Sumber Gambar : https://akurat.co/batasan-antara-manusia-dengan-robot-semakin-redup-di-cebit-2017 |
PUASA DAN BATASAN MANUSIA
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Manusia adalah makhluk yang memiliki
keterbatasan dalam kemampuan dan kekuatan. Ikan dapat menyelam dan berenang di
dalam air tanpa alat bantu apapun, sedangkan manusia tidak mampu menyelam tanpa
menggunakan alat bantu pernafasan. Burung dapat terbang bebas di udara tanpa
menggunakan alat bantu apapun, sedangkan manusia tidak dapat terbang tanpa
menggunakan alat bantu untuk terbang. Kijang mampu berlari dan bergerak dengan
sangat cepat, sedangkan manusia tidak mampu bergerak secepat kijang kecuali
menggunakan alat bantu mesin kendaraan bermotor. Ternyata jika hanya
menggunakan kemampuan jasmani, manusia banyak kalahnya dengan binatang. Manusia
pada kemampuan yang sama dengan binatang tertentu, selalu kalah. Jadi manusia
memang makhluk yang lemah. Tidak ada yang pantas untuk disombongkan dalam
kehidupannya. Hanya sikap tawadhu’ yang pantas dilakukan di setiap waktu
sebagai manifestasi dari sikap ketundukanya pada kemahabesaran sang khalik,
Allah Swt.
Walaupun sebagai makhluk yang minim
kekuatan dan serba lemah, bahkan kalah kuat dibandingkan dengan bianatng,
ternyata Allah Swt tetap bersikap adil kepada manusia. Di samping kelemahan
yang dimiliki, Allah Swt juga membekali diri manusia dengan otak yang memiliki kemampuan
berpikir yang luar biasa. Otak dan akal adalah asset luar biasa yang diberikan
Allah Swt kepada manusia. Melalui penggunaan otak dan akal inilah akhirnya
manusia mampu melakukan apapun yang dilakukan binatang. Berkat penggunaan otak
dan akalnya, manusia mampu membuat kapal selam untuk menyelam sampai dasar
laut, membuat pesawat terbang untuk terbang seperti burung, dan membuat
kendaraan bermotor untuk mampu bergerak atau berlari dengan cepat di jalan
raya. Semua kemampuan tersebut dapat terwujud karena manusia mau menggunakan
otaknya untuk berpikir dan akalnya untuk menalar dan berlogika.
Walaupun manusia mampu menciptakan
teknologi apapun dengan menggunakan kemampuan otaknya, manusia tetaplah seorang
makhluk yang memiliki keterbatasan kemampuan. Kemampuan berpikir otak manusia
memang sangat luar biasa. Bahkan diperkiarakan manusia paling jenius di dunia
pun baru menggunakan 10% kemampuan otaknya, sedangkan yang 90% masih menjadi
rahasia Tuhan. Setiap orang harus menyadari keterbatasan yang dimilikinya
tersebut. Keterbatasan yang dimiliki manusia adalah sebagai penanda bahwa
dirinya bukanlah Tuhan yang Maha Serba Bisa. Sehebat apapun manusia mampu
menciptakan teknologi canggih, tetaplah tidak akan mampu menggungguli
kemahakuasaan Allah Swt. Secanggih apapun robot buatan manusia tetap tidak akan
mampu menyamai kemampuan tubuh manusia dalam bergerak.
Puasa adalah ibadah yang diperintahkan
Allah Swt untuk dikerjakan oleh umat Islam. Puasa merupakan ibadah yang
membutuhkan kekuatan, perjuangan, kesabaran, dan kemampuan menahan diri. Makan dan
minum adalah kebutuhan mendasar kita sebagai makhluk hidup. Tetapi dalam puasa,
justru kita dilarang untuk makan dan minum selama kurang lebih 12 jam sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari. Ketika puasa kita akan merasakan rasa
lapar dan dahaga serta tubuh yang lemah karena kehilangan energi. Apakah penderitaan
dalam ibadah puasa dapat membahayakan keselamatan manusia? Kalau gak makan dan
minum seharian itu apa tidak membahayakan kesehatan manusia? Sepintas mungkin
kita akan berpikir bahwa puasa dapat membahayakan nyawa orang karena melarang
untuk makan dan minum seharian penuh sejak fajar terbit dan masuk malam. Tetapi
ternyata tidak demikian. Ibadah puasa yang diperintahkan Allah Swt walaupun
menyebabkan kesusahan karena harus menahan rasa lapar dan haus tetap berada
pada batas-batas kemampuan manusia.
Seberat apapun yang dirasakan ketika
berpuasa, puasa tidak akan sampai menyebabkan kematian pada manusia. Mengapa?
Karena tidak makan dan minum selama sekitar 12 jam itu masih ditolerir oleh
tubuh manusia. Hanya memang orang yang berpuasa akan merasakan sekali dampaknya
berupa rasa lapar dan haus yang sangat menyiksa serta kondisi tubuh yang lemah
kehilangan energi. Mengapa Allah Swt memerintahkan kita menjalankan amalan
ibadah yang menyiksa seperti itu? Mengapa Allah Swt mewajibkan amalan ibadah
yang nyaris membahayakan keselamatan kita? Jawabannya adalah Allah Swt ingin mengajarkan
kita agar menyadari keterbatasan kita sebagai makhluk. Kita adalah hamba Allah
Swt yang penuh keterbatasan kemampuan dan kelemahan. Maka sangat tidak pantas
kalau kita berlaku sombong dan angkuh. Puasa mengajarkan kita agar mengetahui
batasan-batasan kita. Puasa mengingatkan kita agar jangan sampai kita melampaui
batasan kita sendiri selaku makhluk dan hamba yang memiliki kewajiban untuk
menyembah-Nya. Wallahu a’alam bish-shawab.
[]
Gumpang Baru, 11 Ramadhan 1442 H (23
April 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar