Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Siapakah yang tidak
ingin bahagia? Adakah orang yang tidak ingin bahagia? Mengapa kita ingin hidup
bahagia? Mudah atau sulitkah mendatangkan kebahagiaan? Apakah kita sudah
bahagia? Apakah orang lain juga merasakan apa yang kita rasakan? Mengapa saya
merasa hidup saya terasa hambar? Demikian pertanyaan-pertanyaan yang mungkin pernah
muncul atau terlintas dalam pikiran kita. Semuanya terkait dengan kata “bahagia”.
Begitu berharganyakah kebahagiaan itu sehingga ada orang yang rela mengorbankan
apapun demi meraih kebahagiaan dalam kehidupannya?
Bahagia,
kata sederhana yang mudah diucapkan tetapi mengandung makna yang dalam. Satu kata
yang bisa menimbulkan multitafsir. Walaupun tujuannya sama yaitu ingin mereguk
kebahagiaan tetapi setiap orang dapat berbeda-beda dalam mewujudkannya. Berbagai
usaha dapat dilakukan orang untuk sekadar merasakan rasa bahagia.
Kebahagiaan
menurut orang awam sangat mungkin berbeda menurut orang terpelajar. Kebahagiaan
anak kecil sangat mungkin berbeda dengan kebahagiaan anak remaja. Kebahagiaan orang
miskin mungkin sangat berbeda dengan kebahagiaan orang kaya. Mengapa bisa begitu?
Mengapa kebahagiaan itu bisa berbeda-beda rasanya? Bukankah kebahagiaan itu
nikmat dari Allah swt. Mengapa Allah menurunkan kebahagiaan berbeda-beda kepada
umat manusia? Di antara berbagai versi rasa bahagia tersebut, mungkinkah ada
yang bahagia yang bersifat fatamorgana dan ada bahagia yang hakiki? Bagaimana cara
kita mendapatkan bahagia yang hakiki?
Bahagia
akan datang sesuai usaha masing-masing orang. Jenis rasa bahagia yang mana yang
akan dirasakan seseorang bergantung pada bagaimana persepsi dia terhadap
kehidupannya, dirinya dan hubungan dia dengan Tuhannya. Seseorang yang
berpersepsi bahwa berkomunikasi dengan Tuhan adalah membahagiakan, maka ia akan
berusaha untuk selalu mengabdikan diri atau beribadah kepada-Nya. Bagi orang
yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu jika ia memiliki banyak uang dan harta
melimpah, maka ia akan setiap saat memikirkan uang dan harta serta akan
mengerahkan seluruh energinya untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya. Bagi orang
yang merasakan kebahagiaan ketika ia bisa sering bertemu dan berkumpul dengan
keluarganya, maka ia akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama
keluarganya atau ia akan berusaha proporsional dalam mengalokasikan waktu untuk
bekerja dengan waktu untuk membersamai keluarga. Bagi seseorang yang
berpandangan bahwa karier adalah sumber kebahagiaan, maka ia akan seumur
hidupnya akan berjuang untuk meraih puncak karier yang setinggi-tingginya.
Menikmati
rasa bahagia itu sebenarnya mudah. Mewujudkan kebahagiaan itu sebenarnya
sederhana. Salah satu cara menciptakan kebahagiaan dalam hidup kita yang paling
mudah adalah dengan tersenyum. Ya, cukup tersenyum saja kita akan merasakan
bahagia. Tersenyum walau tampak sepele tetapi ternyata tidak semua orang mampu
menampakkan senyumnya. Masih banyak orang yang sulit untuk sekadar tersenyum. Untuk
itu penting sekali untuk kita selalu menebarkan senyum. Bahkan tersenyum
merupakan salah satu bentuk sedekah yang paling mudah dilakukan siapapun.
Terkait
perlunya kita selalu tersenyum dan dampak positif dari senyum kita kepada
orang-orang sekitar, hari ini saya diingatkan oleh Prof Suhubdy Yasin yang
memposting renungan pagi tentang pentingnya menebar senyum di grup WA ANTOLOGI BUKU
DOKTOR.
#Renungan Pagi, Suhubdy Yasin: Menebar Senyum, mungkin tidak semua orang
memiliki senyum yang mempesona atau bahkan ada orang yang sama sekali tidak dapat
menampilkan senyumnya. Tersenyum, sesungguhnya tak memerlukan biaya untuk
melakukannya. Entahlah, jika setiap pagi sejak kita bangun dapat menebar senyum
maka alam akan bergembira, urat syaraf kita akan lega, kawan kita akan ikut
senyum, pepohonan pun akan ikut tersenyum, bahkan jagat rata akan larut dalam
senyum kita. Paling tidak dengan menebar senyum kita akan memberikan energi yang
positif untuk lingkungan kita. Mari di pagi yang cerah ini kita tebar senyum
sebanyak mungkin dengan harapan bahwa kita tetap tegar dan bahagia dalam
menyambut rahmat dan nikmat yang selalu kita peroleh dari Allah swt. Aamiin
(#RP-22/11-10-20).
Tentang
bagaimana memperoleh kebahagiaan, beberapa penulis terkenal memberikan
tips-tipsnya. Alexandra Stoddard
dalam bukunya Living a Beautiful Life menuliskan
“Menjadikan apa yang anda lakukan setiap hari seindah dan senikmat mungkin
adalah cara menjalani hidup yang menyenangkan. Tapi banyak di antara kita yang
belum melakukannya”. Ia menambahkan “Cara
menikmati kehidupan yang indah adalah menjadikan 95 persen kehidupan
sehari-hari anda menjadi kehidupan yang luar biasa”. Logan Pearsall Smith dalam bukunya All Trivia mengatakan, “Ada dua tujuan dalam hidup. Pertama,
mendapatkan apa yang anda inginkan, dan setelah itu atau kedua adalah
menikmatinya. Hanya manusia paling bijaksana yang bisa mencapai yang kedua”. Joyce Carol Oates dalam bukunya Solstice menulis tentang jam dan
mengatakan, “Jam hanya bisa menunjuk ke satu arah. Tak ada seorangpun yang bisa
menganggap remeh. Waktu tidak bisa direkayasa. Kalau anda tidak memperkaya
kehidupan anda sehari-hari, maka anda merampok kebahagiaan anda sendiri,
kebahagiaan yang sebetulnya mudah didapat dengan seni menjalani kehidupan yang
sebenarnya. Ritual dimulai di rumah”.
Demikian
renungan tentang kebahagiaan ini saya tulis. Kebahagiaan adalah milik kita yang
harus kita nikmati. Kebahagiaan bukan milik orang-orang tertentu saja. Tidak peduli
apa profesi dan pekerjaan kita, bagaimana kehidupan kita, kita tetaplah berhak
bahagia. Mari kita bahagiakan hidup kita. Mari kita mulai ciptakan kebahagiaan
dari rumah kita sendiri. Mari mulai kita ciptakan kebahagiaan dari aktivitas
rutin kita sehari-hari. Sudahkah kita bahagia hari ini? []
Gumpang Baru, 11 Oktober 2020
____________________________________
*) Penulis adalah
staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
(UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran
MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis
dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan
buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2.
Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email :
anc_saputro@yahoo.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar