Powered By Blogger

Rabu, 16 September 2020

PARADIGMA PEMBELAJARAN KIMIA : Mengajarkan Kimia Melalui Pendidikan atau Mendidik Melalui Kimia?

 

Oleh : 
Agung Nugroho Catur Saputro

 


Menurut Anda, Kalimat "mengajarkan kimia melalui pendidikan" dengan "mendidik melalui kimia" apakah sama? Sekilas memang ada kesamaannya, yaitu kedua-duanya mengandung kata "mendidik atau pendidikan" dan "kimia", yang berbeda hanya susunannya. Apa benar demikian?


"Mengajarkan kimia melalui pendidikan" merupakan paradigma pembelajaran kimia yang lama, sedangkan "mendidik melalui kimia" merupakan paradigma baru yang sedang trend sekarang. Paradigma "Mengajarkan kimia melalui pendidikan" mengandung makna bahwa kimia adalah objek yang diajarkan dan pendidikan sebagai sarana mengajarkan. Di sini fungsi kimia hanya sebatas objek, kimia hanya sebagai objek pembelajaran, tidak ada fungsi lain selain objek yang dipelajari.


Sementara itu, paradigma "mendidik melalui kimia" sangat berbeda sekali dengan paradigma sebelumnya. Dalam paradigma yang baru ini, peran kimia bukan sebagai objek kajian, tetapi justru sebagai sarana atau media untuk mendidik. Pendidikan di sini justru yang menjadi objek pembelajaran. Jadi kalau diungkapkan dengan kalimat redaksional yang berbeda menjadi "Mengajarkan Pendidikan Melalui Kimia".


Dalam konteks pendidikan karakter, paradigma "Mendidik Melalui Kimia" menurut pendapat penulis sangat relevan. Mengapa demikian? Sebagaimna tulisan-tulisan penulis pada rubrik "Kimia Kehidupan" di akun Facebook penulis, kimia merupakan materi pelajaran yang mempelajari materi dan perubahannya. Sifat-sifat materi dan perubahannya dipengaruhi oleh hukum-hukum alam yang mengaturnya.


Hukum alam atau sunatullah sebenarnya tidak lain adalah "kehendak" Allah Swt, hukum alam adalah sebuah ketetapan Allah Swt yang diberikan kepada setiap materi di alam semesta. Kalau kita mempelajari materi di alam semesta ini secara tidak langsung kita juga mempelajari hukum-hukum atau kehendak Allah Swt. Melalui pengkajian sifat-sifat materi dan perubahannya, sama dengan kita mengkaji mekanisme kerja Allah Swt dalam mengatur alam semesta ini.


Allah Swt menetapkan "kehendak"-Nya pada setiap materi dan gejala perubahan materi pasti bertujuan positif, tidak mungkin Allah Swt punya tujuan negatif terhadap makhluk-Nya karena tidak ada manfaatnya. Nah...dengan memfungsikan kimia sebagai sarana mendidik itu sama dengan memanfaatkan " kehendak" Allah Swt dalam bentuk hukum/hikmah/ibroh dalam setiap materi sebagai sarana mengajarkan nilai-nilai karakter insan mulia kepada peserta didik (siswa maupun mahasiswa).


Jadi, mari kita didik karakter siswa/mahasiswa kita melalui mencontoh langsung karakter-karakter Allah Swt yang diwujudkan dalam hukum-hukum alam yang berlaku pada materi dan perubahannya. Untuk dapat mengajarkan karakter-karakter Allah Swt yang tercermin dalam fenomena Allam, maka seorang pendidik (guru dan dosen) harus mampu mengungkap dan menemukan pesan tersirat/hikmah/pelajaran/ibroh apa saja yang terkandung dalam setiap gejala alam. WaAllahu a'lam. []

 

_______________________________________

*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2.

 

Tidak ada komentar:

Postingan Populer