Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
“Suatu bangsa tanpa
ilmu yang membimbing perilaku dan pendidikan setiap individunya hingga tahu hak
dan kewajibannya akan menjadi bangsa yang berantakan. Perbuatan dan tindakan-tindakannya
tidak terkontrol tanpa aturan. Perilaku masing-masing individu akan
bertentangan dengan perilaku individu yang lain. Tradisi, kebiasaan, dan
persep-persepsi akan berbeda-beda sehingga tidak akan ada yang diuntungkan”
ungkap Sa’id Hawwa (2014). Ungkapan ini menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan
bagi suatu bangsa. Jika ada suatu negara dimana setiap warga negaranya
memperoleh akses dan layanan pendidikan yang bermutu tinggi, sehingga banyak
cendekiawannya, maka negara tersebut akan menjadi bangsa yang besar dan maju.
Untuk dapat memberikan
layanan pendidikan yang bermutu tinggi, diperlukan sosok-sosok pendidik yang
profesional. Lantas profil pendidik yang profesional itu seperti apa? Apa
indikator seorag pendidik dikatakan sebagai pendidik yang berhasil? Bagaimana
konsep pendidikan dalam Islam sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad
Saw. Silahkan membaca uraian berikut.
Setiap orang Islam
dari anak-anak sampai orang dewasa pasti semua mengetahui siapa nabi akhir
zaman yang menyebarkan agama Islam. Tetapi mungkin tidak semua orang Islam
mengetahui bahwa proses penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Rasulullah
Saw zaman dulu melalui proses pendidikan. Dan.......apakah kita tahu bahwa
Rasulullah Muhammad Saw. adalah seorang guru (pendidik)? Ya....Rasulullah Saw
adalah seorang pendidik sejati dan pantas menjadi suri tauladan bagi semua
pendidik. Hal ini sebagaimana sabda beliau terkait tugas utamanya, yaitu
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk memberi pengajaran” (Hawwa, 2002). Bahkan,
Allah Swt dalam Al-Qur’anul Karim dengan sangat tegas juga menyebutkan tugas
utama Rasulullah Saw. ini dalam firman-Nya, ”Dialah yang telah mengutus seorang Rasul dari kalangan mereka (yang
bertugas) membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah”. (QS. Al-Jum’ah : 2).
Rasulullah Muhammad
SAW adalah seorang guru (pendidik) sejati, yang menjadi sumber inspirasi dan
keteladanan bagi para pendidik dalam mengajar. Bagaimana tidak? Beliau walaupun
tidak mampu membaca dan menulis, tetapi beliau telah berhasil mengajarkan
ajaran agama Islam dengan sangat baik kepada para sahabat-sahabatnya. Beliau
mampu menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain dengan berbagai tingkat usia
dan latar belakang. Dan hasilnya dapat kita semua ketahui bersama, bagai mana
agama Islam yang dulu hanya dianut oleh orang-orang Arab sekarang telah
menyebar ke segala penjuru dunia.
Dalam konteks
pendidikan Islam, guru dikenal dengan pendidik, yang merupakan terjemahan dari
berbagai kata, yakni murabbi, mu’allim, dan mu’adib. Ketiga term tersebut
memiliki makna yang berbeda-beda walaupun pada konteks tertentu mempunyai
kesamaan makna. Kata “murabbi” sering dijumpai pada kalimat yang orientasinya
lebih mengarah kepada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Sedangkan istilah “mu’allim” pada
umumnya dipakai dalam membicarakan aktivitas yang lebih fokus pada pemberian
atau transfer pemgetahuan dari seseorang kepada orang lain yang tidak tahu.
Adapun “mu’addib” lebih luas dari
istilah muallim dan lebih relevan dengan konteks pendidikan Islam (Putra,
2014).
Guru atau pendidik
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Setiap guru harus
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, khususnya pengetahuan tentang metode,
teknik, dan strategi dalam mengajar, mendidik, membimbing, dan melatih para
siswa. Dengan menguasai metode-metode tersebut, seorang guru dapat berhasil
mendidik dan mengantarkan siswanya berhasil dalam belajarnya dan menjadi orang
sukses. Oleh karena itu, seorang guru ditunut untuk terus belajar menjadi guru
yang baik.
Seperti apakah sosok
guru yang baik itu? Sampai saat ini belum ada pedoman baku tentang kriteria
guru yang baik. Guru yang baik itu setidaknya dapat dilihat dari caranya
mengajar dan kepiawaiannya membuat peserta didik menjadi pembelajar sejati
(Putra, 2014). Sedangkan menurut Hawwa (2002), kriteria guru (pendidik) yang
baik dapat dilhat dari indikator-indikator berikut :
1. Kemampuannya mentransfer jiwa dan akal
manusia dari suatu keadaan yang lebih rendah kepada keadaan yang lebih tinggi.
Semakin besar peningkatan yang dapat dicapainya semakin besar pula tingkat
kesempurnaan yang ditunjukkan.
2. Banyaknya manusia yang mampu dibinanya
kepada kesempurnaan kemanusiaan mereka, semakin luas penyebarannya semakin
menunjukkan akan kesempurnaan itu.
3. Efektivitas ajaran dan tarbiyah, tingkat
kebutuhan manusia kepadanya, serta kontribusi dan pengaruh yang tetap ia
berikan sepanjang masa di mana manusia tidak dapat terlepas darinya.
Ternyata, ketiga indikator kesuksesan pendidik
tersebut di atas semuanya telah dimiliki dan dicapai oleh Rasulullah Muhammad
Saw.
Kesuksesan Rasulullah
Muhammad Saw berdasarkan ketiga indikator kesuksesan pendidik tersebut di atas
dapat di lihat dari hasil dakwah beliau. Rasulullah Muhammad Saw telah sukses
dengan sangat gemilang mencapai indikator pertama dengan mengantarkan atau
merubah bangsa-bangsa Arab menjadi bangsa yang bermartabat, terhormat dan
berperadaban maju. Indikator kedua tercapai dengan banyaknya jumlah pemeluk
agama Islam di dunia ini. Dan indikator ketiga dapat kita ketahui dari fenomena
semangat umat Islam dalam memegang teguh agamanya dan berusaha meneladani
akhlaq Rosulullah Muhammad SAW. Menurut Anda, adakah sosok pendidik (lain) yang
prestasinya menyamai atau bahkan melebihi prestasi Rasulullah Muhammad Saw?
Menurut pendapat penulis, di dunia ini tidak ada seorang-pun yang memiliki
capaian prestasi seperti yang telah dicapai baginda Rasulullah Muhammad Saw.
Dengan capaian
prestasi yang begitu luar biasanya tersebut, pasti di antara kita ada yang
penasaran ingin tahu bagaimana strategi Rasulullah Saw dalam mengajar dan
mendidik para sahabatnya sehingga menjadi sosok-sosok yang kuat keimanannya,
lembut jiwanya tetapi tegas dalam memegang prinsip agamanya. Penasaran?
Rasulullah Muhammad Saw ternyata memiliki strategi khusus dalam mengajarkan dan
menyampaikan ajaran agama Islam. Keunikan strategi Rasulullah Saw tersebut yang
membuat pengajaran (dakwah) Rasulullah Saw mudah diterima dan dipahami orang.
Adapun beberapa metode yang digunakan Rasulullah SAW dalam mengajar adalah
sebagai berikut (Putra, 2014) :
1. Mendorong siswa menjadi seorang pembelajar
2. Menciptakan suasana belajar yang nyaman
3. Menerapkan metode belajar praktik
4. Mengajar sesuai kemampuan siswa
5. Melakukan variasi dalam mengajar
6. Memudahkan materi pelajaran sehingga siswa
mudah paham
7. Mengajar melalui cerita dan kisah-kisah
inspiratif
8. Mengajar dengan menggunakan perumpamaan
(analogi)
9. Mengajar dengan menggunakan media ilustrasi
berupa gambar dan multimedia
10. Mengajar dengan metode Talaqqi
Demikian, semoga
bermanfaat dan menginspirasi bagi para pendidik dan calon pendidik.Amin. []
Referensi :
Hawwa, S. (2002). Ar-Rasul Muhammad Saw. Terjemahan oleh Jasiman, Fahrudin Nursyam,
Yunan Abduh. Surakarta : Media Insani Press.
Putra, S. R. (2014). Prinsip Mengajar Berdasarkan Sifat-sifat Nabi. Jogyakarta : DIVA
Press.
____________________________________
*) Penulis adalah
staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
(UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran
MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis
dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan
buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2.
Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email :
anc_saputro@yahoo.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar