Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Ada sebagian orang Islam yang melarang atau mengharamkan perayaan ulang tahun dengan dasar karena tidak
ada contohnya dari Rasulullah Saw dan juga dengan argumentasi "umur
berkurang kok dirayakan? ". Bagaimana pendapat Anda?
Di sini, penulis tidak
akan membahas masalah ada atau tidaknya tuntutan atau contoh dari Rasulullah
Saw dalam merayakan ulang tahun. Yang penulis ketahui bahwa Rasulullah Saw senang berpuasa hari Senin karena hari Senin merupakan hari kelahirannya. Apakah yang dilakukan Rasulullah Saw ini dapat dijadikan sebagai dasar argumentasi bahwa Rasulullah Saw juga merayakan hari kelahirannya? Penulis kembalikan ke pendapat sahabat pembaca. Bagi penulis, merayakan peringatan ulang tahun bukan
merupakan amalan yang termasuk kategori “ibadah”. Peringatan ulang tahun
hanyalah tentang bagaimana seseorang memaknai hari kelahirannya, dan cara
memperingati juga berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa memperingati hari
ulang tahun adalah termasuk ranah "muamalah" atau "hablum
minannas". Tetapi di sini penulis ingin memfokuskan pada argumentasi
tentang asumsi bahwa saat kita ber-ulang tahun, umur kita berkurang.
Untuk membahas
permasalahan tersebut, mari kita menggunakan nalar pemikiran dengan mengawali dengan pertanyaan-pertanyaan berikut. Apakah kita
mengetahui berapa jatah (takdir) umur kita? Kapan kita mengetahui jatah
(takdir) umur kita? Apa yang dimaksud "umur kita"? Yang dimaksud
"umur kita" itu adalah jatah umur kita (yang tidak kita ketahui)
ataukah umur yang telah kita nikmati selama ini? Bagaimana kita mengetahui
kalau umur kita berkurang sedangkan kita sendiri tidak mengetahui jatah umur
kita?
Pasti kita semua sepakat
bahwa umur kita dikatakan berkurang jika umur yang kita jalani (atas karunia
Allah Swt) lebih pendek dari jatah umur kita (hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui).
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa saat kita ber-Ulang Tahun umur yang telah
kita jalani lebih pendek dari jatah umur kita? Di sinilah terdapat perbedaan
memaknainya.
Ketika kita
memperingati hari ulang tahun kita, bisa jadi saat itu sebenarnya umur yang
telah kita jalani lebih panjang dari jatah umur kita karena Allah Swt telah
menambah jatah umur kita (hak prerogatif Allah Swt). Mungkin karena ibadah, doa
dan amal kebaikan kita, Allah Swt berkenan menambah jatah umur kita agar kita
bisa semakin lama beribadah menyembah-Nya. Ada suatu hadits Rasulullah Saw yang
menunjukkan bahwa doa-doa kita bisa mengubah takdir kita (atas ijin dan
keridloan Allah Swt).
Dengan pemikiran seperti ini, ketika merayakan peringatan hari ulang tahun, apakah dalam Islam orang dilarang mendoakan kita dengan DOA "barakallah fi umrik"? Apakah dalam Islam orang yg ber-ulang tahun dilarang ber-SEDEKAH dengan mentraktir makan teman-teman dan koleganya sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt karena telah memberikan [tambahan] umur yang barokah? WaAllahu a'lam. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar