Powered By Blogger

Senin, 21 September 2020

BELAJAR KEHIDUPAN DI BALIK MISTERI PENCIPTAAN CANGKANG TELUR : Berkorban Demi Mentaati Perintah Allah Swt dan Demi Tujuan yang Lebih Mulia

 


Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

               Setiap hari kita disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi     (ingat slogan 4 sehat 5 jadi sempurna). Agama Islam mengajarkan umatnya makan makanan yang halalan thoyyiban, dan cukup (tidak berlebihan). Salah satu makanan bergizi yang banyak dikonsumsi masyarakat kita adalah telur ayam karena kandungan proteinnya yang tinggi.

               Telur dihasilkan induk ayam dalam wujud diselubungi lapisan keras yang kita sebut cangkang/kulit telur. Tahukah kita terbuat dari apakah cangkang telur itu? Dari manakah asal bahan baku cangkang telur teresbut disuplai? Bagaimana mekanisme proses pembentukan cangkang telur teresbut? dll. Nah, di sinilah kita akan menemukan keunikan dan keajaiban dari misteri penciptaan cangkang telur dalam tubuh ayam. Dan, di sini juga-lah mata kita akan terbelalak melihat begitu agung dan sempurnanya cara kerja Allah swt dalam menciptakan cangkang telur ayam.

               Komposisi utama dari cangkang telur adalah kalsit, yaitu bentuk kristalin dari kalsium karbonat (CaCO3). Bobot rata-rata sebuah cangkang telur sekitar 5 gram dan 40%-nya adalah kalsium. Sebagian besar kalsium dalam cangkang telur mengendap dalam waktu 16 jam. Ini berarti laju deposisinya sekitar 125 mg/jam (Chang, 2003). Tahukah kita bahwa tidak ada seekor ayam-pun yang dapat mengkonsumsi kalsium begitu cepat untuk memenuhi tuntutan ini? Lantas, bagaimana cara ayam dapat mensuplai kebutuhan kalsiumnya yang begitu besar? Nah, di sinilah letak keunikannya dan tampak ke-Mahakuasa-Nya Allah Swt dalam mengatur dan menjamin kelangsungan hidup makhluk-makhluk-Nya. Ternyata Allah mempunyai sekenario tersendiri melalui sunnatullah (hukum-hukum alam-Nya) untuk membuat ayam tidak kekurangan bahan baku kalsium untuk pembentukan cangkang telur. Sebagai gantinya, kalsium dipasok oleh massa-massa tulang khusus yang terdapat pada tulang ayam, yang mengumpulkan cadangan kalsium dalam jumlah besar untuk pembentukan cangkang. Uniknya,  ternyata ayam dapat menggunakan 10% dari jumlah seluruh kalsium dalam tulangnya hanya  untuk membentuk sebutir telur. Coba kita pikirkan bersama keajaiban fenomena alam ini, jika hanya untuk membentuk cangkang sebutir telur saja ayam memerlukan 10% keseluruhan kalsium dalam massa tulangnya, apakah cadangan kalsium di tulangya cukup? Padahal seekor ayam dapat bertelur lebih dari sebutir bahkan ada yang lebih dari 10 butir. Lantas kalau memang kebutuhan kalsium hanya diambilkan dari tulang, seharusnya tulang ayam menjadi keropos. Tetapi faktanya bagaimana? TIDAK !!! Kalau begitu, sekenario cerdas apalagi yang mau ditunjukkan Allah swt kepada kita? 

               Ternyata, sekenario cerdas Allah swt dalam menjaga kelangsungan proses pembentukan cangkang telur ayam adalah menggunakan prinsip REAKSI KESETIMBANGAN. Bagaimana penjelasannya? Biasanya, bahan baku cangkang telur yaitu ion kalsium (Ca2+) dan ion karbonat (CO32-) dipasok oleh darah ke kelenjar cangkang. Proses kalsifikasinya adalah reaksi pengendapan. Dalam darah, ion  Ca2+ bebas akan berada dalam kesetimbangan dengan ion Ca2+ yang terikat pada protein. Ketika ion kalsium bebas diambil oleh kelenjar cangkang, lebih banyak lagi ion kalsium akan dihasilkan dari penguraian kalsium yang terikat protein. Ion karbonat yang diperlukan untuk pembentukan cangkang telur adalah produk samping metabolisme. Karbon dioksida yang dihasikan selama metabolisme diubah menjadi asam karbonat (H2CO3) oleh enzim karbonat anhidrase (CA). Asam karbonat terionisasi secara bertahap menghasilkan ion karbonat (Chang, 2003):

               Hikmah kehidupan apa yang dapat kita ambil dari fenomena tersebut?  Hikmah yang pertama adalah Ayam menerima kehendak sang penciptanya dengan ikhlas mengorbankan tulangnya untuk mensuplai ion kalsium dalam rangka menjaga kelangsungan hidup keturunannya dan juga untuk menjalankan perintah Allah Swt yaitu memberi manfaat bagi umat manusia berupa telur. Fenomena ini memberikan pelajaran untuk kita semua bahwa kita harus mau berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar, mau berkorban untuk kesejahteraan anak-anak kita, mau berkorban untuk menggapai cita-cita kita, mau berkorban untuk dapat bermanfaat bagi orang lain, mau berkorban untuk menjaga kemuliaan agama kita, mau berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara kita, dll. Semua pengorbanan tersebut harus dilakukan tanpa rasa keterpaksaan, tetapi diniatkan ikhlas semata-mata karena menjalankan perintah Allah Swt.

                Hikmah kedua adalah Allah Swt menunjukkan kepada kita umat manusia bagaimana Allah swt memberikan berbagai sumber agar kebutuhan ion kalsium untuk pembentukan cangkang telur ayam terpenuhi, bisa dari makanan, bisa dari tulang, dan bisa dari darah. Hal ini dapat kita analogkan bahwa Allah swt telah menyediakan rezeki untuk kita di mana saja, bisa di pasar, bisa di kantor, bisa di toko, bisa di sawah, bisa di sekolah, dll. Kita seharusnya lebih kreatif menggunakan berbagai cara, metode, pemikiran sesuai keahlian/kompetensi kita masing-masing untuk menjemput rezeki Allah Swt tersebut. Kalau kita hanya menunggu dan diam saja (pasif), Allah swt tidak akan mengirimkan rezeki-Nya mendatangi kita, kita-lah yang harus aktif bergerak (action) dengan bekerja dan ikhlas menjemput rezeki yang telah ditebar Allah swt di permukaan bumi ini. WaAllahu a’lam.

 

Sumber Artikel :

Agung Nugroho Catur Saputro. (2018). Kimia Kehidupan. Yogyakarta : Deepublish..

Tidak ada komentar:

Postingan Populer