http://www.fadhilza.com/2008/04/kehidupan-manusia/allah-penguasa-tunggal-di-alam-semesta.html |
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro
Tahukah kita, siapakah
yang menemukan gaya gravitasi? Ya benar...Sir Isaac Newton. Newton menemukan
gaya gravitasi berdasarkan pengamatannya terhadap fenomena alam, yaitu mengapa
buah apel jatuhnya ke bawah? Mengapa buah apel jatuh tidak ke samping atau ke
atas, tetapi mengapa selalu ke bawah? Pengamatannya tersebut kemudian
dilanjutkan dengan pengamatan maupun eksperimen lain secara cermat, sistematis
dan memenuhi kaidah-kaidah metode ilmiah.
Peristiwa buah apel
jatuh ke bawah bukanlah fenomena baru, sejak sebelum ada Newton, buah apel
kalau jatuh memang selalu ke bawah. Tapi yang pertama kali mempertanyakan
mengapa apel jatuhnya ke bawah adalah Newton. Orang-orang sebelum Newton tidak
ada yang mempertanyakan. Di sinilah letak kelebihan Newton yang membedakannya
dengan orang lain. Newton adalah manusia biasa yang sama dengan orang lainnya,
sama-sama melihat dengan mata, sama-sama berpikir pakai otak. Yang berbeda
hanyalah Newton menggunakan akal penalarannya untuk mempermasalahkan peristiwa
apel jatuh ke bawah.
Tahukah kita, apa yang
membedakan kita (manusia) dengan makhluk lain ciptaan Allah Swt ? Perbedaan
kita dibanding makhluk lain, dan perbedaan ini merupakan kelebihan kita adalah
adanya nikmat karunia Allah Swt kepada kita berupa akal untuk berpikir, karunia
akal untuk menalar, karunia akal untuk membedakan antara kebaikan dengan
keburukan, karunia akal untuk memikirkan ayat-ayat Allah Swt baik yang tertulis
dalam kitab suci maupun dalam bentuk hamparan alam semesta, karunia akal untuk
menemukan hukum-hukum Allah Swt baik dalam kitab suci maupun alam semesta, dll.
Perhatikan fenomena
berikut. Burung bisa terbang karena punya sayap, tapi manusia walau tanpa sayap
bisa terbang dengan membuat pesawat terbang (hasil berpikir menggunakan akal).
Ikan bisa menyelam dan hidup di dalam air karena punya sirip dan insang, tetapi
manusia bisa menyelam ke dalam laut dengan membuat peralatan menyelam (hasil
berpikir menggunakan akal). Kunang-kunang bisa memancarkan cahaya dari perutnya
untuk penerangan, tapi manusia bisa menciptakan lampu pijar untuk membantu
penerangan (hasil berpikir menggunakan akal). Maka nikmat Allah Swt mana lagi
yang akan kita dustakan?
Kembali ke topik gaya
gravitasi yang ditemukan oleh Newton. Sebenarnya apakah gaya gravitasi
tersebut? Gaya gravitasi merupakan salah satu gaya-gaya lain di alam ini yang
berhasil dipahami manusia. Selain gaya gravitasi, ada gaya magnetik, gaya
elekstrostatik, dan gaya inti atau nuklir. Gabungan gaya yang berhasil dipahami
manusia adalah gaya elektromagnetik. Dengan pemahaman gaya elektromagnetik ini,
maka manusia dapat membuat magnet dengan menggunakan arus listrik.
Gaya-gaya yang
berhasil dipahami manusia tersebut adalah gaya-gaya yang mengatur alam semesta
ini bekerja. Setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini, seperti apel jatuh ke
bawah terdapat banyak gaya yang secara simultan bekerja bersamaan. Saat apel
jatuh,selain karena pengaruh gaya gravitasi, ada juga gaya gesek, energi
potensial, energi kinetik, di tingkat atomik ada gaya elektrik, energi vibrasi,
energi kinetik, dll. Dari satu peritiwa apel jatuh saja, manusia belum mampu
memahami semua gaya yang bekerja secara bersamaan,,manusia baru bisa memahami
gaya-gaya tersebut secara terpisah. Tetapi Allah Swt mengetahui kapan, di mana,
kondisi apa, sebuah apel akan jatuh.
Dari ulasan di atas,
dapat kita ambil benang merah-nya bahwa gaya-gaya yang bekerja di alam semesta
ini yang kita sebut "Hukum Alam" sebenarnya tidak lain adalah
mekanisme cara kerja Allah Swt mengatur alam semesta. Jadi hukum alam ini
adalah "sunatullah", ketetapan Allah Swt atas proses alam semesta
ini.
Dengan mempelajari
berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta ini, secara tidak langsung kita
sedang mempelajari bagaimana kinerja Allah Swt dalam mengatur alam semesta.
Dengan mengetahui kinerja Allah Swt dalam mengatur alam semesta ini, secara
tidak tidak langsung kita telah mengenal Allah Swt. Maka pantaslah kalau ada
ayat dalam Al-Qur'an yang menyatakan jika kita ingin mengetahui keberadaan
Allah Swt, maka janganlah kita memikirkan zat-Nya Allah (karena akal kita pasti
tidak mampu menjangkaunya), tetapi cukup dengan memikirkan ciptaan-Nya. WaAllahu a'lam. []
____________________________________
*) Penulis adalah
staff pengajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
(UNS), Peraih juara 1 nasional bidang Kimia pada lomba penulisan buku pelajaran
MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku tersertifikasi BNSP, Penulis
dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30 judul buku, Konsultan penerbitan
buku pelajaran Kimia dan IPA, dan Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2.
Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email :
anc_saputro@yahoo.co.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar