Sumber Gambar : https://palembang.tribunnews.com/2016/07/02/takwa-lahir-dan-takwa-batin |
PUASA DAN DERAJAT KETAKWAAN
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Tujuan diperintahkannya puasa Ramadan
adalah untuk menjadikan orang-orang yang beriman mencapai derajat muttaqin
(bertakwa). Puasa Ramadan dapat menjadi sarana umat Islam untuk menjadi
orang-orang bertakwa. Puasa Ramadan pasti dapat menjadikan seseorang mencapai
derajat muttaqin. Tetapi, apakah puasa yang kita jalankan sekarang mampu
menjadikan kita menjadi muttaqin? Maka jawabannya adalah tidak tahu karena kita
tidak dapat menjamin bahwa puasa kita pasti diterima oleh Allah Swt.
Muttaqin adalah derajat tertinggi yang
diberikan Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya yang mampu menjalankan ibadah puasa
Ramadan dengan baik, yaitu memenuhi syarat sah, rukun puasa, dan ikhlas lillahi
ta’ala serta berdampak pada kesalihan social. Untuk menjalankan puasa yang
berdampak positif pada kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrowi tidaklah mudah. Hanya
hamba-hamba yang memiliki kebersihan dan kesucian hati saja yang akan mampu
menjalankan ibadah puasa seperti itu. Artinya tidak semua orang Islam yang
menjalankan ibadah puasa Ramadan akan mendapatkan derajat muttaqin.
Balasan dari ibadah puasa Ramadan adalah
misteri, tiada seorang pun yang mengetahui kualitas dari puasanya. Hanya Allah
Swt sajalah yang akan menilai kualitas puasa setiap orang dan Allah Swt pula
yang akan memberikan balasan. Dengan demikian, tidaklah pantas kalau ada
seseorang yang merasa paling baik dan benar ibadah puasanya dengan mencemooh
ibadah puasa orang lain seolah-olah dia tahu persis bahwa puasanya diterima
Allah Swt. Semoga kita semua tidak sampai menjadi orang yang sepertti itu. Na’udzu billahi min dzalika.
Derajat muttaqin memang tidak mudah
diraih dan tidak sembarangan orang akan meraih derajat mulia tersebut. Tetapi bukan
berarti lantas menyurutkan niat kita untuk berusaha meraihnya. Muttaqin adalah
derajat kemuliaan yang dijanjikan Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya agar saling
berlomab-lomba menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan sebaik-baiknya. Maka,
marilah kita berlomba-lomba dalam kebajikan selama bulan Ramadan ini untuk
meraih derajat muttaqin. Marilah kita berdoa dan berharap pada Allah Swt agar
ibadah puasa Ramadan yang kita jalannkan dapat dinilai tinggi oleh Allah Swt
dan Allah Swt berkenan memberikan derajat muttaqin kepada kita. Allahumma Aamiin.
Puasa itu bukan hanya sekadar menahan
lapar dan dahaga serta kebutuhan biologis lainnya, melainkan juga menahan dari
hawa nafsu yang cenderung ingin menguasai dan mendominasi kehidupan manusia. Puasa
bertujuan untuk memperkuat sisi spiritual dan kerohanian kita agar kita mampu
mengendalikan hawa nafsu kita. Melalui puasa kita dilatih untuk memperkuat
spirit kebaikan kita dan menekan sisi nafsu duniawi kita dan memperbanyak
tujuan ke akhirat. Dengan puasa, kita dilatih untuk tidak hanya memikirkan kehidupan
duniawi saja tetapi juga memikirkan dunia akhirat.
Melalui puasa kita dilatih untuk peka
terhadap kondisi orang-orang lain di sekitar kita yang kehidupannya jauh di
bawah kita. Melalui ibadah puasa kita dilatih untuk membangunkan kembali rasa
empati dan kepedulian social kita kepada kehidupan sesama manusia. Mungkin selama
setahun penuh kita hanya memikirkan ego dan kebutuhan pribadi kita saja, maka
dengan puasa Ramadan kita disadarkan untuk juga memikirkan kehidupan orang-orang
di sekitar kita yang hidupnya tidak seberuntung kita. Dengan merasakan rasa
lapar dan haus seharian penuh diharapkan jiwa kita tergugah kesadarannya untuk
menghargai orang lain dan juga menghormati orang lain. Dengan terbangunnya
kesadaran spiritual kita dan empati kita terhadap sesama, maka akan dapat
terwujud sosok pribadi yang baik, yaitu baik secara individual dan juga baik
secara social. Maka kehidupan yang masyarakatnya penuh kebaikan akan mendapat
rahmat dan keberkahan dari Allah Swt.
Gumpang Baru, 14 Ramadan 1442 H (26 April 2021)
*) Tulisan dalam artikel ini adalah
pendapat pribadi penulisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar