Powered By Blogger

Senin, 05 Oktober 2020

BELAJAR MAKNA "BELAJAR" : Refleksi Menjalani Proses Menjadi Tahu

Sumber gambar : https://www.sesawi.net/makna-belajar-2-selesai/


Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

Belajar merupakan aktivitas pasti yang dilakukan oleh setiap orang selama hidupnya. Terdapat berbagai definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli. Ada definisi belajar menurut teori Behavioristik, teori Kognitif, teori Humanistik, teori Konstrukstivisme, dan teori Sibernetik. Masing-masing teori memiliki definisi sendiri tentang belajar.

Teori Behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah bentuk perubahan kemampuan peserta didik untuk bertingkah laku secara baru sebagai akibat dari hasil interaksi stimulus dan respon lingkungan yang didapatnya. Teori Kognitif memandang bahwa belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman (bukan perilaku) yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Pandangan yang berbeda tentang belajar juga diberikan oleh teori Humanistik. Belajar menurut teori Humanistik adalah proses untuk menemukan dirinya atau memanusiakan manusia dengan segala potensinya. Sedangkan menurut teori Konstrukstivisme, belajar lebih dipahami sebagai kegiatan manusia dalam membangun atau menciptakan pengetahuannya sendiri dengan memberi makna pada pengetahuan yang sesuai dengan pengalamannya. Pendapat yang senada dengan teori kognitif diberikan oleh teori Sibernetik yang memandang belajar sebagai pengolahan informasi/menekankan pada "sistem informasi" dari yang dipelajari individu (Anwar, 2017).

Walaupun dasar konstruksi teorinya berbeda-beda, tetapi ada kesamaannya yakni "perubahan". Ya, belajar adalah berubah. Pembelajaran adalah proses mengubah. Pembelajar adalah orang yang sedang berproses mengubah diri.

Belajar merupakan sebuah proses perubahan yang sengaja dilakukan. Orang yang belajar adalah orang yang sadar untuk melakukan perubahan pada dirinya. Orang yang belajar adalah orang yang menyengaja diri untuk berubah. Belajar adalah aktivitas yang sengaja dilakukan dan penuh kesadaran.

Proses menjadi tahu melalui belajar harus dilakukan secara sadar dan disengaja. Dalam perjalanan prosesnya, terkadang si pembelajar akan menghadapi situasi yang kurang menyenangkan. Terkadang si pembelajar harus menurunkan egonya untuk dapat menerima pengetahuan baru. Terkadang si pembelajar harus ikhlas menerima kenyataan bahwa dirinya masih banyak kekurangannya. Terkadang si pembelajar harus menyadari bahwa dirinya harus memposisikan sebagai sang pencari ilmu.

Untuk menjadi "orang yang tahu", si pembelajar harus bersedia membuka dirinya dari egoisitas dan keangkuhan diri agar dirinya mampu menerima pengetahuan baru. Proses menjadi tahu tersebut terkadang memang terasa kurang "menyenangkan" karena masuknya hikmah (pengetahuan) harus diawali dengan kerendahan hati. Si pembelajar yang memiliki kerendahan hati dan kemuliaan diri akan mampu menyerap hikmah dan kebenaran.

Seorang pembelajar adalah penuntut ilmu. Bagi para penuntut ilmu, dalam proses menjadi tahu diharuskan menyertakan ikhlas dan takwa kepada Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa menuntut ilmu demi memperoleh keridhaan Allah Swt, akan tetapi dia tidak menggunakannya kecuali untuk memperoleh harta benda dengan ilmu tersebut, maka dia tidak akan mencium bau surga di hari kiamat” (HR. Ibnu Majah). Allah Swt berfirman, "Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarimu" (QS. Al Baqarah [2]: 282).

Berdasarkan firman Allah Swt dan hadis Rasulullah Saw tersebut, dapat kita pahami bahwa dalam belajar (mencari ilmu) harus diniatkan bertujuan untuk mencari keridhaan Allah Swt dan dilandasi oleh takwa. Mind set para pembelajar harus disetting ikhlas lillahi ta'ala ketika belajar. Belajar tidak sekedar mencari ilmu untuk kepentingan duniawi tetapi lebih ditekankan demi mengharapkan ridha Allah Swt.

Ketika proses belajar, seorang pembelajar terkadang akan berhadapan dengan kesulitan dan hambatan yang menghadang. Seorang pembelajar sejati akan menghadapi segala hambatan dan rintangan yang dihadapi dan menganggap semua hambatan tersebut adalah bagian dari upaya Allah Swt menaikan level pengetahuannya dan derajat ketakwaannya. Wallahu A'lam bisshawab. []

 

____________________________________

*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. 

Tidak ada komentar:

Postingan Populer