Powered By Blogger

Kamis, 22 April 2021

BENARKAH PUASA ITU MENYEHATKAN?

 

Sumber Gambar : https://www.kompasiana.com/imamph1666/551275b7813311b756bc6076/shumu-tashihhu-puasalah-niscaya-kamu-akan-sehat


BENARKAH PUASA ITU MENYEHATKAN?

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Ada sebuah ungkapan yang diklaim sebagai hadis Rasulullah Saw yang sering dibacakan ketika bulan Ramadan, yaitu tentang manfaat puasa bagi kesehatan. Ungkapan tersebut tersebut berbunyi “Shummuu tashihhuu” yang artinya “Berpuasalah kamu maka kamu akan sehat”. Benarkah berpuasa itu menyehatkan? Apakah ada bukti-bukti ilmiah bahwa puasa itu mampu membuat tubuh menjadi sehat? Bagaimana dengan kesahihan ungkapan yang diklaim sebagai hadis tersebut, apakah hadis tersebut dapat dipercaya sebagai kebenaran yang berasal dari perkataan Rasulullah Saw?

 

Walaupun bertujuan baik, maka sesuatu itu tidak serta merta dapat dijadikan pedoman atau panduan dalam kehidupan, apalagi diyakini sebagai ajaran agama. Terkait ungkapan tentang manfaat puasa bagi kesehatan di atas, kita jangan buru-buru meyakininya sebagai hadis Rasulullah Saw tanpa terlebih dahulu meng-crosscheck kebenarannya. Pernyataan tersebut diragukan kebenarannya berasal dari sabda Rasulullah Saw. Walaupun sudah tersebar luas di masyarakat, dan beberapa penceramah di bulan Ramadan juga sering menyampaikan ungkapan tersebut dalam kultum maupun pengajian, bukan berarti itu dijadikan pembenaran untuk mengklaim bahwa ungkapan tersebut adalah hadis Rasulullah Saw. Mungkin maksudnya sangat baik, yaitu untuk memotivasi orang agar mau rajin menjalankan ibadah puasa. Namun sangat disayangkan, mereka mengkalim ungkapan tersebut sebagai sabda baginda Rasulullah Muhammad Saw, padahal sejatinya ungkapan tersebut bukanlah sabda Nabi Saw.

 

Sebagaimana yang telah ditegaskan di awal, ungkapan tersebut bukan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ungkapan tersebut diriwayatkan dari beberapa jalur yang dhaif. Berikut rincian penjelasannya sebagaimana dikutip dari website menurut penjelasan ustadz Ammi Nur Baits (no date).

Jalur pertama, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dengan lafadz:

اغْزُوا تَغْنَمُوا، وَصُومُوا تَصِحُّوا، وَسَافِرُوا تَسْتَغْنُوا

“Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan, berpuasalah maka kalian akan sehat, dan bersafarlah maka kalian akan kaya.”

Sanad hadis ini: Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shaleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian.

 

Diriwayatkan Al-Uqaili dalam Ad-Dhu’afa al-Kabir, 2:92, At-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath 8:174, dan disebutkan dalam satu kumpulan hadis karya Abu ‘Arubah Al-Harrani no. 45.

At-Thabrani mengatakan: “Hadis dengan lafadz semacam ini tidak ada yang meriwayatkan dari Suhail kecuali Zuhair bin Muhammad.”

Perawi yang bermasalah dalam sanad hadis ini ada dua:

1. Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud

Dia dikenal dengan sebutan ‘Bumah’. Abu Hatim mengatakan: ‘Munkarul Hadis’, sebagaimana keterangan dalam Tahdzibut Tahdzib 9:200. Perawi ini hanya disebutkan oleh An-Nasai saja.

2. Zuhair bin Muhammad, Abul Mundzir Al-Khurasani.

Para kritikus hadis berbeda pendapat tentang status orang ini. Kesimpulannya, keadaan orang ini dirinci: Jika yang meriwayatkan darinya adalah penduduk Syam, maka ada yang munkar dalam hadisnya, namun jika yang meriwayatkan darinya adalah penduduk Iraq, maka hadisnya shahih. Al-Bukhari mengatakan:

ما روى عنه أهل الشام فإنه مناكير ، وما روى عنه أهل البصرة فإنه صحيح

“Hadis yang diriwayatkan darinya penduduk Syam maka itu munkar, dan hadis yang diriwayatkan darinya penduduk Bashrah maka itu shahih.”

Abu Hatim mengatakan:

محله الصدق ، وفي حفظه سوء ، وكان حديثه بالشام أنكر من حديثه بالعراق لسوء حفظه ، فما حدث من حفظه ففيه أغاليط ، وما حدث من كتبه فهو صالح

“Posisinya saduq (hadis hasan), hafalannya kurang bagus. Hadisnya di Syam lebih lemah dari pada hadisnya di Iraq karena lemah hafalannya. Karena itu, hadis yang dia sampaikan dengan hafalannya, banyak kesalahan, dan hadis yang dia sampaikan dari catatannya, hadis yang diterima.” (Simak Tahdzibut Tahdzib, 3:350)

 

Rincian semacam ini yang dipilih Al-Hafidz Ibnu Hajar, sebagaimana keterangan beliau di Taqribut Tahdzib, 1:316. Imam al-Albani mengacu pada penilaian ini untuk menilai hadis di atas. Beliau mengatakan: “Zuhair bin Muhammad dhaif dalam riwayat penduduk Syam, dan hadis ini diantaranya.” (As-Silsilah Ad-Dhaifah, no. 253).

 

Jalur kedua, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dengan lafadz:

صوموا تصحوا

“Berpuasalah agar kalian sehat.”

Hadis ini disebutkan oleh Ibnu Adi dalam Al-Kamil, 2:357, dari jalur Husain bin Abdullah bin Dhamirah, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian.

Sanad hadis ini rusak, karena Husain bin Abdullah bin Dhamirah dinilai pendusta oleh Imam Malik. Abu Hatim mengatakan:

متروك الحديث كذاب

“Hadisnya dibuang, Sang pendusta.”.

Imam Ahmad mengatakan: “Tidak perlu digubris sedikit pun.” (Lisan Al-Mizan, 2:289). Disadur dari Fatwa Islam, no. 144126.

 

Penjelasan di atas adalah terkait derajat kesahihan hadis yang ternyata ungkapan “Puasalah kamu, maka kamu akan sehat” itu bukanlah hadis Rasulullah Saw. Lantas, bagaimana kebenaran ungkapan tersebut dilihat dari sudut pandang sains ilmiah.  Berikut ini penjelasan pengaruh puasa terhadap kesehatan yang dikutip dari buku Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis.

 

Jika ditinjau dari sudut ilmu kedokteran, maka puasa merupakan suatu medium yang bermanfaat untuk membersihkan organ tubuh dengan menghilangkan kemungkinan adanya penumpukkan racun-racun yang membahayakan dan makanan-makanan yang tidak diperlukan dalam tubuh seseorang. Selain melakukan pembersihan, berpuasa itu juga berguna untuk mengistirahatkan anggota-anggota badan, pencernaan dan penyerapan. Puasa juga bermanfaat untuk mengistirahatkan anggota-anggota tubuh sekresi yang akan diberi kesempatan untuk meningkatkan daya kerjanya sehingga pada bagian ini tidak lagi mengalami gangguan. Puasa juga memiliki  unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya pembaharuan dan peremajaan sel. Ini terjadi pada pemberian kehidupan dan semangat baru pada sel-sel yang ada dalam tubuh (Thalbah et al., 2015 : 86).

 

Ibnu Sina, seorang filosof dan dokter muslim yang sangat termasyur telah mewajibkan puasa selama tiga minggu untuk beberapa kondisi penyakit yang ditanganinya. Ada informasi lain yang menyebutkan bahwa Ibnu Sina menganggap puasa sebagai unsur penting dalam penyembuhan penyakit cacar dan penyakit kelamin. Pada saat invansi Perancis ke Mesir, beberapa rumah sakit di Arab memperoleh keberhasilan medis berupa pengobatan penyakit kelamin dengan terapi puasa. Robert Bartolome, seorang doker Amerika yang merupakan sukarelawan  yang menangani pengobatan penyakit kelamin, telah menulis mengenai hal ini. Menurutnya, puasa merupakan salah satu sarana efektif untuk melepaskan beberapa mikroorganisme di dalam tubuh, yang di antaranya adalah mikroorganisme yang terdapat pada penyakit kelamin (Thalbah et al., 2015 : 87).  

 

Di masa modern sekarang ini, puasa telah banyak dipergunakan oleh pakar kedokteran untuk teknik penyembuhan berbagai penyakit. Dr. Alan telah sukses mempergunakan puasa untuk penyembuhan penyakit gula. Sedangkan Dr. Charleson menggunakan puasa sebagai media untuk pembaruan keremajaan. Dr. John selalu menganjurkan puasa sebagai terapi pada setiap kondisi kesehatan pasien yang ditanganinya. Dan Dr. Bernard McFadin pernah menyatakan, “Saya pribadi condong pada keyakinan yang menyatakan bahwa puasa itu mampu menyembuhkan semua jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh media penyembuhan lainnya” (Thalbah et al., 2015 : 87).  

 

Demikianlah pandangan dari sudut pandang agama dan dari sudut pandang ilmu kedokteran terhadap pengaruh puasa terhadap kesehatan. Ternyata ungkapan “Berpuasalah kamu maka kamu akan sehat” yang bukanlah hadis Rasulullah Saw adalah pernyataan yang benar dan didukung oleh fakta-fakta ilmiah di bidang kedokteran. Maka penjelasan dalam artikel ini bisa menambah keimanan kita akan kebenaran kewajiban ibadah puasa Ramadan. Puasa merupakan jenis ibadah yang diperintahkan Allah Swt kepada umat Islam karena puasa mengandung banyak hikmah kebaikan bagi umat manusia, baik hikmah kebaikan untuk rohani maupun hikmah kebaikan untuk jasmani. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang ikhlas menjalanlan ibadah puasa Ramadan sehingga puasa kita di terima dan diridhai oleh Allah Swt. Amin. []

 

Gumpang Baru, 10 Ramadan 1442 H (22 April 2021)

 

Sumber Referensi :

Baits, A. N. (no date) ‘Derajat Hadis: “Berpuasalah Maka Kamu Akan Sehat”’, Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam. Available at: https://konsultasisyariah.com/12786-derajat-hadis-berpuasalah-maka-kamu-akan-sehat.html (Accessed: 23 April 2021).

Thalbah, H. et al. (2015) Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis : Kemukjizatan Pengobatan dan Makanan. Jilid 3. Jakarta: PT. Sapta Sentosa.

 

 

Tidak ada komentar:

Postingan Populer