Powered By Blogger

Senin, 28 September 2020

HUKUM ALAM DAN MEKANISME KERJA ALLAH SWT

 

http://www.fadhilza.com/2008/04/kehidupan-manusia/allah-penguasa-tunggal-di-alam-semesta.html

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Tahukah kita, siapakah yang menemukan gaya gravitasi? Ya benar...Sir Isaac Newton. Newton menemukan gaya gravitasi berdasarkan pengamatannya terhadap fenomena alam, yaitu mengapa buah apel jatuhnya ke bawah? Mengapa buah apel jatuh tidak ke samping atau ke atas, tetapi mengapa selalu ke bawah? Pengamatannya tersebut kemudian dilanjutkan dengan pengamatan maupun eksperimen lain secara cermat, sistematis dan memenuhi kaidah-kaidah metode ilmiah.

Peristiwa buah apel jatuh ke bawah bukanlah fenomena baru, sejak sebelum ada Newton, buah apel kalau jatuh memang selalu ke bawah. Tapi yang pertama kali mempertanyakan mengapa apel jatuhnya ke bawah adalah Newton. Orang-orang sebelum Newton tidak ada yang mempertanyakan. Di sinilah letak kelebihan Newton yang membedakannya dengan orang lain. Newton adalah manusia biasa yang sama dengan orang lainnya, sama-sama melihat dengan mata, sama-sama berpikir pakai otak. Yang berbeda hanyalah Newton menggunakan akal penalarannya untuk mempermasalahkan peristiwa apel jatuh ke bawah.

Tahukah kita, apa yang membedakan kita (manusia) dengan makhluk lain ciptaan Allah Swt ? Perbedaan kita dibanding makhluk lain, dan perbedaan ini merupakan kelebihan kita adalah adanya nikmat karunia Allah Swt kepada kita berupa akal untuk berpikir, karunia akal untuk menalar, karunia akal untuk membedakan antara kebaikan dengan keburukan, karunia akal untuk memikirkan ayat-ayat Allah Swt baik yang tertulis dalam kitab suci maupun dalam bentuk hamparan alam semesta, karunia akal untuk menemukan hukum-hukum Allah Swt baik dalam kitab suci maupun alam semesta, dll.

Perhatikan fenomena berikut. Burung bisa terbang karena punya sayap, tapi manusia walau tanpa sayap bisa terbang dengan membuat pesawat terbang (hasil berpikir menggunakan akal). Ikan bisa menyelam dan hidup di dalam air karena punya sirip dan insang, tetapi manusia bisa menyelam ke dalam laut dengan membuat peralatan menyelam (hasil berpikir menggunakan akal). Kunang-kunang bisa memancarkan cahaya dari perutnya untuk penerangan, tapi manusia bisa menciptakan lampu pijar untuk membantu penerangan (hasil berpikir menggunakan akal). Maka nikmat Allah Swt mana lagi yang akan kita dustakan?

Kembali ke topik gaya gravitasi yang ditemukan oleh Newton. Sebenarnya apakah gaya gravitasi tersebut? Gaya gravitasi merupakan salah satu gaya-gaya lain di alam ini yang berhasil dipahami manusia. Selain gaya gravitasi, ada gaya magnetik, gaya elekstrostatik, dan gaya inti atau nuklir. Gabungan gaya yang berhasil dipahami manusia adalah gaya elektromagnetik. Dengan pemahaman gaya elektromagnetik ini, maka manusia dapat membuat magnet dengan menggunakan arus listrik.

Gaya-gaya yang berhasil dipahami manusia tersebut adalah gaya-gaya yang mengatur alam semesta ini bekerja. Setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini, seperti apel jatuh ke bawah terdapat banyak gaya yang secara simultan bekerja bersamaan. Saat apel jatuh,selain karena pengaruh gaya gravitasi, ada juga gaya gesek, energi potensial, energi kinetik, di tingkat atomik ada gaya elektrik, energi vibrasi, energi kinetik, dll. Dari satu peritiwa apel jatuh saja, manusia belum mampu memahami semua gaya yang bekerja secara bersamaan,,manusia baru bisa memahami gaya-gaya tersebut secara terpisah. Tetapi Allah Swt mengetahui kapan, di mana, kondisi apa, sebuah apel akan jatuh.

Dari ulasan di atas, dapat kita ambil benang merah-nya bahwa gaya-gaya yang bekerja di alam semesta ini yang kita sebut "Hukum Alam" sebenarnya tidak lain adalah mekanisme cara kerja Allah Swt mengatur alam semesta. Jadi hukum alam ini adalah "sunatullah", ketetapan Allah Swt atas proses alam semesta ini.

Dengan mempelajari berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta ini, secara tidak langsung kita sedang mempelajari bagaimana kinerja Allah Swt dalam mengatur alam semesta. Dengan mengetahui kinerja Allah Swt dalam mengatur alam semesta ini, secara tidak tidak langsung kita telah mengenal Allah Swt. Maka pantaslah kalau ada ayat dalam Al-Qur'an yang menyatakan jika kita ingin mengetahui keberadaan Allah Swt, maka janganlah kita memikirkan zat-Nya Allah (karena akal kita pasti tidak mampu menjangkaunya), tetapi cukup dengan memikirkan ciptaan-Nya. WaAllahu a'lam. []

 

 

____________________________________

*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id.

Tidak ada komentar:

Postingan Populer