Sumber Gambar : https://www.kompasiana.com/sultanrahajaan/5a891d0416835f155f1b26a2/kriteria-konselor-profesional-yang-bagaimna-sih?page=all |
PUASA MENGAJARKAN SIKAP PROFESIONAL
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Professional adalah ciri khas dalam
sebuah profesi. Bersikap professional merupakan tuntutan setiap profesi. Setiap
orang harus mampu bersikap professional dalam menjalankan profesi pekerjaannya.
Tidak hanya di lapangan kerja, sikap professional harus menjadi ruh dari setiap
aktivitas, bahkan dalam aktivitas sehari-hari pun kita dituntut untuk selalu
bersikap professional. Bersikap professional harus menjadi gaya hidup setiap
orang. Mengapa? Karena setiap orang itu berharga dengan kemampuan dan ilmu yang
dimilikinya.
Tidak ada orang yang mau dihargai murah.
Maka kita harus bersikap professional kepada orang lain ketika kita mengadakan
interaksi ataupun terlebih transaksi. Kita harus pintar-pintar menghargai hasil
usaha dan jerih payah orang lain. Hargailah hasil usaha dan jerih payah orang
lain dengan harga yang layak dan pantas, terlebih kita mau menghargainya dengan
harga yang lebih tinggi dari harga pada umumnya. Apakah ada manfaatnya kita
bersikap professional kepada orang lain? Jawabannya adalah tentu saja ada
manfaatnya dengan kita bersikap professional.
Sebagai contoh, penulis secara periodik meminta
bantuan seseorang untuk membersihkan lahan kosong belakang rumah dari
tanaman-tanaman liar yang tumbuh. Penulis meminta tolong bukan berarti gratis,
tetapi penulis memberikan upah pengganti kerja untuk tukang bersih-bersih
tersebut. Penulis memberikan upah jauh di atas tarif tukang bersih-bersih pada
umumnya karena penulis menghargai kemampuannya dalam membersihkan rumah
penulis. Kemampuan dia dalam membersihkan rumah penulis belum tentu dapat
penulisan lakukan. Kalaupun penulis mampu melakukan sendiri pekerjaan
bersih-bersih tersebut, maka dapat dipastikan penulis pasti mengalami keletihan
yang amat sangat dan bisa-bisa perlu waktu beberapa hari untuk badan penulis
kembali sehat dan fit. Upah yang penulis berikan kepada tukang bersih-bersih
tersebut mungkin jika penulis pergunakan untuk membayar tukang pijat akan
kurang.
Pada peristiwa tersebut di atas, sebenarnya
penulis memberikan upah tukang bersih-bersih lebih tinggi dari upah pada umumnya
sebenarnya untuk kebaikan penulis sendiri dan juga sekaligus untuk berbagi
rezeki kepada tukang bersih-bersih. Dengan
cara demikian, kami saling menguntungkan. Interaksi antara penulis dengan
tukang bersih-bersih adalah jenis interaksi mutualisme, yaitu interaksi yang
saling menguntungkan satu dengan yang lainnya. Apa keuntungan dari interaksi
mutualisme tersebut? Keuntungan yang saya dapatkan adalah rumah saya menjadi
bersih tanpa perlu merasakan capek dan badan pegal-pegal, penulis hanya perlu
membuka dompet dan mengeluarkan selembar uang berwarna merah untuk diberikan
kepada bapak tukang bersih-bersih. Sedangkan keuntungan yang didapatkan bapak
tukang bersih-bersih adalah uang upah ia bekerja sehari yang besarnya bisa 2
sampai 3 kali tarif upah dari orang lain. Penulis yakin bapak tukang
bersih-bersih tersebut senang dengan upah yang diterimanya dan saya juga senang
rumah saya menjadi lebih bersih. Demikianlah keuntungan interaksi mutualisme
bagi kedua belah pihak yang mengadakan interaksi mutualisme.
Demikian pula halnya dengan ibadah puasa
Ramadan. Puasa Ramadan mengajarkan kita untuk bersikap professional dalam
menjalankan ibadah puasa. Di mana letak ajaran untuk bersikap profesionalnya? Yaitu
di balasan dari pelaksanaan ibadah puasa. Allah Swt menyatakan bahwa Ia tidak
akan membiarkan hamba-Nya melaksanakan ibadah puasa dengan percuma. Ada balasan
yang sangat menarik dari-Nya yang akan diberikan kepada para ahli puasa. Hanya,
karena balasan yang akan diberikan adalah sesuatu yang sangat istimewa, maka
Allah Swt tidak memberitahukan jenis balasan apa yang akan diterima oleh para
hamba yang melaksanakan ibadah puasa. Allah Swt hanya mengatakan bahwa “Puasa itu untukku dan Aku yang akan
membalasnya”.
Melalui perintah kewajiban menjalankan
ibadah puasa Ramadan bagi setiap umat Islam di seluruh penjuru dunia, Allah Swt
hendak mengajarkan kepada umat manusia agar mampu bersikap professional ketika
berinteraksi dengan siapa pun. Allah Swt memerintahkan (mewajibkan) semua orang
Islam yang sudah baligh dan tanpa uzur yang diizinkan syariat untuk
melaksanakan puasa Ramadan selama sebulan dan akan membalasnya dengan balasan
yang jauh lebih baik kepada siapa pun yang ibadah puasanya ikhlas dan memenuhi
syarat sah puasa. Wallahu a’lam bish-shawab. []
Gumpang Baru, 08 Ramadan 1442 H (20
April 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar