Powered By Blogger

Sabtu, 17 April 2021

PUASA BERBUAH HIKMAH KEBAIKAN

 

Sumber Gambar : https://minanews.net/hikmah-dalam-berbuat-baik-terhadap-orang-lain/


PUASA BERBUAH HIKMAH KEBAIKAN

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Orang yang sangat kelaparan karena seharian tidak makan ketika melihat makanan yang lezat cenderung akan segera memakannya dengan tergesa-gesa, bahkan mungkin lupa untuk berdoa dulu sebelum mulai memakan makananan yang terhidang. Sedangkan orang yang berpuasa karena mengharapkan rida Allah Swt ketika datang waktunya berbuka, ia akan makan dengan pelan-pelan dengan terlebih dahulu membaca doa berbuka puasa sebagai ungkapan rasa syukurnya karena telah mampu menjalankan puasa dengan tidak makan dan minum seharian. Ilustrasi ini mungkin tidak seratus persen benar dan pasti terjadi, tetapi kemungkinan bisa terjadi dengan persentase besar. Mengapa terjadi perbedaan dalam merespon makanan antara orang yang kelaparan dengan orang yang berpuasa yang tentunya juga pasti kelaparan?

 

Perbedaan yang terdapat pada kedua orang yang sedang menahan lapar tersebut adalah keimanan dan tujuan dari menahan rasa lapar. Orang pertama yang kelaparan karena tidak memiliki makanan yang akan dimakan ketika melihat makanan akan segera memakan dengan buru-buru karena ia tidak memiliki tujuan apapun ketika menahan rasa lapar. Tujuan ia menahan rasa lapar tidak ada, yang ia inginkan hanyalah bagaimana segera mendapatkan makanan untuk menghilangkan rasa lapar yang sangat mengganggunya. Sementara itu, orang kedua yang berpuasa ketika memasuki waktu berbuka dan di depannya terhidang makanan, ia juga segera membatalkan puasanya dengan menyantap makanan yang terhidang, tetapi tidak dengan terburu-buru. Sebelum makan atau berbuka puasa, ia akan berdoa membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu dan kemudian makan dengan pelan-pelan.

 

Mengapa orang kedua tindakan dan sikapnya berbeda dengan orang pertama, padahal ia juga merasakan rasa lapar yang sama karena seharian tidak makan dan minum? Jawabannya adalah karena orang kedua memiliki keimanan dan tujuan yang jelas mengapa ia menahan lapar seharian. Orang yang berpuasa dan merasakan kelaparan dan kehausan semata-semata bukan untuk segera makan dan minum sepuasnya, tetapi semata-semata menjalankan perintah Allah Swt sebagai wujud ketundukan dan ketaatannya pada Allah Swt.

 

Orang yang berpuasa memiliki tujuan yang sangat jelas yaitu mengharapkan rida dan keberkahan dari Allah Swt. Puasa yang ia jalani sebagai sarana menjalankan kewajibannya selaku hamba dan mengharapkan keridaan-Nya melalui ketaatan dan ketundukkannya dalam menjalankan ajaran agama. Makanya ketika berbuka puasa ia tidak terburu-buru dalam menyantap makanan dan juga tidak melampaui batas kewajaran karena berbuka atau makan bukan tujuan utama ia berpuasa, tetapi tujuan utamanya adalah puasanya diterima dan diridai Allah Swt.

 

Puasa walaupun mengakibatkan rasa lapar dan kehausan akan mampu membuahkan kesabaran bagi yang melakukannya, dengan syarat puasanya ikhlas lillahi ta’ala semata-mata mengharapkan rida Allah Swt. Puasa yang dilakukan bukan dengan ikhlas dan bukan untuk mengharapkan rida Allah Swt pasti tidak akan membuahkan kesabaran. Puasa itu untuk Allah Swt, maka Allah lah yang akan memberikan balasannya kepada orang yang berpuasa. Apa balasan yang akan diterima oleh para hamba ahli puasa adalah rahasia Allah Swt. Tetapi dengan ber-husnudhan, Allah Swt pasti akan memberikan hikmah-hikmah kebaikan untuk kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Orang yang mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan ikhlas akan mendapat keistimewaan tersendiri dari Allah Swt.

 

Kenikmatan menjalankan ibadah puasa adalah ketika kita merasakan kelaparan dan kehausan, hati kita merasakan ketenangan dan kedamaian karena kita merasakan Allah Swt dekat dengan kita. Perasaan tenang, tenteram, dan damai di hati saat kita berjuang menjalankan ibadah puasa di tengah rasa lapar dan dahaga yang mennderu adalah kenikmatan yang tiada tara. Orang yang tidak berpuasa tidak akan dapat merasakan kenikmatan tersebut dan tidak akan mendapatkan hikmah kebaikannya. Hanya orang-orang yang hatinya bersih dan ikhlas menjalankan ibdah puasa yang akan mendapatkan kenikmatan dan keberkahan dari Allah Swt. Hanya ibadah puasa yang memiliki keistimewaan khusus sampai Allah Swt mengatakan bahwa puasa itu untuk-Nya dan DIA sendiri yang akan memberikan balasan-Nya kepada orang berpuasa. Demikian istimewanya ibadah puasa Ramadan. Maka, alangkah beruntungnya hamba-hamba Allah yang mampu mendapatkan keistimewaan bulan Ramadan. Semoga kita mendapatkan keberkahan bulan Ramadan. Amin. []

 

Gumpang Baru, 06 Ramadan 1442 H (18 April 2021)

 

*) Tulisan dalam artikel ini adalah pendapat pribadi penulisnya.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer