Powered By Blogger

Senin, 12 April 2021

RAMADAN, BULAN PENINGKATAN KUALITAS DIRI

 

Sumber Gambar : https://www.merdeka.com/jatim/4-amalan-ramadan-sesuai-pesan-rasulullah-untuk-menyambut-bulan-suci-kln.html

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Saat ini kita telah memasuki hari pertama bulan Ramadan 1442 H. Ada yang berbeda dengan Ramadan tahun ini dibanding tahun kemarin. Ramadan tahun kemarin dilalui dalam suasana yang mencekam dan menakutkan karena adanya pandemi Covid-19 yang baru saja menyerang. Semua orang di seluruh dunia tidak terkecuali umat Islam kawatir dan ketakutan dengan keganasan virus Corona penyebab pandemi tersebut. Ketakutan masyarakat dunia cukup beralasan karena waktu itu pengetahuan masyarakat tentang virus Corona masih minim sehingga menimbulkan praduga-praduga dan asumsi-asumsi yang berlebih-lebihan, apalagi ditambah dengan pemberitaan-pemberitaan di media online maupun di social media tentang keganasan virus Corona dan bahaya dampak yang ditimbulkannya. Hasilnya adalah seluruh umat manusia di dunia dicekam rasa takut dan kebingungan.

 

Seluruh aspek kehidupan manusia terkena dampak dari pandemi Covid-19 sehingga semua sendi-sendi kehidupan mengalami kemunduran. Sektor perekonomian turun drastis yang berdampak pada terjadi PHK besar-besaran karena banyak perusahaan yang bangkrut dan daya beli masyarakat turun drastis. Bidang pendidikan juga tidak terlepas dari terkena dampaknya sehingga proses pembelajaran dialihkan ke moda daring di rumah melalui penggunaan internet untuk menjamin keselamatan seluruh civitas sekolah. Walaupun bukan kebijakan terbaik, tetapi pemilihan moda pembelajaran daring merupakan pilihan yang paling tepat saat itu untuk menjamin keberlangsungan proses pembelajaran walau tidak ideal dengan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan siswa dan guru.

 

Ramadan tahun kemarin juga terkena dampak pandemi Covid-19 sehingga aktivitas ibadah di tempat-tempat ibadah dialihkan ke rumah untuk mencegah terjadinya kerumunan orang yang dapat menyebabkan penularan virus Corona. Banyak tempat ibadah untuk sementara di lockdown  dan kalaupun tetap dipergunakan untuk aktivitas ibadah harus menerapkan aturan protokol kesehatan dengan ketat seperti menyediakan sarana mencuci tangan, tersedianya cairan handsanitizer di dalam ruang tempat ibadah, pengaturan jarak minimal 1,5 meter untuk posisi ibadah, dan terpenting adalah para jamaah harus memakai masker sesuai standar kesehatan yang direkomendasikan oleh WHO. Lantas, bagaimana Ramadan tahun ini setelah pandemi Covid-19 berlangsung selama satu tahun dan belum juga berakhir bahkan kapan akan berakhirnya pun belum dapat diperkirakan?

 

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh kebaikan. Di dalam bulan Ramadan dipenuhi ampunan (maghfirah) dan keberkahan (barakah) dari Allah Swt. Demikianlah yang diyakini oleh umat Islam sebagai bagian dari keimanan terhadap ajaran-ajaran agama Islam. Keimanan terhadap kebaikan yang terdapat di dalam bulan Ramadan tidak ada perbedaan di kalangan umat Islam, tetapi pemaknaan terhadap keagungan bulan Ramadan terdapat perbedaan pandangan di kalangan umat Islam. Ada yang memaknai bahwa kebaikan bulan Ramadan harus diisi dengan amalan-amalan yang terkait agama seperti membaca Al-Qur’an (tadarus Qur’an), sholat Taraweh, sholat Tahajud, sholat Dhuha, memberi makan orang berbuka puasa, dan lain-lain. Aktivitas-aktivitas keagamaan tersebut dilakukan khusus di bulan Ramadan dimana sebelum bulan Ramadan amalan-amalan tersebut tidak dilakukan atau kalaupun dilakukan tidak serutin ketika di bulan Ramadan. Apakah mengkhususkan mengerjakan amalan-amalan keagamaan di bulan Ramadan yang tidak atau jarang dilakukan di luar bulan Ramadan merupakan keutamaan  dan dianjurkan oleh Allah swt? Sementara Allah swt menyukai amalan yang walau sedikit tetapi konsisten, bukan amalan besar tapi hanya sekali saja dikerjakan atau tidak konsisten. Apakah memang demikian yang dikehendaki Allah swt bagi umat Islam dalam menghormati dan memuliakan bulan Ramadan?

 

Ada juga yang memaknai bulan Ramadan sebagai bulan untuk meningkatkan diri, bulan untuk mengupdate dan mengupgrade diri baik selaku hamba Allah swt maupun selaku pribadi yang memang harus selalu memperbaiki diri. Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Sabda Rasulullah Saw ini menunjukkan bahwa umat Islam harus selalu “lebih” dari sebelumnya. Umat Islam harus selalu memperbaiki diri dan amal serta ibadahnya, umat Islam harus selalu mengupdate pengetahuannya, umat Islam harus selalu mengupgrade kompetensinya, umat Islam harus selalu bertransformasi ke arah pribadi-pribadi yang lebih berkualitas. Kemauan dan kemampuan meningkatkan kualitas diri merupakan ajaran kebaikan yang diperintahkan Allah swt dan Rasul-Nya.

 

Bulan Ramadan adalah momentum terbaik untuk mengawali proses transformasi diri agar setelah berakhirnya bulan Ramadan umat Islam telah menjadi pribadi-pribadi yang paripurna (berkualitas) sehingga ketika memasuki bulan berikutnya umat Islam mampu mampu mengimplementasikan kebiasaan baik dalam memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri yang telah dibangunnya selama bulan Ramadan. Bulan Ramadan dapat diibaratkan sebagai titik start dalam proses transformasi diri menuju pribadi yang sempurna. Oleh karena itu, bulan setelah bulan Ramadan adalah Syawal yang artinya peningkatan. Bulan Syawal adalah bulan untuk meningkatkan kualitas diri setelah melalui bulan Ramadan. Aktivitas ibadah dan amalan-amalan kebaikan di bulan Syawal seharusnya lebih baik dan meningkat dibandingkan waktu di bulan Ramadan karena bulan Syawal adalah bulan peningkatan. Di bulan Syawal seharusnya produktivitas umat Islam meningkat jauh lebih baik dibandingkan sewaktu berada di bulan Ramadan karena bulan Syawal adalah momentum untuk mengawali tahap peningkatan diri setelah proses pembiasaan aktivitas dan produktivitas yang baik. Benarkah demikian penafsiran makna terhadap bulan Ramadan? Lantas, mengapa justru di kalangan umat Islam terlihat fenomena yang sebaliknya, yaitu memasuki bulan Syawal atau setelah hari raya Idul Fitri aktivitas dan produktivitas umat Islam kembali ke kondisi semula sebelum memasuki bulan Ramadan? Apakah fenomena ini yang dinamakan amalan yang konsisten? Mari kita renungkan bersama.

 

Memasuki hari pertama bulan Ramadan tahun 1442 H ini marilah kita isi dengan aktivitas-aktivitas yang berorientasi kebaikan- baik orientasi kebaikan untuk diri sendiri maupun kebaikan yang berdampak positif bagi orang lain, aktivitas-aktivitas untuk meningkatkan kualitas diri baik dalam amalan ibadah maupun muamalah, aktivitas-aktivitas untuk mengupgrade kompetensi dan skill melalui berbagai kegiatan belajar-mengajar sehingga kita mampu menjadi pribadi pembelajar sejati, pribadi yang selalu dan tiada henti untuk selalu memperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri, mengupdate pengetahuan diri, mengupgrade kompetensi dan skill diri, dan semakin merendahkan diri saat kita sujud beribadah dan menghambakan diri di hadapan Allah swt. semoga bulan Ramadan tahun ini menjadi momentum baik kita untuk menjadi pribadi yang semakin baik dan menjadi manusia yang paripurna. insyaAllah. Amin. []

 

Gumpang Baru, 01 Ramadan 1442 H (13 April 2021)

*) Ditulis bakda makan sahur dan dilanjutkan bakda sholat Shubuh dan membaca Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer