Powered By Blogger

Senin, 28 September 2020

BELAJAR MENDIDIK KEPADA SANG GURU SEJATI : Strategi Belajar Mengajar Ala Rasulullah Muhammad Saw.


 

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

“Suatu bangsa tanpa ilmu yang membimbing perilaku dan pendidikan setiap individunya hingga tahu hak dan kewajibannya akan menjadi bangsa yang berantakan. Perbuatan dan tindakan-tindakannya tidak terkontrol tanpa aturan. Perilaku masing-masing individu akan bertentangan dengan perilaku individu yang lain. Tradisi, kebiasaan, dan persep-persepsi akan berbeda-beda sehingga tidak akan ada yang diuntungkan” ungkap Sa’id Hawwa (2014). Ungkapan ini menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa. Jika ada suatu negara dimana setiap warga negaranya memperoleh akses dan layanan pendidikan yang bermutu tinggi, sehingga banyak cendekiawannya, maka negara tersebut akan menjadi bangsa yang besar dan maju.

Untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu tinggi, diperlukan sosok-sosok pendidik yang profesional. Lantas profil pendidik yang profesional itu seperti apa? Apa indikator seorag pendidik dikatakan sebagai pendidik yang berhasil? Bagaimana konsep pendidikan dalam Islam sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw. Silahkan membaca uraian berikut.

Setiap orang Islam dari anak-anak sampai orang dewasa pasti semua mengetahui siapa nabi akhir zaman yang menyebarkan agama Islam. Tetapi mungkin tidak semua orang Islam mengetahui bahwa proses penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw zaman dulu melalui proses pendidikan. Dan.......apakah kita tahu bahwa Rasulullah Muhammad Saw. adalah seorang guru (pendidik)? Ya....Rasulullah Saw adalah seorang pendidik sejati dan pantas menjadi suri tauladan bagi semua pendidik. Hal ini sebagaimana sabda beliau terkait tugas utamanya, yaitu “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk memberi pengajaran” (Hawwa, 2002). Bahkan, Allah Swt dalam Al-Qur’anul Karim dengan sangat tegas juga menyebutkan tugas utama Rasulullah Saw. ini dalam firman-Nya, ”Dialah yang telah mengutus seorang Rasul dari kalangan mereka (yang bertugas) membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah”. (QS. Al-Jum’ah : 2).

Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang guru (pendidik) sejati, yang menjadi sumber inspirasi dan keteladanan bagi para pendidik dalam mengajar. Bagaimana tidak? Beliau walaupun tidak mampu membaca dan menulis, tetapi beliau telah berhasil mengajarkan ajaran agama Islam dengan sangat baik kepada para sahabat-sahabatnya. Beliau mampu menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain dengan berbagai tingkat usia dan latar belakang. Dan hasilnya dapat kita semua ketahui bersama, bagai mana agama Islam yang dulu hanya dianut oleh orang-orang Arab sekarang telah menyebar ke segala penjuru dunia.

Dalam konteks pendidikan Islam, guru dikenal dengan pendidik, yang merupakan terjemahan dari berbagai kata, yakni murabbi, mu’allim, dan mu’adib. Ketiga term tersebut memiliki makna yang berbeda-beda walaupun pada konteks tertentu mempunyai kesamaan makna. Kata “murabbi” sering dijumpai pada kalimat yang orientasinya lebih mengarah kepada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Sedangkan istilah “mu’allim” pada umumnya dipakai dalam membicarakan aktivitas yang lebih fokus pada pemberian atau transfer pemgetahuan dari seseorang kepada orang lain yang tidak tahu. Adapun “mu’addib” lebih luas dari istilah muallim dan lebih relevan dengan konteks pendidikan Islam (Putra, 2014).

Guru atau pendidik memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Setiap guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, khususnya pengetahuan tentang metode, teknik, dan strategi dalam mengajar, mendidik, membimbing, dan melatih para siswa. Dengan menguasai metode-metode tersebut, seorang guru dapat berhasil mendidik dan mengantarkan siswanya berhasil dalam belajarnya dan menjadi orang sukses. Oleh karena itu, seorang guru ditunut untuk terus belajar menjadi guru yang baik.

Seperti apakah sosok guru yang baik itu? Sampai saat ini belum ada pedoman baku tentang kriteria guru yang baik. Guru yang baik itu setidaknya dapat dilihat dari caranya mengajar dan kepiawaiannya membuat peserta didik menjadi pembelajar sejati (Putra, 2014). Sedangkan menurut Hawwa (2002), kriteria guru (pendidik) yang baik dapat dilhat dari indikator-indikator berikut :

1. Kemampuannya mentransfer jiwa dan akal manusia dari suatu keadaan yang lebih rendah kepada keadaan yang lebih tinggi. Semakin besar peningkatan yang dapat dicapainya semakin besar pula tingkat kesempurnaan yang ditunjukkan.

2. Banyaknya manusia yang mampu dibinanya kepada kesempurnaan kemanusiaan mereka, semakin luas penyebarannya semakin menunjukkan akan kesempurnaan itu.

3. Efektivitas ajaran dan tarbiyah, tingkat kebutuhan manusia kepadanya, serta kontribusi dan pengaruh yang tetap ia berikan sepanjang masa di mana manusia tidak dapat terlepas darinya.

Ternyata, ketiga indikator kesuksesan pendidik tersebut di atas semuanya telah dimiliki dan dicapai oleh Rasulullah Muhammad Saw.

Kesuksesan Rasulullah Muhammad Saw berdasarkan ketiga indikator kesuksesan pendidik tersebut di atas dapat di lihat dari hasil dakwah beliau. Rasulullah Muhammad Saw telah sukses dengan sangat gemilang mencapai indikator pertama dengan mengantarkan atau merubah bangsa-bangsa Arab menjadi bangsa yang bermartabat, terhormat dan berperadaban maju. Indikator kedua tercapai dengan banyaknya jumlah pemeluk agama Islam di dunia ini. Dan indikator ketiga dapat kita ketahui dari fenomena semangat umat Islam dalam memegang teguh agamanya dan berusaha meneladani akhlaq Rosulullah Muhammad SAW. Menurut Anda, adakah sosok pendidik (lain) yang prestasinya menyamai atau bahkan melebihi prestasi Rasulullah Muhammad Saw? Menurut pendapat penulis, di dunia ini tidak ada seorang-pun yang memiliki capaian prestasi seperti yang telah dicapai baginda Rasulullah Muhammad Saw.

Dengan capaian prestasi yang begitu luar biasanya tersebut, pasti di antara kita ada yang penasaran ingin tahu bagaimana strategi Rasulullah Saw dalam mengajar dan mendidik para sahabatnya sehingga menjadi sosok-sosok yang kuat keimanannya, lembut jiwanya tetapi tegas dalam memegang prinsip agamanya. Penasaran? Rasulullah Muhammad Saw ternyata memiliki strategi khusus dalam mengajarkan dan menyampaikan ajaran agama Islam. Keunikan strategi Rasulullah Saw tersebut yang membuat pengajaran (dakwah) Rasulullah Saw mudah diterima dan dipahami orang. Adapun beberapa metode yang digunakan Rasulullah SAW dalam mengajar adalah sebagai berikut (Putra, 2014) :

1. Mendorong siswa menjadi seorang pembelajar

2. Menciptakan suasana belajar yang nyaman

3. Menerapkan metode belajar praktik

4. Mengajar sesuai kemampuan siswa

5. Melakukan variasi dalam mengajar

6. Memudahkan materi pelajaran sehingga siswa mudah paham

7. Mengajar melalui cerita dan kisah-kisah inspiratif

8. Mengajar dengan menggunakan perumpamaan (analogi)

9. Mengajar dengan menggunakan media ilustrasi berupa gambar dan multimedia

10. Mengajar dengan metode Talaqqi

Demikian, semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi para pendidik dan calon pendidik.Amin. []

 

Referensi :

Hawwa, S. (2002). Ar-Rasul Muhammad Saw. Terjemahan oleh Jasiman, Fahrudin Nursyam, Yunan Abduh. Surakarta : Media Insani Press.

Putra, S. R. (2014). Prinsip Mengajar Berdasarkan Sifat-sifat Nabi. Jogyakarta : DIVA Press.

 

 

____________________________________

*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer