Powered By Blogger

Jumat, 02 Oktober 2020

MERAIH KENIKMATAN HIDUP BAHAGIA : Sekapur Sirih Buku Harmoni Kehidupan

Oleh : 

Agung Nugroho Catur Saputro


            Berikut ini merupakan draft pengantar (sekapur sirih) untuk calon buku baru saya yang berjudul HARMONI KEHIDUPAN.


MERAIH KENIKMATAN HIDUP BAHAGIA

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash [28]:77)

  

Dalam buku MindFul Life karya Darmawan Aji dikisahkan bahwa pada suatu hari Socrates mengajukan sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya, “Apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?” Socrates ingin mengajak murid-muridnya berdiskusi tentang tujuan akhir kehidupan manusia. Salah satu muridnya, Aristippos dari Kyrene menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kenikmatan. Argumentasi Aristippos adalah bahwa manusia sejak kecilnya selalu mencari kenikmatan dan bila tidak mendapatkannya, dia akan mencari sesuatu yang lain lagi. Dari sinilah kemudian muncul filsafat hedonism yang diprakarsai oleh Aristippos. Istilah hedonisme berasal dari kata hedone (bahasa Yunani) yang berarti kenikmatan (pleasure). Filsafat hedonisme menyatakan kita hanya termotivasi oleh dua hal : kenikmatan dan kesengsaraan. Maka untuk mencapai hidup yang  bahagia kita perlu mengejar kenikmatan dan menghindari kesengsaraan[1].

Semua orang pasti mengharapkan kehidupan yang bahagia. Tapi sayangnya tidak setiap orang mengetahui bagaimana cara menjalani hidup yang bahagia dan ternyata juga tidak setiap orang mampu  menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena tidak mudahnya mendapatkan kebahagiaan, Hendrik Ibsen, seorang filosof bangsa Norwegia (1828-1906) sampai berkeyakinan bahwa mencari bahagia itu hanya menghabiskan umur saja, karena jalan untuk menempuhnya sangat tertutup, dan setiap ikhtiar untuk melangkah ke sana senantiasa terbentur.[2]

Sebenarnya, apakah yang dimaksud kebahagiaan itu? Mengapa tidak semua orang mampu menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya? Bagaimakah cara kita menjalani kehidupan di dunia ini agar bahagia? Mark Nepo dalam buku The Book Awakening : Having the Life You Want by Being Present to the Life You Have yang dalam terbitan versi bahasa Indonesia berjudul Kitab Kebahagiaan : Rahasia Hidup Tenteram dan Bahagia Setiap Hari mengawali pembahasan bukunya dengan judul pertama “Kelahiran Manusia yang Berharga”. Melalui tulisannya tersebut, Mark mengajak kita untuk menghargai setiap waktu yang kita miliki. Mark ingin mengajak kita menyadari betapa berharganya hari-hari yang kita jalani. Dia ingin menyadarkan kita tentang berharganya “menjadi manusia”. Dengan menyadari betapa berharga dan bernilanya kita dan waktu yang kita miliki, maka akan muncul rasa syukur[3]. Jiwa yang senantiasa bersyukur akan merasakan kebahagiaan. Maka, untuk merasakan kebahagian hidup, bersyukurlah setiap waktu atas nikmat hari-hari yang telah kita jalani. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani menjadi faktor penting yang harus mendapatkan perhatian bagi semua orang.

Kebahagiaan merupakan perasaan jiwa yang sulit dikatakan. Perasaan bahagia itu begitu nyata tetapi sulit digambarkan. Muhammad Iqbal, seorang tokoh pemikir muslim modern berpendapat bahwa kebahagiaan yang agung akan diperoleh jika manusia telah mencapai taraf insan kamil, yaitu kesempurnaan proses kehidupan di dalam ego (pribadi). Semakin sempurna kepribadian, maka semakin sejati ego, dan semakin dekat pula kepada Tuhan.[4] Dr. Didi Junaedi, MA dalam bukunya Tafsir Kebahagiaan, menjelaskan langkah-langkah meraih kebahagiaan menurut al-Qur’an adalah dengan memahami sumber-sumber kebahagiaan, penghalang kebahagiaan, serta langkah-langkah meraih kebahagiaan. Adapun sumber-sumber kebahagiaan berupa relasi intrapersonal, yang meliputi: sabar dan syukur, relasi interpersonal, yang meliputi: mencinati, memberi, dan memaafkan, dan relasi spiritual, yaitu : tawakal. Sedangkan penghalang kebahagiaan meliputi: disharmoni relasi intrapersonal, disharmoni relasi interpersonal, dan disharmoni relasi spiritual. Langkah-langkah meraih kebahagiaan meliputi : berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan sesama, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. [5]

Dalam kehidupan nyata sehari-hari, bagaimanakah cara menciptakan kebahagiaan? Apakah kita perlu mencontoh pola kehidupan orang-orang zaman dulu ataukah kita cukup menciptakan pola kehidupan kita sendiri yang sesuai dengan keinginan kita dan sesuai dengan kondisi zaman sekarang? Nah, buku yang sedang di hadapan pembaca ini yang berjudul Harmoni Kehidupan ini akan memberikan gambaran bagaimana menciptakan kebahagiaan di zaman sekarang yang  berbasis dari pengalaman nyata penulisnya. Penulis buku ini mencoba memotret gaya hidup kekinian yang disarikan dari pemahamannya terhadap ajaran agama Islam yang bertujuan menuju kebahagiaan. Kehidupan yang harmoni dan seimbang antara orientasi duniawi dan orientasi ukhrawi menjadi titik sasaran buku ini. Di dalam buku ini penulis juga menjelaskan pendapat, pandangan dan pemikirannya seputar isu-isu yang masih populer atau sering diperbincangkan kaitannya dengan hukum agama Islam.

            Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi buku ini, maka buku ini disusun secara sistematis dan dibagi ke dalam enam bagian. Bagian pertama membahas tentang mensyukuri nikmat waktu dan umur. Bagian pertama ini terdiri atas empat judul tulisan. Bagian kedua membahas tentang membuka pintu rezeki. Pada bagian kedua ini penulis memaparkan enam judul tulisan. Bagian ketiga membahas tentang menggapai hidup bahagia. Di bagian ini penulis mencoba memberikan gambaran-gambaran kehidupan yang bahagia dalam bentuk tujuh judul tulisan. Bagian keempat membahas tentang bagaimana menghadirkan kebahagiaan di rumah. Di sini penulis menjelaskan enam judul tulisan. Bagian kelima membahas tentang kenikmatan hidup  yang seimbang. Bagian kelima ini berisi tujuh judul tulisan. Dan bagian keenam membahas tentang bagaimana menjadi seorang pembelajar kehidupan. Di bagian terakhir dari buku ini penulis berusaha memberikan gambaran tentang bagaimana seharusnya seorang muslim itu menjalani kehidupannya. Juga tentang bagaimana seharusnya seorang muslim itu menjadi seorang pembelajar kehidupan yang ideal.

            Penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca tentang alternative-alternatif menjalani kehidupan yang seimbang sehingga memperoleh kebahagian adalah sebuah keniscayaan. Kebahagiaan bukanlah bergantung pada apa yang kita miliki, tetapi bergantung pada bagaimana kita memaknai kehidupan ini. Kebahagiaan bukan datang dengan sendirinya, tetapi kebahagiaan harus kita ciptakan dalam kehidupan kita. Hidup seimbang dan bahagia adalah dambaan semua orang. Salam sehat dan bahagia.

Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis sederhana ini bermanfaat dan menjadi catatan keabadian penulis serta menjadi amal jariyah penulis kelak di yaumil akhir. Hanya kepada Allah lah semata penulis berserah diri dan mengharap keridhaan-Nya. Amin. []

 

 

                            Gumpang Baru, 2 Oktober 2020

                            Penulis,

 

 

                            Agung Nugroho Catur Saputro



[1] Darmawan Aji, MindFul Life (Surakarta : Metagraf, 2019), 20

[2] Hamka, Tasawuf Modern (Jakarta : Republika, 2020), 20.

[3] Mark Nepo, Kitab Kebahagiaan : Rahasia Hidup Tenteram dan Bahagia Setiap hari. Terjemahan dari The Book Awakening : Having the Life You Want by Being Present to the Life You Have (Jakarta, Gramedia, 2015),1.

[4] Muhammad Iqbal, The Reconstruction of Religion Thought in Islam (New Delhi : Kitab Bhavan, 1981), 11-12.

[5] Didi Junaedi, Tafsir Kebahagiaan (Brebes : Rahmadina Publishing, 2019), 261. 


_____________________________

*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id.


Tidak ada komentar:

Postingan Populer