Oleh
:
Agung
Nugroho Catur Saputro
Keluarga adalah bagian terpenting
dalam kehidupan setiap orang. Peran dan fungsi keluarga tidak pernah bisa dipisahkan
dari kehidupan seseorang. Sifat, karakter dan akhlak seseorang dapat dikaitkan
dengan bagaimana kehidupan keluarganya. Walaupun bukan menjadi jaminan
kebenaran, tetapi kondisi kehidupan sehari-hari di keluarga akan tercermin
dalam sikap dan perilaku anggota keluarga. Jika ada seorang anak kecil telah
terbiasa berkata-kata kasar, maka coba lihatlah bagaimana pola komunikasi sehari-harinya
di keluarganya. Jika dijumpai seorang anak kecil yang santun dan sopan santun
dalam berbicara dengan orang lain, maka coba perhatikan bagaimana kehidupan
sehari-hari di keluarganya.
Keluarga
merupakan tempat pendidikan pertama bagi setiap anak. Sebelum mengenyam
pendidikan di sekolah, setiap anak terlebih dahulu dididik di keluarganya. Menurut
H.A.R. Tilaar dalam bukunya Pedagogik Teoritis untuk Indonesia, pendidikan
dalam keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan terpenting. Dari
lingkungan inilah lahir peradaban kemanusiaan karena dari situlah akan lahir
budi pekerti manusia yang akan membina suatu hidup bersama, yaitu kebudayaan. Tanpa
hidup bersama tidak mungkin suatu kebudayaan akan lahir (Tilaar, 2015).
Tempat pendidikan dibagi
menjadi tiga bagian penting, yaitu rumah, sekolah, dan lingkungan pergaulan. Pendidikan
rumah atau keluarga adalah azas bagi segala pendidikan sesudahnya. Azas pendidikan
dalam keluarga adalah kasih sayang dan kecintaan. Azas pendidikan dalam dunia
pergaulan social adalah keadilan dan kebenaran. Sedangkan azas pendidikan
sekolah adalah kasih sayang dan keadilan atau kecintaan dan kebenaran. Pendidikan
sekolah berfungsi sebagai jembatan penghubung antara pendidikan keluarga dan
pendidikan pergaulan social (Fananie, 2011).
Siapakah yang
bertanggung jawab pada pelaksanaan pendidikan? Dalam bukunya Pedoman Pendidikan Modern, K.H.R.
Zainuddin Fananie (1934) memerinci penangung jawab pendidikan. Di dalam rumah
(keluarga), ibu bapaklah yang menjadi pendidik. Di sekolah, gurulah yang
mempunyai tanggung jawab. Dalam pergaulan social, masing-masing diri yang
mengalamilah yang menjadi pendidik, yang mempunyai kewajiban mengatur diri dan
bertanggung jawab atas segala sesuatunya. Itulah pendidik yang paling berkuasa
dan paling penting (Fananie, 2011).
Pendidikan di
lingkungan keluarga memainkan peran yang sangat penting karena keluargalah yang
menjadi madrasah pertama bagi setiap anak. Oleh karena itu, orang tua sebagai
penanggung jawab pendidikan di rumah harus mampu mendisain program pendidikan
yang terbaik untuk putra-putri tercintanya. Ketidakseriusan orang tua dalam
menyelenggarakan pendidikan di keluarga akan dapat berakibat fatal bagi
perkembangan psikologi dan social anak. Pendidikan di keluarga adalah menjadi
jembatan penghubung antara pendidikan di sekolah dengan pendidikan di
lingkungan pergaulan social. Oleh karena itu, kegagalan pendidikan di keluarga
dapat memberikan dampak pengaruh negatif bagi proses pendidikan anak baik di
sekolah maupun di lingkungan pergaulan.
Berangkat dari pemikiran
di atas, maka kami selaku orang tua juga berusaha ingin memberikan lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi anak-anak kami agar mereka mampu mengembangkan
diri potensi dan bakat minatnya dengan berlandaskan pada pendidikan Qurani. Di
antara materi pendidikan yang harus diajarkan dalam pendidikan dalam keluarga
adalah kemampuan literasi. Literasi sangat penting diajarkan kepada anak sejak
dini agar mereka nantinya sudah terbiasa. Peran orang tua sebagai pendidik dalam
pendidikan keluarga sangat penting. Agung Nugroho Catur Saputro (2020)
menegaskan bahwa peranan pendidik dalam proses pendidikan adalah memberikan
lingkungan yang kondusif dan lingkungan pendidikan yang mendukung proses
penemuan fitrah dari setiap peserta didik. Atas dasar pemikiran ini, maka
peranan pendidik menempati posisi yang istimewa karena dapat dikatakan menjadi
agen aktualisasi fitrah peserta didik yang membantu terealisasikannya proses
penemuan dan pengembangan fitrah setiap peserta didik. Sungguh, sebuah
kedudukan yang sangat mulia dan istimewa yang dimiliki oleh setiap pendidik (Saputro, 2020).
Literasi saat
ini mendapat perhatian khusus dalam dunia pendidikan. Kemampuan literasi dipandang
sangat penting untuk dibelajarkan kepada setiap anak didik. Literasi adalah
suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam
mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Pendapat
lain mengatakan bahwa pengertian literasi adalah suatu kemampuan individu dalam
mengolah dan memahami informasi ketika melakukan kegiatan membaca dan menulis.
Dengan kata lain, literasi ialah seperangkat keterampilan dan kemampuan
seseorang dalam membaca, menulis, berhitung serta memecahkan masalah dalam
kehidupannya sehari-hari (Pendidikan 2,
2020).
Salah satu kemampuan
literasi bangsa kita yang dinilai masih rendah adalah kemampuan dan kemauan membaca.
Minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara-negara
lain. Menurut data UNESCO, minat baca
masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000
orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Riset berbeda bertajuk World’s
Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State
Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60
dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di
atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung
membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa (KOMINFO, 2017)
Sebagai bentuk usaha keluarga kami yang merupakan unit
terkecil dari masyarakat Indonesia, kami berdasarkan kesepakatan bersama
seluruh anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, dan anak; akan mengadakan program
membaca buku setiap hari. Setiap hari di waktu yang disepakati seluruh anggota
keluarga tanpa terkecuali harus membaca buku. Setiap minggu setiap anggota
keluarga berkewajiban membaca dan memahami satu judul buku. Untuk buku yang
akan dibaca bisa mengambil dan memilih di perpustakaan keluarga. Nantinya di
akhir pekan setiap anggota keluarga akan menceritakan isi bacaan buku yang
sudah dibaca.
Demikianlah program literasi
yang sedang kami gagas untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan kemampuan
literasi membaca anak-anak Indonesia. Program literasi keluarga ini merupakan
kelanjutan dari program pendidikan di keluarga kami yang telah kami rencanakan.
Sebelumnya kami telah membuat Program
Kajian Keluarga yaitu menyelenggarakan kajian ilmu agama setiap bakda
sholat Maghrib. Alhamdulillah progam kajian keluarga ini telah berjalan lebih
dari enam bulan. Dan sekarang program pendidikan di keluarga kami dilanjutkan
ke pendidikan literasi dalam wujud Program
Membaca Buku.
Kami menyadari bahwa program
pendidikan keluarga yang kami disain ini bukannlah program yang luar biasa. Program
seperti ini bias dilakukan oleh keluarga lain. Tetapi walau begitu, kami meyakini
bahwa program kecil kami ini akan berdampak positif bagi iklim pendidikan di
keluarga, khususnya dampak positif kepada anak-anak. Kami tahu bahwa tujuan
mulia pendidikan nasional dan cita-cita besar bangsa Indonesia tidak akan
pernah berhasil jika tidak didukung oleh unit-unit terkecil masyarakat negara yaitu
keluarga. Oleh karena itu, kami semangat berkontribusi pada program peningkatan
mutu pendidikan nasional mulai dari pendidikan keluarga. Dari keluargalah akan
terbentuk peradaban bangsa yang maju. Dari keluarga untuk kemajuan negeri. Salam
literasi. []
Gumpang
Baru, 12 Oktober 2020
Sumber
Referensi
Fananie, K. H.
R. Z. (2011). Pedoman Pendidikan Modern. Surakarta: Tinta Medina.
KOMINFO, P. (2017, October 10). TEKNOLOGI Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos. Retrieved October 12, 2020, from Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI website: http:///content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media
Pendidikan 2, D. (2020, September 8). Literasi adalah. Retrieved October 12, 2020, from DosenPendidikan.Com website: https://www.dosenpendidikan.co.id/literasi-adalah/
Saputro, A. N. C. (2020, September 12). Pendidikan sebagai Sarana Aktualisasi Fitrah Manusia. Retrieved October 12, 2020, from Agung Nugroho Catur Saputro website: https://sharing-literasi.blogspot.com/2020/09/pendidikan-sebagai-sarana-aktualisasi.html
Tilaar, H. A. R. (2015). Pedagogik Teoritis untuk Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
____________________________________
*) Penulis adalah
staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
(UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran
MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis
dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan
buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2.
Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email :
anc_saputro@yahoo.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar