhammad Saw, keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya.

Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa ciri khas umat Islam adalah kehidupannya sederhana. Umat Islam adalah umat yang menyukai kesederhanaan. Kalimat ini mudah diucapkan tetapi sulit dibayangkan. Hidup sederhana yang dimaksudkan oleh ayat-ayat di atas seperti apa? Bagaimana deskripsi pola hidup sederhana? Adakah batasan untuk menentukan bahwa seseorang hidupnya telah sederhana? Bagaimana fakta di kehidupan nyata, apakah pola hidup sederhana benar-benar telah dipraktikkan oleh umat Islam?

Membahas tentang anjuran hidup sederhana memang tidak sesederhana kalau diucapkan. Dalil tentang anjuran hidup sederhana juga perlu dikaitkan dengan dalil tentang anjuran menampakkan rasa syukur atas karunia nikmat Allah Swt. Bagian syukur dari nikmat adalah dengan menampakkan nikmat tersebut secara lahiriyah. Bukan malah kita menjadi orang pelit dan pura-pura “kere” (miskin). Kalau memang Allah beri kelapangan rizki, nampakkanlah nikmat tersebut pada makanan dan pakaian kita (Tuasikal, 2011). Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman:

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”. (Q.S. Adh-Dhuhaa [93]: 11).

Dari Abu Nadhroh, ia berkata,

“Dahulu kaum muslimin menganggap dinamakan mensyukuri nikmat adalah dengan seseorang menyiarkan (menampakkan) nikmat tersebut.” Diriwayatkan oleh Ath Thobari dalam kitab tafsirnya, Jaami’ Al Bayaan ‘an Ta’wili Ayyil Qur’an (24: 491). (Tuasikal, 2011).

Dua firman Allah Swt di atas sekilas seolah-olah saling bertentang satu dengan yang lain. Ayat pertama melarang hidup berlebih-lebihan, sedangkan ayat kedua justru memerintahkan menampakkan nikmat yang diterima. Hidup sederhana banyak dimaknai dengan hidup yang tidak berlebih-lebihan. Sehingga dalam praktik di kehidupan bermasyarakat, ada anggapan bahwa orang yang hidup sederhana adalah orang yang hidupnya tidak bermewah-mewahan, hidupnya tidak glamour, dan hidupnya tidak berfoya-foya. Sementara pemahaman terhadap ayat kedua bahwa Allah Swt memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menampakkan secara lahiriyah terhadap nikmat-nikmat Allah yang diterimanya. Berdasarkan dua ayat tersebut diatas, tampak bahwa kata “hidup sederhana” itu sulit dideskripsikan. Hidup sederhana bukanlah hidup layaknya orang miskin. Hidup sederhana bukanlah hidup tanpa berkecukupan. Hidup sederhana bukanlah hidup serba kekurangan. Dan hidup sederhana bukanlah hidup yang serba pelit.

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hidup sederhana itu merupakan sebuah konsep tentang implementasi cara hidup yang tidak berlebih-lebihan dengan tetap menampakkan nimat-nikmat Allah Swt yang telah diterima. Merujuk pengertian ini, maka batasan tentang bagaimana hidup sederhana tidak terletak pada orang lain, melainkan pada diri sendiri. Seseorang tidak dapat menilai orang lain apakah telah menerapkan hidup sederhana atau hidup bermewah-mewahan karena ia pasti menggunakan standar hidupnya sendiri untuk menilai kehidupan orang lain. Batasan hidup sederhana ditentukan oleh masing-masing orang dimana antara orang satu dengan orang lain mungkin saja berbeda. Sebagai ilustrasi misalnya A adalah  orang yang berpenghasilan 10 juta perbulan, setiap hari ia pergi ke kantor mengendarai mobil dan makan di restoran. Sementara B adalah orang yang berpenghasilan 1 juta perbulan, setiap hari ia mengendarai sepeda motor dan makan di warung pinggir jalan. Apakah A dan B termasuk hidup sederhana atau berlebih-lebihan? Maka jawabannya adalah keduanya bisa termasuk menerapkan hidup  sederhana tapi juga bisa termasuk kategori hidup berlebih-lebihan. Mengapa? Karena bergantung pada parameter yang digunakan untuk menilai. A bisa saja menilai B hidupnya terlalu pelit karena makannya memilih di warung pinggir jalan yang murah, sedangkan B bisa saja menilai A hidup berlebih-lebihan karena makannya selalu di restoran mahal (menurut ukuran dia). Tetapi baik A maupun B bisa juga dikategorikan sebagai hidup berlebih-lebihan menurut pandangan C yang kerjanya sebagai buruh serabutan dengan penghasilan kecil dan tidak menentu. Bagi C, baik makan di warung kecil di pinggir jalan maupun di restoran mahal sama-sama pemborosan dan menghambur-hamburkan uang. Bagi si C, kalau seandainya A dan B membawa bekal makan dari rumah, maka uangnya dapat dihemat.

Demikianlah setiap orang memiliki parameter dan sudut pandang tersendiri untuk mengkategorikan hidup sederhana atau berlebih-lebihan. Maka sikap yang bijaksana adalah janganlah kita menilai gaya hidup orang lain. Janganlah kita ngrusuhi hidup orang lain.  Setiap orang memiliki pola kehidupan dan gaya hidup yang berbeda-beda menyesuaikan lingkungannya. Gaya hidup orang yang berada di lingkungan kerja perkantoran akan berbeda dengan gaya hidup orang yang berada di lingkungan buruh. Kita harus menyadari bahwa setiap orang memiliki jenis kebutuhan dan skala prioritas yang berbeda-beda. Mungkin ada orang yang setiap hari baru mampu memenuhi kebutuhan pokok saja, misalnya kebutuhan makan, itupun masih kerepotan., tetapi ada pula orang yang sudah melampaui kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok, ia bahkan mampu memenuhi kebutuhan sekunder dan mungkin tersier. Maka gaya hidup dan skala prioritas kebutuhan hidup mereka pastilah berbeda.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat kita ambil pelajaran hidup bahwa janganlah suka menilai kehidupan orang lain karena kita tidak mengetahui bagaimana tuntutan dan prioritas kebutuhan hidup orang lain. Ingatlah peribahasa “janganlah menilai ukuran sepatu orang lain dengan ukuran kaki kita”, yang maksudnya adalah janganlah menilai kehidupan orang lain dengan standar kehidupan kita. Seseorang dikategorikan hidup sederhana atau tidak bergantung parameter hidup yang digunakan. Kita sendirilah yang paling tahu apakah gaya hidup kita  selama ini masuk kategori sederhana, berlebih-lebihan atau masih wajar-wajar saja. Semuanya kembali ke masing-masing orang. Tetapi yang terpenting, dalam menjalani kehidupan ini untuk urusan duniawi lihatlah orang lain yang lebih rendah dari kita sehingga akan muncul rasa syukur kepada Allah Swt atas karunia nikmat-nikmat-Nya.

Syukur merupakan intisari dalam menjalani kehidupan dunia ini. Syukur merupakan indikator atau parameter derajat ketakwaan seseorang. Syukur merupakan manifestasi dari peribadahan kita. Orang yang bertakwa akan selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan Allah Swt. Allah Swt telah menjanjikan bahwa bagi hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat-nikmat-Nya. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut.  

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim [14]: 7).

Hidup sederhana memang mudah diucapkan secara lisan tetapi sulit dideskripsikan, apalagi dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimanakah gambaran hidup sederhana yang benar sebagaimana yang dituntunkan agama, hanya Allah Swt sajalah yang Mahamengetahui. Demikian pembahasan tentang hidup sederhana menurut tuntutan agama ini penulis sampaikan. Semoga bermanfaat. Amin. []

 

Referensi :

Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Tersedia online di https://kbbi.web.id

Tuasikal, M.A. (2011). Tampakkanlah nimat Allah. Tersedia online di https://rumaysho.com/2027-tampakkanlah-nikmat-allah.html. Diakses tanggal 02 Maret 2020.


__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Sabtu, 14 Oktober 2023

MEMOTIVASI VS MENGINSPIRASI

 


MEMOTIVASI VS MENGINSPIRASI

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 



Di era sekarang ini banyak orang yang berprofesi sebagai motivator. Munculnya profesi motivator karena banyak orang yang membutuhkan motivasi. Mereka memotivasi orang lain agar bisa sukses antara lain dengan belajar dari kisah-kisah kesuksesan yang dibagikan. Dilihat dari asalnya kisah-kisah kesuksesan yang dibagikan kepada audiens, maka penulis memunculkan dua istilah yaitu memotivasi dan menginspirasi. Menurut KBBI, memotivasi artinya memberikan motivasi; menciptakan suasana yang subur untuk lahirnya motif. Adapun menginspirasi artinya menimbulkan inspirasi; mengilhami.

 

Kata memotivasi dan menginspirasi merupakan dua kata yang sangat berkaitan dan sama-sama bertujuan baik, yaitu mendorong terjadinya perubahan pihak lain menjadi lebih baik. Tetapi dampak positif yang dihasilkan dari memotivasi dan menginspirasi bisa berbeda. Aktivitas menginspirasi mampu menghasilkan dampak yang jauh lebih besar dibandingkan sekadar memotivasi. Menginspirasi mampu menumbuhkan atau membangkitkan dorongan untuk bangkit dengan kesadaran sendiri dan dengan cara sendiri. Sementara memotivasi mampu memberikan dorongan kepada orang lain untuk bangkit mengejar kesuksesannya. Jadi, menurut pandangan penulis, menginspirasi itu seperti memberikan dorongan semangat dari dalam diri seseorang, sedangkan memotivasi seperti memberikan dorongan semangat dari luar diri seseorang.

 

Apakah sama antara memotivasi dengan menginspirasi? Di sini yang dimaksud memotivasi adalah membagikan motivasi yang umumnya berasal dari kisah kehidupan orang lain, sedangkan maksud menginspirasi adalah membagikan motivasi dari kisah kehidupan sendiri. Membagikan motivasi dari kisah kehidupan orang lain itu mudah, tak ubahnya seperti memutarkan film kehidupan seorang tokoh. Berbeda halnya dengan memotivasi dari kisah kehidupan sendiri karena seseorang harus menjadi tauladan (contoh nyata) dari kisah yang diceritakan.

 

Dalam konteks pengertian tersebut di atas, maka memotivasi tidak berbeda dengan orang yang membagikan cerita kesuksesan orang lain. Memotivasi dengan cara seperti itu terasa kurang hidup dan hasilnya kurang tertanam di hati. Lain halnya jika bahan motivasi tersebut berasal dari kisah kesuksesan diri sendiri, maka kisahnya akan terasa lebih hidup dan bermakna. Inilah yang dimaksud dengan menginspirasi karena yang bercerita adalah sang tokoh sendiri dalam cerita tersebut, sehingga ia tahu betul bagaimana seluk beluk perjuangannya hingga menjadi sukses. Sementara orang yang hanya membagikan kisah kesuksesan orang lain hanya tahu kulitnya saja, ia tidak tahu bagaimana bagian dalam dari kisah perjuangan menuju kesuksesan yang dialami sang tokoh. Membagikan kisah kesuksesan orang lain menurut pandangan penulis pribadi terasa kurang ada ikatan emosional karena kisah tersebut bukan kisah kehidupan sang motivator sendiri.

 

Banyak motivator yang membagikan kisah-kisah kesuksesan orang lain sebagai bahan untuk memotivasi. Menurut pendapat penulis, alangkah lebih baiknya jika motivator tersebut membagikan pengalaman hidupnya sendiri sebagai bahan memotivasi karena dengan begitu kisahnya terasa lebih hidup karena tokoh pelakunya ia sendiri. Tetapi hal itu tentunya tidaklah mudah dilakukan karena tergantung apakah ia memiliki kisah kesuksesan hidupnya yang menarik untuk dibagikan. Memang lebih mudah membagikan kisah kehidupan tokoh lain daripada kisah kehidupannya sendiri yang belum tentu menarik untuk dibagikan.

 

Mendorong orang lain agar bisa sukses dengan menceritakan kisah-kisah hidup tokoh-tokoh yang telah berhasil meraih kesuksesan adalah sebuah perbuatan baik. Tetapi alangkah lebih baik lagi jika kisah kesuksesan yang diceritakan tersebut adalah kisah kehidupannya sendiri sehingga ketika ia bercerita seakan-akan kisah tersebut benar-benar hidup dan nyata sehinga mampu  menginspirasi orang yang mendengarkan. Semangat mendorong orang lain agar bisa sukses adalah baik, tetapi alangkah lebih baiknya lagi jika itu dilakukan ketika yang bersangkutan sudah berhasil meraih kesuksesan terlebih dahulu, sehingga ia berbagi kisah kesuksesannya sendiri. Jangan sampai terjadi orang yang belum sukses memotivasi orang lain agar sukses.  

 

Dalam konteks bidang pendidikan, pendidik (guru, dosen, ustadz) seharusnya menjadi role model atau contoh ketauladanan bagi peserta didiknya. Ketika mengajarkan moral character yang baik, sebaiknya pendidik telah menerapkan moral character dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Ketika mengajarkan performance character kepada peserta didik, sebaiknya pendidik telah menunjukkan performance character-nya terlebih dahulu dalam kinerjanya. Ketika memotivasi peserta didik agar berprestasi, maka sebaiknya pendidik juga memiliki banyak prestasi agar peserta didik dapat melihat langsung contohnya sehingga mereka dapat menauladani prestasi yang diraih oleh pendidiknya. Jangan sampai terjadi ada peserta didik yang berprestasi memenangkan lomba kejuaraan dengan mendapatkan juara satu kemudian diklaim sebagai prestasi gurunya, sementara sang guru belum pernah memenangkan lomba di bidang yang sama.

 

Mendidik dengan memberikan motivasi itu sangat baik. Tetapi lebih baik lagi jika mendidik diiringi dengan menginspirasi. Pendidik yang inspiratif pasti juga seorang motivator sejati bagi peserta didiknya. Pendidik inspiratif terkadang tidak pandai berorasi layaknya seorang motivator ulung, tetapi ia mampu menghipnosis peseta didiknya melaui contoh ketauladanan yang dilakukannya. Pendidik inspiratif akan mampu memotivasi peserta didik melalui rekam jejak ketauladanan dan capaian prestasi yang diraihnya. Menginspirasi dengan karya nyata jauh lebih bermakna dibandingkan sekadar bercerita tentang keberhasilan orang lain. Menjadi pendidik inspiratif itu hebat. []

 

Gumpang Baru, 14 Oktober 2023

 

___________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Jumat, 29 September 2023

PENDIDIKAN KELUARGA


PENDIDIKAN KELUARGA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro



Setiap anak yang terlahir ke dunia ini telah dibekali kemampuan yang berupa potensi diri. Potensi diri adalah kemampuan yang masih bersifat laten, yaitu kemampuan yang masih tersembunyi dalam diri. Potensi diri akan muncul menjadi kemampuan diri ketika seseorang menemukan atau berada di dalam lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung proses tumbuh berkembangnya potensi dirinya.

Keluarga mempunyai peran besar dalam proses perkembangan potensi diri anak. Lingkungan keluarga yang kondusif dan mendukung berkembangnya potensi diri anak akan membuat anak secara alami mengeksplorasi dan menemukan bakat minatnya. Keluarga perlu memfasilitasi anak menjalani fitrah perjalanan hidupnya untuk menemukan jati dirinya sendiri. Jangan sampai ambisi dan arogansi orang tua justru akan mengubur dan mematikan potensi diri anak. Anak perlu suasana dan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan mendukung proses belajarnya.

Sebagai pasangan orang tua yang masih kategori muda, kami berusaha mengapresiasi dan mendorong anak untuk menekuni bidang keahlian yang diminati. Kami berusaha untuk tidak mendiktekan keinginan pribadi kami pada anak-anak. Kami ingin anak-anak tumbuh berkembang dengan capaian prestasi mereka sendiri. Kami ingin anak-anak mampu mengeksplorasi bakat minat mereka dan mengembangkannya semaksimal mungkin. Oleh karena itu, di lingkungan keluarga kami berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan bakat minat anak.

Sebagai contoh, anak pertama kami memiliki bakat minat dalam bidang editing video, maka kami selalu mendorong dia untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam mengedit video. Kami selalu memotivasi dia untuk tampil menunjukkan kemampuannya dalam mengedit video. Waktu di SMP, dia pernah memperoleh juara 3 dalam acara lomba pembuatan video profil sekolah yang diselenggarakan oleh sekolah.

Awalnya anak pertama kami tidak mau ikut lomba pembuatan video profil sekolah tapi kami terus memotivasinya agar mau ikut lomba. Bahkan maminya sampai mau mengantar dan mendampinginya untuk mengambil gambar di sekolah. Akhirnya ketika pengumuman, dia memperoleh juara 3 dengan hadiah sertifikat dan sejumlah uang pembinaan. Dia senang mendapat juara 3 dan hadiah uang, padahal menurut pengakuannya dia tidak serius membuat video profil sekolahnya. Mendengar pengakuan anak lanang kami, lantas kami mengatakan, "La kamu gak serius saja dapat juara 3, apalagi kalau kamu mau serius membuat video profil sekolah dan mengeditnya dengan kemampuanmu yang maksimal pasti dapat juara 1".

Sekarang anak pertama kami sudah duduk di kelas XI SMA. Sejak awal mendaftar sekolah SMA, kami terus memotivasinya agar nanti di SMA aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat minat. Dan ternyata dia akhirnya ikut ekstrakurikuler yang berkaitan dengan editing video. Dua sering ditugaskan sekolah untuk terlibat dalam kepanitian kegiatan sekolah di bagian divisi dokumentasi.

Di rumah dia sering sibuk mengedit video-video kegiatan sekolah. Jadi di kepanitian kegiatan sekolah, dia mendapat tanggung jawab untuk mengedit video kegiatan sekolah. Kami senang dan bangga dengan aktivitas anak pertama kami. Kami senang dia telah menunjukkan kemampuannya sehingga dipercaya sekolah untuk mengedit video-video kegiatan sekolah. Dan puncak kebanggaan kami adalah Minggu kemarin dia dilantik menjadi pengurus IPM sebagai anggota tim media sekolah.

Sementara putri kecil kami memiliki bakat dalam bidang yang berbeda dengan kakaknya. Si kecil memiliki kecepatan belajar yang lebih baik dibandingkan kakaknya ketika seusianya. Dia sudah mulai menyukai buku-buku. Oleh karena itu, kami memfasilitasinya dengan membelikan buku-buku bacaan maupun buku mewarnai karena dia senang mewarnai. Kemampuan membaca si kecil termasuk di atas rata-rata teman sekelasnya.

Sekarang di usia hampir 6 tahun, dia sudah bisa membaca buku bacaan dan membaca Al-Qur'an. Setiap hari dia membaca buku cerita dan buku Iqra'. Walaupun begitu, dia tetap bermain boneka, bermain masak-masakan, menggambar, dan mewarnai. Setiap hari bakda shalat Maghrib, dia ikut membaca Al-Qur'an seperti kami. Saya membelikan dia mushaf Al-Qur'an sendiri. Jadi setiap bakda shalat Maghrib, kami semua berkumpul di ruang musholla keluarga dan mengaji Al-Qur'an bersama.

Demikianlah program pendidikan keluarga yang kami rancang dan jalankan untuk membekali anak-anak kami. Kami percaya bahwa program pendidikan keluarga yang kami jalankan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami selalu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap progres perkembangan pendidikan anak-anak.

Kami menyadari bahwa kami sebagai orang tua baru masih perlu terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kami. Tetapi prinsip yang kami pegang adalah kami orang tuanya yang paling mengetahui dan memahami anak-anak kami, maka kamilah yang paling bertanggung jawab atas pendidikan mereka. Sekolah adalah mitra kami dalam mendidik dan mengembangkan kompetensi anak-anak kami. []


Surakarta, 29 September 2023


__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Sabtu, 23 September 2023

MENGENAL SOSOK GURU INSPIRATIF

 


MENGENAL SOSOK GURU INSPIRATIF

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Guru atau pendidik adalah sebuah profesi terhormat. Profesi guru tidak akan pernah hilang dan akan tetap eksis sampai kapanpun. Tidak ada profesi lain yang dapat menggantikan profesi guru. Mengapa? Karena di setiap zaman pasti ada orang-orang yang tidak mampu belajar secara mandiri atau autodidak. Walaupun saat ini terus dikembangkan teknologi bagaimana siswa dapat belajar mandiri dengan memanfaatkan kemajuan teknologi IT, saya percaya bahwa pengembangan teknologi tersebut bukan untuk menggantikan profesi pendidik.

Profesi guru bukanlah profesi sembarangan. Profesi guru adalah profesi terhormat yang sangat berkaitan dengan nasib peradaban dunia di masa depan. Tanpa keberadaan guru-guru yang hebat, niscaya peradaban manusia akan mengalami kemunduran yang signifikan. Akankah peristiwa ini akan terjadi? Saya sangat berharap peristiwa kemunduran peradaban dunia tersebut tidak akan benar-benar terjadi. InsyaAllah. Amin. Oleh karena itu diperlukan sosok-sosok guru yang hebat dalam mendidik.

Terkait istilah "guru", orang Jawa mengatakan, guru itu digugu lan ditiru (guru itu dipercaya dan diikuti). Jadi dapat dipahami bahwa profesi guru itu bukan profesi sembarangan. Tidak semua orang bisa jadi guru. Hanya orang-orang yang memiliki jiwa atau spirit mengajarkan kebaikan dan mampu memberikan contoh yang baik lewat dirinya sendiri yang layak disebut guru. Guru harus bisa menjadi tauladan yang baik bagi anak didiknya.

Apakah setiap orang yang mengajar di lembaga pendidikan formal bisa dipanggil guru? Secara formal iya karena guru sangat dekat lembaga pendidikan formal. Tetapi secara hakikat pendidikan, orang-orang tersebut belum tentu layak diakui sebagai guru. Masih banyak orang-orang yang baru mengajar tapi belum mendidik. Mereka baru sebatas mentransfer knowledge kepada siswa-siswinya tapi belum membangun karakter dan kepribadian siswa melalui pemberian contoh nyata karakter yang baik. Karakter yang baik tidak hanya berkaitan dengan moral character tapi juga performance character. Guru yang baik harus mampu menjadi tauladan dalam sikap moral maupun kinerja yang baik.

Untuk layak menjadi seorang guru, seseorang haruslah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, maksudnya dia sudah selesai dalam mencari jati diri dan ilmu kebajikan karena ia akan membagi atau mencontohkan kebaikan-kebaikan kepada siswa-siswinya. Orang yang masih proses pencarian jati diri bagaimana mungkin akan mampu membimbing siswa menemukan potensi dirinya yang masih laten? Itulah mengapa, seorang guru haruslah orang-orang yang sudah "menep" hatinya dan sudah mumpuni ilmu dan pandangan hidupnya.

Menjadi guru bukan sekadar bisa mengajar. Menjadi guru bukan hanya bisa mentransfer knowledge. Tetapi menjadi guru itu memerlukan banyak kompetensi dan keterampilan. Menjadi guru harus mampu menjadi panutan bagi siswa-siswinya. Menjadi guru harus mampu menjadi suri tauladan bagi siswa-siswinya. Menjadi guru harus bisa menjadi inspirasi dan sumber motivasi bagi siswa-siswinya. Menjadi guru harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan peserta didik. Menjadi guru harus mampu bersikap sebagai teman dan sekaligus orang tua bagi siswa-siswinya.

Seorang guru atau pendidik yang profesional harus memahami betul apa tujuan pendidikan. Haidar Bagir (2019) menegaskan bahwa tujuan setiap upaya pendidikan adalah memanusiakan manusia. Beliau menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan untuk mengaktualkan potensi manusia sehingga benar-benar menjadi manusia sejati. Sedangkan John A. Laska (1976) mendefinisikan Pendidikan sebagai upaya sengaja yang dilakukan pelajar (yang disertai) orang lainnya untuk mengontrol (atau memandu, mengarahkan, mempengaruhi dan mengelola) situasi belajar agar dapat meraih hasil belajar yang diinginkan (Knight, 2007).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, tampak jelas bahwa proses pendidikan berfokus pada siswa. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam menjalankan profesinya, seorang guru harus mengutamakan kepentingan anak didiknya agar mereka dapat mengenali, mengembangkan, dan mengaktualkan potensi dirinya. Untuk dapat memotivasi dan menggerakkan siswa-siswi agar mau mengembangkan potensi dirinya, diperlukan sosok-sosok guru yang menginspirasi. Sudahkah kita menjadi guru inspiratif?

Menjadi guru inspiratif seharusnya menjadi impian setiap orang guru. Guru inspiratif adalah sosok guru yang selalu menginspirasi anak didiknya melalui sikap perilaku nyata sehari-hari dan prestasi-prestasinya. Guru inspiratif bukan guru biasa, tetapi ia merupakan sosok guru yang dirindukan oleh semua anak didiknya. Keberadaan sosok guru inspiratif selalu ditunggu siswa-siswinya. Jika seorang guru inspiratif berhalangan hadir di kelas karena ada sesuatu sebab atau sedang mendapatkan tugas lain di luar sekolah, maka kelasnya terasa sepi dan kehilangan ruh kehidupan karena guru inspiratif memang bagaikan ruh kehidupan yang memberikan kehidupan di setiap kelas yang diajarnya.

Menjadi guru yang menginspirasi siswa-siswinya memanglah tidak mudah. Karakter guru inspiratif tidak datang sendiri melainkan harus dilatih dan dibiasakan hingga menjadi sikap dn perilaku sehari-hati. Agar dapat memiliki karakter guru inspiratif, seorang guru harus mulai memperbaiki pola pikirrnya tentang mendidik. Mendidik bukan hanya mengajar tetapi lebih luas lagi cakupan pengertiannya. Jika mengajar hanya sebatas mentransfer pengetahuan atau isi materi pelajaran ke siswa, maka mendidik selain hal tersebut juga mencakup memperbaiki dan menunjukkan jalan kebaikan kepada siswa-siswi. Untuk mampu menunjukkan jalan kebaikan, maka tentulah sang guru sudah mencapai level derajat kebaikan tersebut. Guru inspiratif tentulah sosok guru yang telah melalui perjalanan spiritual mencari hakikat kebenaran hingga akhirnya menemukan dan memahami kebenaran yang hakiki. Guru yang inspiratif akan memandang segala persoalan dan permasalahan yang muncul di kelas melalui sudut pandang kebaikan. Selalu ada hikmah kebaikan di balik setiap kejadian, itulah keyakinan dan mindset hidup guru inspiratif. Tidak ada yang sia-sia dari setiap kejadian di kelasnya, ia akan selalu berusaha mencari sisi positif dari kejadian tersebut dan mengajak anak didiknya untuk memahami hal tersebut.

Guru inspiratif pastilah seorang pendidik yang profesional. Guru sebagai tenaga profesional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Profesional merupakan orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Pendidik yang profesional harus mampu berpikir sebagaimana tingkat berpikir peserta didik agar mampu memahami bagaimana peserta didik berpikir dan belajar. Sehingga, proses pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Dengan memahami tingkat berpikir peserta didik, seorang pendidik dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada beberapa profil pendidik profesional, seperti selalu dirindukan oleh peserta didik, kesuksesan belajar peserta didik adalah segala-galanya, jaminan mutu bahwa peserta didik mampu mengembangkan potensi kemampuannya, mementingkan kepentingan peserta didik, dan nilai pengabdian tertinggi ialah memberikan layanan keprofesionalan di bidang pendidikan (Safitri, 2021).

Jadilah guru yang berprestasi. Dengan begitu, peserta didik kita akan meneladani dan meniru untuk selalu berprestasi. Jadilah guru yang hebat dan diidolakan anak-anak kita. Jangan jadi guru yang biasa saja. Jadilah guru yang inspiratif yang selalu menginspirasi siswa. Jadilah guru yang selalu dirindukan kehadirannya di kelas karena setiap sikap dan perilakunya selalu menginspirasi dan memotivasi. Sudahkah kita menjadi guru yang inspiratif? [].

  

Referensi

Bagir, H. (2019). Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia: Meluruskan Kembali Falsafah Pendidikan Kita. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Knight, G. R. (2007). Filsafat Pendidikan [Translated from Issues and Alternatives in Educational Philosophy by George R. Knight]. Yogyakarta: Gama Media.

Safitri, A. (2021, October 28). Dosen UNS: Jadilah Guru Berprestasi yang Diidolakan Peserta Didik! Retrieved October 12, 2022, from Sahabat Guru website: https://www.sahabatguru.com/dosen-uns-jadilah-guru-berprestasi-yang-diidolakan-peserta-didik

 

 

__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 38 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

 

Jumat, 15 September 2023

KEBEBASAN BERPENDAPAT YANG BERTANGGUNG JAWAB

Sumber Gambar: www.kabarfrekuensi.com/2020/12/kebebasan-berpendapat-bebas-namun.html

KEBEBASAN BERPENDAPAT YANG BERTANGGUNG JAWAB

Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Kebebasan berpendapat merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati oleh setiap orang. Kebebasan berpendapat dan mengeluarkan ide, gagasan, dan pemikiran bagi setiap warga negara dilindungi oleh Undang-Undang. Di dunia ini, sebagian besar negara maju menjunjung tinggi nilai kebebasan setiap individu. Hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat di Amerika Serikat diatur dalam dokumen Virginia Bill of Rights (12 Juni 1776), Declaration of Independence (4 Juli 1776), dan Undang-Undang Dasar (Andryanto 2022). Di Indonesia, menurut UUD 1945 Pasal 28E ayat (3) dinyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Pasal ini menjelaskan bahwa pemuatan hak berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat merupakan salah satu HAM yang menjadi hak konstitusi. Pasal ini pun menegaskan bahwa negara memiliki kewajiban untuk melindungi, menghormati, memajukan, dan memenuhi hak tersebut (Frankl 2018).

Selain itu, jaminan kebebasan berkumpul dan berpendapat juga dijamin dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Konvensi Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political Rights), Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the rights of the child), Undang-undang No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Andryanto 2022).

Berdasarkan peraturan-peratura hukum tersebut di atas, dapat dipahami bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kebebasan yang seluas-luasnya untuk menyuarakan aspirasi dan menyampaikan pendapat. Nah, pertanyaan yang perlu kita renungkan bersama adalah apakah kebebasan berpendapat tersebut tidak ada batas-batasnya? Apakah kita bisa benar-benar bebas menggunakan hak kemerdekaan kita untuk menyatakan pendapat tanpa menyinggung kepentingan orang lain? Mari kita renungkan. Adakah sesuatu yang membatasi kebebasan kita?

Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Antar manusia saling membutuhkan bantuan satu orang dengan orang yang lain untuk memenuhi kebutuhannya hidupnya. Seorang petani dapat memenuhi kebutuhan makanan pokoknya dari hasil bertaninya, tetapi ia membutuhkan jasa transportasi untuk menjual hasil pertaniannya ke kota. Seorang direktur perusahaan dapat mendirikan perusahaan, tetapi ia memnutuhkan karyawan untuk membantu menjalankan perusahannya. Seorang guru membutuhkan siswa untuk menjalankan profesinya yaitu mengajar. Seorang pedagang membutuhkan petani dan peternak untuk mensuplai barang-barang jualannya. Seorang tukang batu membutuhkan penjual material (toko material) untuk mensuplai kebutuhan materialnya untuk membangun rumah. Dan contoh lainnya yang masih sangat banyak. Contoh-contoh interaksi antar manusia di atas menunjukkan bahwa manusia memang makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, tetapi perlu berinteraksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ketika berinteraksi dengan orang lain, seseorang akan melibatkan hak dan kewajibannya. Orang umumnya dominan mengutamakan haknya dibandingkan kewajibannya. Banyak orang menuntut haknya tetapi terkadang lupa dengan kewajibannya. Kekurangseimbangan antara menuntut hak dengan memenuhi kewajiban akan mendatangkan masalah. Antara hak dan kewajiban ada batasannya. Hak seseorang dibatasi oleh kewajibannya terhadap orang lain. Kewajiban seseorang terhadap orang lain menjadi sarana terpenuhinya hak orang lain tersebut. Sebagai misal ketika ada seseorang yang menggunakan haknya untuk mendengarkan musik dengan suara keras, maka ia berkewajiban untuk memastikan bahwa pemenuhan haknya mendengarkan musik dengan suara keras tersebut tidak akan mengganggu hak orang lain yang menginginkan suasana tenang dan tidak berisik. Karena pemenuhan hak bisa melanggarkan hak orang lain, maka muncullah kewajiban untuk memastikan bahwa kedua belah pihak sama-sama mendapatkan haknya dengan baik. Di sinilah pentingnya menyelaraskan antara pemenuhan hak dengan menjalankan kewajiban. Dari sini pula dapat dipahami bahwa ketika kita akan menuntut menggunakan hak sebebas-bebasnya, maka kita harus sudah memikirkan cara bagaimana kita menjalankan kewajiban kita untuk menjamin bahwa orang lain tidak terganggu oleh kita atau dengan kata lain orang lain juga bisa menggunakan haknya secara bebas seperti kita.

Demikan pula halnya dalam penggunaan hak berkumpul, berserikat, berbicara, mengutarakan pendapat, ide, gagasan, ataupun mengkritik pihak lain juga harus memberikan jaminan bahwa pengggunaan hak berbicara kita tidak mengganggu hak pihak lain. Kita mempunyai hak kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat dan kritik kepada seseorang, tetapi kita harus memikirkan apakah pendapat dan kritik kita tersebut dapat menyinggung orang tersebut atau tidak. Memberikan kritik adalah hak kita, tetapi menjamin orang lain tidak tersinggung dengan kritikan kita adalah kewajiban kita. Oleh karena itu penting sekali kita menggunakan cara yang baik dan tepat untuk menyampaikan kritik kita. Kritik yang baik tidak akan menyinggung orang lain, dan bahkan justru bisa memberikan dampak positif bagi orang yang dikritik. Tetapi hal ini mungkin akan terjadi hanya jika kita menggunakan cara yang tepat dalam menyampaikan kritikan kita.

Dalam negara yang menganut sistem pemerintahan demokratis, kebebasan berserikat  dan menyampaikan pendapat dilindungi undang-undang. Oleh karena itu, umumnya aksi-aksi damai menyuarakan pendapat banyak terjadi di negara demokrasi, seperti di Indonesia misalnya. Kita tahu bahwa di negara kita sering ada aksi-aksi demonstrasi menyuarakan pendapat berupa tuntutan kepada pihak yang dikritk maupun dituntut. Aksi-aksi demonstrasi tersebut dapat berlangsung dengan aman dan damai karena akan dijaga oleh aparat kepolisian. Terlibatnya aparat kepolisian dalam penyelenggaraan aksi demonstrasi untuk mencegah terjadinya kerusuhan dan hal-hal yang mengganggu keamanan. Keberadaan aparat kepolisian dalam aksi menyampaikan pendapat/tuntutan tersebut bagaikan mitra bagi penyelenggara aksi demonstrasi.

Pemandangan seperti tersebut di atas tidak akan dijumpai di negara-negara yang menganut sistem pemerintahan monarki atau kerajaan. Di dalam negara yang menganut sistem  kerajaan, kebebasan penduduknya dalam menyampaikan pendapat relatif terbatas dan tidak sebebas di negara demokrasi. Hal ini dikarenakan di negara kerajaan, hukum tertinggi berada di tangan raja atau kaisar, sedangkan di negara demokrasi hukum tertinggi berada di sistem peradilan. Pengadilan adalah hukum tertinggi di negara demokrasi, sementara di negara kerajaan hukum tertinggi di tangan sang raja atau kaisar. Di sinilah perbedaannya yang juga berimbas kepada cara penyampaian pendapat di ruang publik.

Kebebasan menyampaikan pendapat di ruang publik memang dilindungi undang-undang. Tetapi kebebasan menyampaikan pendapat tersebut juga harus diiringi dengan sikap bijaksana dalam menyampaikan pendapat. Sebelum menyuarakan pendapat terlebih dahulu harus dipikirkan bagaimana cara yang tepat untuk menyuarakan pendapat tersebut secara baik tanpa menimbulkan efek negatif. Menggunakan hak kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat memang tidak ada salahnya, tetapi ketika cara penyampaian pendapat kurang tepat sehingga dapat menyebabkan timbulnya efek samping yang negatif, maka hal itu harus dihindari. Oleh karena itu, pentingnya pemilihan cara yang tepat dan bijak dalam menyampaikan pendapat. Kewajiban untuk menjamin terpenuhinya hak orang lain harus diperhatikan ketika kita akan menuntut atau menggunakan hak kita. []

 

Referensi

Andryanto, S. Dian. 2022. “Kebebasan Berpendapat Dilindungi UUD 1945, Ini Landasan Hukumnya.” Tempo. Retrieved August 21, 2022 (https://nasional.tempo.co/read/1580792/kebebasan-berpendapat-dilindungi-uud-1945-ini-landasan-hukumnya).

Frankl, Victor. 2018. “Kebebasan Berkumpul Dan Berserikat.” Retrieved August 31, 2022 (http://kebebasansipil.id/berkumpul).

 

______________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 37 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

 

Senin, 11 September 2023

TESTIMONI TENTANG SMA MUHAMMADIYAH ALKAUTSAR PK KARTASURA

 

TESTIMONI TENTANG SMA MUHAMMADIYAH ALKAUTSAR PK KARTASURA

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Pada awalnya, saya menyekolahkan anak saya ke SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura dengan pertimbangan karena jarak sekolah dari rumah cukup dekat. Selain itu juga untuk melanjutkan sekolah di lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan yayasan yang sama. Sebelumnya anak saya sekolah di SMP Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura. Tetapi setelah mengikuti perkembangan prestasi yang diraih sivitas akademika SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura hingga sekolah mendapatkan penghargaan sebagai sekolah berprestasi, saya merasa bersyukur bisa menyekolahkan anak saya ke SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura. Saya punya harapan besar  SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura akan mampu mendidik dan membekali anak saya menjadi orang yang sukses dan berakhlak mulia. Apalagi dengan tagline “The School of Leader, Lead You To Be a Winner” semakin memantapkan saya untuk mendukung program-program pendidikan di SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura.

Menurut pendapat saya, SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura adalah sekolah yang punya potensi besar menjadi sekolah unggulan. Walaupun merupakan sekolah yang belum lama berdiri, tetapi dengan rekam jejak banyaknya capaian prestasi yang diraih oleh siswa maupun gurunya, sudah membuktikan bahwa SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura berpotensi besar untuk menjadi sekolah yang berkualitas tinggi. Pimpinan dan segenap guru SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura telah cukup baik dalam mendesain program-program pengembangan diri bagi anak. Di antaranya program pengembangan bakat minat siswa melalui fasilitas ekstrakurikuler sesuai bakat minat anak. Di sekolah ini, anak saya dapat menyalurkan dan mengembangkan bakat minatnya dengan baik. Anak saya diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam bidang editing video melalui pemberian tugas untuk mengedit video-video kegiatan sekolah. Kepercayaan yang diberikan sekolah tersebut merupakan wujud kepedulian sekolah terhadap perkembangan bakat minat siswa.

Program pendidikan lainnya yang diprogramkan sekolah untuk mendukung pengembangan karakter religius siswa adalah pencanangan program mengaji (membaca Al-Qur’an) di rumah setiap bakda shalat Maghrib. Saya sangat mendukung pencangan program mengaji Al-Qur’an tersebut karena membiasakan anak-anak setiap hari dekat dengan Al-Qur’an. Jika setiap hari anak-anak selalu dekat dengan Al-Qur’an melalui aktivitas membaca Al-Qur’an, maka insyaAllah hati dan jiwa anak akan selalu dinaungi keagungan Al-Qur’an. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung program mengaji tersebut karena kebetulan bersesuaian dengan program pendidikan keluarga yang telah saya jalankan untuk keluarga selama ini. Jadi program sekolah mengaji setiap hari bakda shalat Maghrib semakin memperkuat program pendidikan karakter di keluarga saya, dan sebaliknya program mengaji bakda shalat Maghrib yang telah lama saya jalankan akan semakin mendukung program pendidikan karakter yang dijalankan sekolah.

Selain itu, program home visit guru BK ke rumah untuk bertemu dan berkomunikasi dengan orang tua guna membicarakan perkembangan proses belajar anak merupakan program yang sangat baik dan perlu diteruskan. Saya menyadari bahwa keberhasilan proses pendidikan anak saya tidak hanya dipengaruhi oleh keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan proses pendidikan, tetapi juga bergantung pada bagaimana saya (keluarga) mendukung program sekolah dan menyediakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk mengembangkan potensi dan kompetensi dirinya secara maksimal. Oleh karena itu, saya sangat senang ketika sekolah membuat program home visit. Dengan adanya komunikasi langsung pihak sekolah melalui guru BK ke saya, saya jadi tahu bagaimana perkembangan proses belajar anak saya dan bagaimana sikap dan perilaku anak saya di sekolah. Melalui program home visit tersebut, saya dapat menyampaikan saran, masukan dan harapan saya ke pihak sekolah untuk kemajuan sekolah dan keberhasilan proses pendidikan yang diselenggarakan.

Harapan saya, semoga ke depannya SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura semakin maju dengan semakin banyak capaian prestasi yang diraih guru dan siswanya, semakin banyak program-program pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan mutu proses pendidikan, dan SMA Muhammadiyah Alkautsar Program Khusus Kartasura dapat menjadi salah satu sekolah unggulan yang akan banyak dicari oleh para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Amin. []



Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd.,M.Sc.

Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 37 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Postingan Populer