Sumber Gambar : https://minanews.net/hikmah-dalam-berbuat-baik-terhadap-orang-lain/
PUASA BERBUAH HIKMAH KEBAIKAN
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Orang yang sangat kelaparan karena
seharian tidak makan ketika melihat makanan yang lezat cenderung akan segera
memakannya dengan tergesa-gesa, bahkan mungkin lupa untuk berdoa dulu sebelum
mulai memakan makananan yang terhidang. Sedangkan orang yang berpuasa karena
mengharapkan rida Allah Swt ketika datang waktunya berbuka, ia akan makan
dengan pelan-pelan dengan terlebih dahulu membaca doa berbuka puasa sebagai
ungkapan rasa syukurnya karena telah mampu menjalankan puasa dengan tidak makan
dan minum seharian. Ilustrasi ini mungkin tidak seratus persen benar dan pasti
terjadi, tetapi kemungkinan bisa terjadi dengan persentase besar. Mengapa terjadi
perbedaan dalam merespon makanan antara orang yang kelaparan dengan orang yang
berpuasa yang tentunya juga pasti kelaparan?
Perbedaan yang terdapat pada kedua orang
yang sedang menahan lapar tersebut adalah keimanan dan tujuan dari menahan rasa
lapar. Orang pertama yang kelaparan karena tidak memiliki makanan yang akan
dimakan ketika melihat makanan akan segera memakan dengan buru-buru karena ia
tidak memiliki tujuan apapun ketika menahan rasa lapar. Tujuan ia menahan rasa
lapar tidak ada, yang ia inginkan hanyalah bagaimana segera mendapatkan makanan
untuk menghilangkan rasa lapar yang sangat mengganggunya. Sementara itu, orang
kedua yang berpuasa ketika memasuki waktu berbuka dan di depannya terhidang
makanan, ia juga segera membatalkan puasanya dengan menyantap makanan yang
terhidang, tetapi tidak dengan terburu-buru. Sebelum makan atau berbuka puasa,
ia akan berdoa membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu dan kemudian makan
dengan pelan-pelan.
Mengapa orang kedua tindakan dan
sikapnya berbeda dengan orang pertama, padahal ia juga merasakan rasa lapar
yang sama karena seharian tidak makan dan minum? Jawabannya adalah karena orang
kedua memiliki keimanan dan tujuan yang jelas mengapa ia menahan lapar
seharian. Orang yang berpuasa dan merasakan kelaparan dan kehausan
semata-semata bukan untuk segera makan dan minum sepuasnya, tetapi
semata-semata menjalankan perintah Allah Swt sebagai wujud ketundukan dan
ketaatannya pada Allah Swt.
Orang yang berpuasa memiliki tujuan yang
sangat jelas yaitu mengharapkan rida dan keberkahan dari Allah Swt. Puasa yang
ia jalani sebagai sarana menjalankan kewajibannya selaku hamba dan mengharapkan
keridaan-Nya melalui ketaatan dan ketundukkannya dalam menjalankan ajaran
agama. Makanya ketika berbuka puasa ia tidak terburu-buru dalam menyantap
makanan dan juga tidak melampaui batas kewajaran karena berbuka atau makan
bukan tujuan utama ia berpuasa, tetapi tujuan utamanya adalah puasanya diterima
dan diridai Allah Swt.
Puasa walaupun mengakibatkan rasa lapar
dan kehausan akan mampu membuahkan kesabaran bagi yang melakukannya, dengan
syarat puasanya ikhlas lillahi ta’ala semata-mata mengharapkan rida Allah Swt. Puasa
yang dilakukan bukan dengan ikhlas dan bukan untuk mengharapkan rida Allah Swt
pasti tidak akan membuahkan kesabaran. Puasa itu untuk Allah Swt, maka Allah
lah yang akan memberikan balasannya kepada orang yang berpuasa. Apa balasan
yang akan diterima oleh para hamba ahli puasa adalah rahasia Allah Swt. Tetapi
dengan ber-husnudhan, Allah Swt pasti akan memberikan hikmah-hikmah kebaikan
untuk kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Orang yang mampu
menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan ikhlas akan mendapat keistimewaan
tersendiri dari Allah Swt.
Kenikmatan menjalankan ibadah puasa
adalah ketika kita merasakan kelaparan dan kehausan, hati kita merasakan
ketenangan dan kedamaian karena kita merasakan Allah Swt dekat dengan kita. Perasaan
tenang, tenteram, dan damai di hati saat kita berjuang menjalankan ibadah puasa
di tengah rasa lapar dan dahaga yang mennderu adalah kenikmatan yang tiada
tara. Orang yang tidak berpuasa tidak akan dapat merasakan kenikmatan tersebut
dan tidak akan mendapatkan hikmah kebaikannya. Hanya orang-orang yang hatinya
bersih dan ikhlas menjalankan ibdah puasa yang akan mendapatkan kenikmatan dan
keberkahan dari Allah Swt. Hanya ibadah puasa yang memiliki keistimewaan khusus
sampai Allah Swt mengatakan bahwa puasa itu untuk-Nya dan DIA sendiri yang akan
memberikan balasan-Nya kepada orang berpuasa. Demikian istimewanya ibadah puasa
Ramadan. Maka, alangkah beruntungnya hamba-hamba Allah yang mampu mendapatkan
keistimewaan bulan Ramadan. Semoga kita mendapatkan keberkahan bulan Ramadan.
Amin. []
Gumpang Baru, 06 Ramadan 1442 H (18
April 2021)
*) Tulisan dalam artikel ini adalah
pendapat pribadi penulisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar