Powered By Blogger

Minggu, 13 September 2020

BELAJAR BERCERMIN DARI KEHIDUPAN : Resensi Buku Cermin Kehidupan Karya Dzanur Roin

Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Setiap orang adalah juara. Semua bayi yang dilahirkan ke dunia ini adalah para juara dan akan menjadi calon juara di kehidupan dunia. Kita bisa terlahir ke dunia ini menjadi bukti bahwa kita adalah sang juara karena kita terbentuk dari sel yang mampu mengalahkan jutaan sel lain sehingga mampu mewujud menjadi kita sekarang.
Buku “Cermin Kehidupan” ini merupakan bukti nyata perjuangan seseorang yang ingin menunjukkan bahwa ia memang layak menyandang predikat sang juara. Penulis buku ini adalah saudara Dzanur Roin – sahabat penulis di dunia maya yang baru berjumpa dan berinteraksi melalui media sosial Facebook dan grup WhatsApp – ingin membuktikan bahwa ia mampu menulis buku. Menulis, sebuah keterampilan yang awalnya tidak terpikirkan olehnya akan mampu dikuasainya. Perlu perjuangan yang berat dan komitmen yang tinggi serta disiplin yang ketat bagi saudara Dzanur Roin untuk mampu mewujudkan keinginannya tersebut.
Penulis telah menyaksikan sendiri bagaimana saudara Dzanur Roin ini memperjuangkan keinginannya. Setiap hari melalui media sosial Facebook, penulis membaca tulisan-tulisan yang diunggah oleh saudara Dzanur Roin di akun Facebooknya. Ia begitu rajin menulis setiap hari. Ia begitu disiplin menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Menurut penulis, semangat yang dimiliki saudara Dzanur Roin ini dalam mewujudkan cita-citanya patut menjadi contoh tauladan bagi para penulis pemula atau calon penulis. Buku solo perdana saudara Dzanur Roin ini menjadi bukti bahwa setiap perjuangan itu pasti akan membuahkan hasil yang tidak mengecewakan.
Buku ini tersusun atas 43 judul artikel yang terbagi menjadi lima bagian. Setiap bagian terdiri atas 9 judul, hanya bagian ke lima saja yang terdiri atas 7 judul. Setiap bagian oleh penulisnya tidak diberikan judul atau topik apapun, hanya ditulisan bagian satu, bagian dua, bagian tiga, bagian empat, dan bagian lima. Penulis belum mengetahui apa dasar pemikiran saudara Dzanur Roin tidak memberikan judul bagian atau topik pembahasan setiap bagian. Karena tidak menyertakan topik pembahasan, maka penulis juga belum mengetahui landasan berpikir sang penulis buku dalam mengelompokkan bagian-bagian tersebut. Setelah membaca keseluruhan isi buku, penulis masih belum menemukan kemiripan tema tulisan-tulisan dalam setiap bagian dan perbedaan antar bagian. Hanya saja, jika melihat beberapa judul tulisan di setiap bagian, penulis seakan-akan melihat adanya semacam kesamaan topik tulisan. Meskipun demikian, penulis tetap merasa bahwa topik pembahasan setiap bagian yang penulis paparkan di bawah ini belum begitu meyakinkan.
Pada bagian satu, saudara Dzanur Roin mengawali pembahasan dengan judul tulisan “Aku dan Teman-temanku” dan mengakhirinya dengan judul tulisan “My Children My Future”. Hal ini mengisyaratkan bahwa sang penulis buku seakan-akan ingin memberitahukan kepada pembaca bahwa bagian satu itu berkaitan dengan kehidupan pribadi sang penulis. Jadi bagian satu bercerita tentang kehidupan pribadi sang penulis.
Pada bagian kedua sang penulis buku mengawali cerita dengan tulisan berjudul “Nenekku Pahlawanku” dan dilanjutkan judul keempat “Anak Ayah”. Bagian kedua ini menurut penulis mengisyaratkan bahwa saudara Dzanur Roin ingin menceritakan lika-liku kehidupan dalam keluarga. Jadi topik tulisan di bagian kedua ini adalah tentang keluarga.
Pada bagian ketiga ini sedikit berbeda dengan dua bagian sebelumnya. Pada bagian ketiga ini saudara Dzanur Roin mengawali tulisan dengan judul “Tetangga” dan dilanjutkan dengan tulisan kelima berjudul “Berderma di Jalan Allah”. Membaca dua judul tulisan tersebut penulis menduga bahwa topik pembahasan di bagian ketiga ini adalah tentang interaksi sesama manusia. Jadi bagian ketiga dalam buku Cermin Kehidupan ini berbicara tentang topik muamalah atau interaksi sosial kemasyarakatan.
Lanjut ke bagian keempat, para pembaca akan menemukan judul tulisan di awal bagian yaitu “Apa dan Siapa” dan diakhiri dengan tulisan berjudul “Maut”. Membaca judul awal dan akhir dari bagian keempat ini, penulis menduga bahwa saudara Dzanur Roin bermaksud ingin berkisah tentang sikap dan motivasi terhadap kehidupan. Jadi menurut pendapat penulis, bagian keempat buku ini membahas tentang topik motivasi dan keteladanan hidup.
Sedangkan pada bagian terakhir yaitu bagian kelima, saudara Dzanur Roin mengawali dengan judul “Bosan” dan menutupnya dengan judul tulisan “Pencuri, Tas dan Buku Believe”. Membaca tulisan-tulisan di bagian akhir ini, penulis menyimpulkan bahwa bagian kelima membahas tentang topik persepsi dan pandangan terhadap kehidupan.
Jika kelima topik pembahasan dalam buku Cermin Kehidupan ini dirangkum, maka akan terlihat benag merah alur penulisan buku. Bagian pertama bercerita tentang kehidupan diri penulisnya, bagian kedua tentang kehidupan keluarga, bagian ketiga tentang interaksi sosial kemasyarakatan, bagian keempat tentang motivasi dan keteladanan hidup dan bagian kelima tentang pandangan hidup penulisnya.
Berdasarkan alur pemikiran tersebut di atas, maka menurut pandangan penulis saudara Dzanur Roin memberi judul bukunya Cermin Kehidupan dengan alasan ingin menunjukkan dan mengajarkan kepada pembaca bahwa kisah-kisah kehidupan yang diceritakan dalam buku ini sebenarnya merupakan gambaran atas refleksi atau pantulan kehidupan sang penulisnya. Maka buku ini juga dapat dianggap sebagai cermin kehidupan dari saudara Dzanur Roin yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pembaca buku. Cermin kehidupan saudara Dzanur Roin ini dapat kita jadikan bahan renungan dan refleksi dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Dalam kisah-kisah cerita perjalanan hidup saudara Dzanur Roin banyak mengandung hikmah dan pelajaran berharga agar kita mampu menjadi sosok pribadi yang semakin baik.
Secara keseluruhan, buku Cermin Kehidupan karya solo perdana saudara Dzanur Roin ini sudah dikemas dengan sangat apik. Disain cover yang cantik dengan tata letak dan pemilihan jenis font yang pas. Walaupun begitu, tanpa mengurangi keunggulan buku ini, ketika pembaca membaca buku ini akan sesekali masih akan menjumpai ketidaknyaman di beberapa kalimat karena ketidaktepatan dalam penulisan kalimat-kalimatnya seperti kelalaian penggunaan huruf kapital di awal kalimat, pemenggalan kata yang kurang tepat, sumber kutipan yang terkadang belum dituliskan untuk kutipan hadis ataupun pendapat seseorang, dan pemenggalan kalimat yang kurang tepat sehingga menjadikan kesan kalimatnya belum selesai.
Last but not least, buku ini layak untuk dibaca oleh siapapun yang sedang merenung dan mencari hikmah positif kehidupan. Dengan membaca buku ini, para pembaca akan menemukan banyak manfaat berupa hikmah dan nilai-nilai pelajaran kehidupan dari kisah-kisah kehidupan penulis dan yang dialaminya walau perlu sedikit “kerepotan” untuk menangkap “pesan besar” sang penulisnya yang tersirat dari keseluruhan isi buku dikarenakan belum adanya pembagian topik yang jelas di setiap bagian isi buku. Selamat membaca. []

-----------------------------------------------------------
*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran di Kemenag RI (2007), penulis buku tersertifikasi BNSP, penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, dan konsultan penerbitan buku pelajaran bidang kimia dan IPA.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer