Sumber gambar : https://www.sesawi.net/makna-belajar-2-selesai/
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Belajar merupakan
aktivitas pasti yang dilakukan oleh setiap orang selama hidupnya. Terdapat
berbagai definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli. Ada
definisi belajar menurut teori Behavioristik, teori Kognitif, teori Humanistik,
teori Konstrukstivisme, dan teori Sibernetik. Masing-masing teori memiliki
definisi sendiri tentang belajar.
Teori Behavioristik
menyatakan bahwa belajar adalah bentuk perubahan kemampuan peserta didik untuk
bertingkah laku secara baru sebagai akibat dari hasil interaksi stimulus dan
respon lingkungan yang didapatnya. Teori Kognitif memandang bahwa belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman (bukan perilaku) yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Pandangan yang berbeda tentang
belajar juga diberikan oleh teori Humanistik. Belajar menurut teori Humanistik
adalah proses untuk menemukan dirinya atau memanusiakan manusia dengan segala
potensinya. Sedangkan menurut teori Konstrukstivisme, belajar lebih dipahami
sebagai kegiatan manusia dalam membangun atau menciptakan pengetahuannya
sendiri dengan memberi makna pada pengetahuan yang sesuai dengan pengalamannya.
Pendapat yang senada dengan teori kognitif diberikan oleh teori Sibernetik yang
memandang belajar sebagai pengolahan informasi/menekankan pada "sistem
informasi" dari yang dipelajari individu (Anwar, 2017).
Walaupun dasar
konstruksi teorinya berbeda-beda, tetapi ada kesamaannya yakni
"perubahan". Ya, belajar adalah berubah. Pembelajaran adalah proses
mengubah. Pembelajar adalah orang yang sedang berproses mengubah diri.
Belajar merupakan
sebuah proses perubahan yang sengaja dilakukan. Orang yang belajar adalah orang
yang sadar untuk melakukan perubahan pada dirinya. Orang yang belajar adalah
orang yang menyengaja diri untuk berubah. Belajar adalah aktivitas yang sengaja
dilakukan dan penuh kesadaran.
Proses menjadi tahu
melalui belajar harus dilakukan secara sadar dan disengaja. Dalam perjalanan
prosesnya, terkadang si pembelajar akan menghadapi situasi yang kurang
menyenangkan. Terkadang si pembelajar harus menurunkan egonya untuk dapat
menerima pengetahuan baru. Terkadang si pembelajar harus ikhlas menerima kenyataan
bahwa dirinya masih banyak kekurangannya. Terkadang si pembelajar harus
menyadari bahwa dirinya harus memposisikan sebagai sang pencari ilmu.
Untuk menjadi
"orang yang tahu", si pembelajar harus bersedia membuka dirinya dari
egoisitas dan keangkuhan diri agar dirinya mampu menerima pengetahuan baru.
Proses menjadi tahu tersebut terkadang memang terasa kurang
"menyenangkan" karena masuknya hikmah (pengetahuan) harus diawali
dengan kerendahan hati. Si pembelajar yang memiliki kerendahan hati dan kemuliaan
diri akan mampu menyerap hikmah dan kebenaran.
Seorang pembelajar
adalah penuntut ilmu. Bagi para penuntut ilmu, dalam proses menjadi tahu
diharuskan menyertakan ikhlas dan takwa kepada Allah Swt. Rasulullah Saw
bersabda, "Barangsiapa menuntut ilmu
demi memperoleh keridhaan Allah Swt, akan tetapi dia tidak menggunakannya
kecuali untuk memperoleh harta benda dengan ilmu tersebut, maka dia tidak akan
mencium bau surga di hari kiamat” (HR. Ibnu Majah). Allah Swt berfirman,
"Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarimu" (QS. Al Baqarah [2]: 282).
Berdasarkan firman
Allah Swt dan hadis Rasulullah Saw tersebut, dapat kita pahami bahwa dalam
belajar (mencari ilmu) harus diniatkan bertujuan untuk mencari keridhaan Allah
Swt dan dilandasi oleh takwa. Mind set para pembelajar harus disetting ikhlas lillahi ta'ala ketika belajar. Belajar
tidak sekedar mencari ilmu untuk kepentingan duniawi tetapi lebih ditekankan
demi mengharapkan ridha Allah Swt.
Ketika proses belajar,
seorang pembelajar terkadang akan berhadapan dengan kesulitan dan hambatan yang
menghadang. Seorang pembelajar sejati akan menghadapi segala hambatan dan
rintangan yang dihadapi dan menganggap semua hambatan tersebut adalah bagian
dari upaya Allah Swt menaikan level pengetahuannya dan derajat ketakwaannya. Wallahu A'lam bisshawab. []
____________________________________
*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar