Sumber Gambar : https://www.kompasiana.com/imamph1666/551275b7813311b756bc6076/shumu-tashihhu-puasalah-niscaya-kamu-akan-sehat |
BENARKAH PUASA ITU MENYEHATKAN?
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Ada sebuah ungkapan yang diklaim sebagai
hadis Rasulullah Saw yang sering dibacakan ketika bulan Ramadan, yaitu tentang
manfaat puasa bagi kesehatan. Ungkapan tersebut tersebut berbunyi “Shummuu
tashihhuu” yang artinya “Berpuasalah kamu maka kamu akan sehat”. Benarkah berpuasa
itu menyehatkan? Apakah ada bukti-bukti ilmiah bahwa puasa itu mampu membuat
tubuh menjadi sehat? Bagaimana dengan kesahihan ungkapan yang diklaim sebagai hadis
tersebut, apakah hadis tersebut dapat dipercaya sebagai kebenaran yang berasal
dari perkataan Rasulullah Saw?
Walaupun bertujuan baik, maka sesuatu
itu tidak serta merta dapat dijadikan pedoman atau panduan dalam kehidupan,
apalagi diyakini sebagai ajaran agama. Terkait ungkapan tentang manfaat puasa
bagi kesehatan di atas, kita jangan buru-buru meyakininya sebagai hadis
Rasulullah Saw tanpa terlebih dahulu meng-crosscheck kebenarannya. Pernyataan
tersebut diragukan kebenarannya berasal dari sabda Rasulullah Saw. Walaupun
sudah tersebar luas di masyarakat, dan beberapa penceramah di bulan Ramadan
juga sering menyampaikan ungkapan tersebut dalam kultum maupun pengajian, bukan
berarti itu dijadikan pembenaran untuk mengklaim bahwa ungkapan tersebut adalah
hadis Rasulullah Saw. Mungkin maksudnya sangat baik, yaitu untuk memotivasi
orang agar mau rajin menjalankan ibadah puasa. Namun sangat disayangkan, mereka
mengkalim ungkapan tersebut sebagai sabda baginda Rasulullah Muhammad Saw,
padahal sejatinya ungkapan tersebut bukanlah sabda Nabi Saw.
Sebagaimana yang telah ditegaskan di
awal, ungkapan tersebut bukan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ungkapan tersebut diriwayatkan dari beberapa jalur yang dhaif. Berikut rincian
penjelasannya sebagaimana dikutip dari website menurut penjelasan ustadz Ammi
Nur Baits (no date).
Jalur pertama, dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, dengan lafadz:
اغْزُوا تَغْنَمُوا، وَصُومُوا تَصِحُّوا،
وَسَافِرُوا تَسْتَغْنُوا
“Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta
rampasan, berpuasalah maka kalian akan sehat, dan bersafarlah maka kalian akan
kaya.”
Sanad hadis ini: Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair
bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shaleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
demikian.
Diriwayatkan Al-Uqaili dalam Ad-Dhu’afa al-Kabir,
2:92, At-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath 8:174, dan disebutkan
dalam satu kumpulan hadis karya Abu ‘Arubah Al-Harrani no. 45.
At-Thabrani mengatakan: “Hadis dengan lafadz semacam ini tidak ada
yang meriwayatkan dari Suhail kecuali Zuhair bin Muhammad.”
Perawi yang bermasalah
dalam sanad hadis ini ada dua:
1. Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud
Dia dikenal dengan sebutan ‘Bumah’. Abu Hatim mengatakan: ‘Munkarul
Hadis’, sebagaimana keterangan dalam Tahdzibut Tahdzib 9:200. Perawi
ini hanya disebutkan oleh An-Nasai saja.
2. Zuhair bin Muhammad, Abul Mundzir Al-Khurasani.
Para kritikus hadis berbeda pendapat tentang status orang ini.
Kesimpulannya, keadaan orang ini dirinci: Jika yang meriwayatkan darinya adalah
penduduk Syam, maka ada yang munkar dalam hadisnya, namun jika yang
meriwayatkan darinya adalah penduduk Iraq, maka hadisnya shahih. Al-Bukhari
mengatakan:
ما روى عنه أهل الشام فإنه مناكير ، وما روى عنه
أهل البصرة فإنه صحيح
“Hadis yang diriwayatkan darinya penduduk Syam maka itu munkar,
dan hadis yang diriwayatkan darinya penduduk Bashrah maka itu shahih.”
Abu Hatim mengatakan:
محله الصدق ، وفي حفظه سوء ، وكان حديثه بالشام
أنكر من حديثه بالعراق لسوء حفظه ، فما حدث من حفظه ففيه أغاليط ، وما حدث من كتبه
فهو صالح
“Posisinya saduq (hadis hasan), hafalannya
kurang bagus. Hadisnya di Syam lebih lemah dari pada hadisnya di Iraq karena
lemah hafalannya. Karena itu, hadis yang dia sampaikan dengan hafalannya,
banyak kesalahan, dan hadis yang dia sampaikan dari catatannya, hadis yang
diterima.”
(Simak Tahdzibut Tahdzib, 3:350)
Rincian semacam ini yang dipilih Al-Hafidz Ibnu Hajar, sebagaimana
keterangan beliau di Taqribut Tahdzib, 1:316. Imam al-Albani
mengacu pada penilaian ini untuk menilai hadis di atas. Beliau mengatakan: “Zuhair
bin Muhammad dhaif dalam riwayat penduduk Syam, dan hadis ini diantaranya.” (As-Silsilah
Ad-Dhaifah, no. 253).
Jalur kedua, dari Ali bin Abi
Thalib radhiallahu ‘anhu, dengan lafadz:
صوموا تصحوا
“Berpuasalah agar kalian
sehat.”
Hadis ini disebutkan
oleh Ibnu Adi dalam Al-Kamil, 2:357, dari jalur Husain bin Abdullah bin
Dhamirah, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu
‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian.
Sanad hadis ini rusak,
karena Husain bin Abdullah bin Dhamirah dinilai pendusta oleh Imam Malik. Abu
Hatim mengatakan:
متروك الحديث كذاب
“Hadisnya
dibuang, Sang pendusta.”.
Imam Ahmad mengatakan: “Tidak perlu digubris sedikit pun.” (Lisan
Al-Mizan, 2:289). Disadur dari Fatwa Islam, no. 144126.
Penjelasan di atas adalah terkait derajat kesahihan hadis yang
ternyata ungkapan “Puasalah kamu, maka kamu akan sehat” itu bukanlah hadis
Rasulullah Saw. Lantas, bagaimana kebenaran ungkapan tersebut dilihat dari
sudut pandang sains ilmiah. Berikut ini
penjelasan pengaruh puasa terhadap kesehatan yang dikutip dari buku
Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis.
Jika ditinjau dari sudut ilmu kedokteran, maka puasa merupakan
suatu medium yang bermanfaat untuk membersihkan organ tubuh dengan menghilangkan
kemungkinan adanya penumpukkan racun-racun yang membahayakan dan
makanan-makanan yang tidak diperlukan dalam tubuh seseorang. Selain melakukan
pembersihan, berpuasa itu juga berguna untuk mengistirahatkan anggota-anggota
badan, pencernaan dan penyerapan. Puasa juga bermanfaat untuk mengistirahatkan
anggota-anggota tubuh sekresi yang akan diberi kesempatan untuk meningkatkan
daya kerjanya sehingga pada bagian ini tidak lagi mengalami gangguan. Puasa juga
memiliki unsur-unsur yang menyebabkan
terjadinya pembaharuan dan peremajaan sel. Ini terjadi pada pemberian kehidupan
dan semangat baru pada sel-sel yang ada dalam tubuh (Thalbah
et al., 2015 : 86).
Ibnu Sina, seorang filosof dan dokter muslim yang sangat termasyur
telah mewajibkan puasa selama tiga minggu untuk beberapa kondisi penyakit yang
ditanganinya. Ada informasi lain yang menyebutkan bahwa Ibnu Sina menganggap
puasa sebagai unsur penting dalam penyembuhan penyakit cacar dan penyakit
kelamin. Pada saat invansi Perancis ke Mesir, beberapa rumah sakit di Arab
memperoleh keberhasilan medis berupa pengobatan penyakit kelamin dengan terapi
puasa. Robert Bartolome, seorang doker Amerika yang merupakan sukarelawan yang menangani pengobatan penyakit kelamin,
telah menulis mengenai hal ini. Menurutnya, puasa merupakan salah satu sarana
efektif untuk melepaskan beberapa mikroorganisme di dalam tubuh, yang di
antaranya adalah mikroorganisme yang terdapat pada penyakit kelamin (Thalbah
et al., 2015 : 87).
Di masa modern sekarang ini, puasa telah banyak dipergunakan oleh
pakar kedokteran untuk teknik penyembuhan berbagai penyakit. Dr. Alan telah
sukses mempergunakan puasa untuk penyembuhan penyakit gula. Sedangkan Dr.
Charleson menggunakan puasa sebagai media untuk pembaruan keremajaan. Dr. John
selalu menganjurkan puasa sebagai terapi pada setiap kondisi kesehatan pasien
yang ditanganinya. Dan Dr. Bernard McFadin pernah menyatakan, “Saya pribadi
condong pada keyakinan yang menyatakan bahwa puasa itu mampu menyembuhkan semua
jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh media penyembuhan lainnya” (Thalbah
et al., 2015 : 87).
Demikianlah pandangan dari sudut pandang agama dan dari sudut
pandang ilmu kedokteran terhadap pengaruh puasa terhadap kesehatan. Ternyata ungkapan
“Berpuasalah kamu maka kamu akan sehat” yang bukanlah hadis Rasulullah Saw
adalah pernyataan yang benar dan didukung oleh fakta-fakta ilmiah di bidang
kedokteran. Maka penjelasan dalam artikel ini bisa menambah keimanan kita akan
kebenaran kewajiban ibadah puasa Ramadan. Puasa merupakan jenis ibadah yang
diperintahkan Allah Swt kepada umat Islam karena puasa mengandung banyak hikmah
kebaikan bagi umat manusia, baik hikmah kebaikan untuk rohani maupun hikmah
kebaikan untuk jasmani. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang ikhlas
menjalanlan ibadah puasa Ramadan sehingga puasa kita di terima dan diridhai
oleh Allah Swt. Amin. []
Gumpang Baru, 10 Ramadan 1442 H (22 April 2021)
Sumber Referensi :
Baits, A. N. (no date) ‘Derajat Hadis: “Berpuasalah
Maka Kamu Akan Sehat”’, Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam.
Available at:
https://konsultasisyariah.com/12786-derajat-hadis-berpuasalah-maka-kamu-akan-sehat.html
(Accessed: 23 April 2021).
Thalbah,
H. et al. (2015) Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis :
Kemukjizatan Pengobatan dan Makanan. Jilid 3. Jakarta: PT. Sapta Sentosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar