MENGUNGKAP MAKNA FILOSOFIS DI BALIK REAKSI KIMIA:
Proses Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Baru
Oleh:
Agung Nugroho Catur
Saputro
Setiap materi di alam ini pasti mengalami
perubahan karena alam ini senantiasa berubah, tidak konstan. Perubahan materi
bisa berlangsung secara fisika maupun secara kimia. Perubahan fisika adalah
perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan fisika bisa
berlangsung bolak-balik. Karena perubahan fisika tidak menghasilkan zat baru,
maka secara substansi materi yang mengalami perubahan fisika sebenarnya tidak
berubah. Contohnya air, jika dibekukan air akan berubah jadi es, tetapi jika
dipanaskan air akan berubah menjadi uap air. Baik uap air, air, maupun es,
materi penyusunnya sama yaitu air.
Perubahan
kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat baru. Perubahan kimia lebih
lazim dikenal dengan sebutan reaksi kimia.
Karena menghasilkan zat baru, maka secara substansi materi yang mengalami
reaksi kimia memang berubah menjadi materi lain yang sama sekali berbeda dengan
materi sebelumnya. Contohnya adalah logam besi yang bisa berubah menjadi karat
besi (senyawa oksida logam) jika berada di tempat yang banyak oksigen dan
udaranya lembab.
Terjadinya
reaksi kimia dapat diketahui jika pada perubahan materi tersebut
teridentifikasi minimal salah satu ciri-ciri berikut, yaitu terjadinya
perubahan temperatur, munculnya perubahan warna, terbentuknya endapan, dan
munculnya gas.
Berlangsungnya
reaksi kimia melibatkan sejumlah energi. Reaksi kimia hanya mungkin terjadi
jika energinya cukup untuk berlangsungnya reaksi. Setiap reaksi kimia memiliki
energi aktivasi (Ea). Energi aktivasi dapat kita pandang semacam energi minimal
yang perlu dimiliki oleh zat-zat yang bereaksi untuk dapat berubah menjadi zat lain
hasil reaksi.
Jika
zat-zat yang bereaksi tidak memiliki energi yang cukup yakni melebihi energi
aktivasi, maka zat-zat tersebut tidak akan dapat bereaksi membentuk zat lain, kecuali ada
tambahan energi dari luar sistem sehingga akhirnya zat-zat yang akan bereaksi
memiliki energi yang melebihi energi aktivasi. Contohnya untuk memicu
terjadinya reaksi kimia yang melibatkan zat-zat fase padat diperlukan energi
tambahan berupa energi kalor melalui proses pemanasan.
Dalam
reaksi kimia, zat-zat pereaksi (reaktan) akan saling bereaksi membentuk zat
baru (senyawa baru) yang disebut zat hasil reaksi (produk). Sifat produk sama
sekali berbeda dengan sifat reaktan, tetapi reaktan "hanya" bisa
bertransformasi menjadi produk jika reaktan memiliki energi minimal yang cukup
untuk melampaui energi aktivasi.
Mengapa
zat-zat di alam ini (atom, molekul, ion) dapat bereaksi secara kimia? Perlu
kita pahami bahwa zat-zat kimia itu benda mati yang tidak dapat berperilaku
seperti makhluk hidup. Tetapi mengapa zat-zat kimia tersebut dapat bereaksi?
Penting kita pahami bahwa
walaupun zat-zat (materi) di alam ini benda mati, tetapi mereka diberikan oleh
Allah Swt semacam "sifat" tertentu yang terikat oleh sunnatullah (hukum-hukum alam). Jadi
materi di alam ini ketika berinteraksi dengan materi lain hanya sekedar menjalankan
"kehendak" Tuhannya yang telah ditetapkan dalam wujud sifat-sifat
materi. Materi di alam ini hanya memenuhi "kewajibannya" selaku
makhluk, materi di alam ini hanya sekedar mematuhi takdirnya.
Dari
uraian penjelasan di atas, hikmah kehidupan apa yang dapat kita ambil? Hikmah
yang pertama adalah terjadinya
perubahan materi secara kimia (reaksi kimia) telah mengajarkan kepada kita
bahwa setiap orang niscaya harus berubah menjadi lebih baik. Untuk dapat
berubah menjadi pribadi yang lebih baik memerlukan bekal keilmuan yang cukup
agar dapat melalui segala hambatan dan rintangan yang setiap saat dapat
menghalangi kelancaran proses perubahan tersebut.
Hikmah kedua adalah jika kita memiliki
keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik tetapi kita kurang memiliki
bekal keilmuan maupun motivasi yang cukup, maka kita memerlukan bantuan dari
pihak lain. Maka sangat pantaslah kalau di dalam agama dianjurkan untuk saling
membantu satu sama lain dan saling menasihati dalam kebaikan.
Adapun
hikmah yang ketiga adalah perubahan
diri menjadi pribadi yang lebih baik itu perlu momentum yang tepat dan
indikator terjadinya perubahan. Setiap waktu adalah baik, tetapi di antara
waktu-waktu yang baik tersebut terdapat waktu yang paling baik untuk kita
melakukan perubahan diri. Waktu terbaik untuk melakukan proses transformasi diri adalah setelah kita
melakukan refleksi diri (muhasabah),
yakni mengevaluasi apa saja yang telah kita lakukan, progres kebaikan apa yang
telah kita capai, resolusi kehidupan kita apa saja yang telah terealisasi dan
apa saja yang belum terealisasi. Nah, waktu dan momentum yang paling tepat
untuk mengawali proses transformasi diri adalah ketika awal tahun (baru). Pada saat
awal tahun (baru) inilah waktu yang tepat untuk kita menetapkan resolusi dalam
kehidupan kita dan merumuskan indikator-indikator ketercapaian resolusi kita.
Hikmah keempat yaitu adanya rahasia dibalik kesuksesan proses
transformasi diri. Ada konsep yang sangat penting yang perlu kita pahami dalam
proses transformasi diri yaitu "kesadaran diri" bahwa keinginan kita
untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik adalah kehendak Allah Swt yang
sudah ditetapkan pada setiap diri kita.
Kita harus paham bahwa transformasi diri itu sebuah keniscayaan, dan itu adalah kehendak Allah Swt. Jadi kalau kita bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik, berarti secara tidak langsung kita mewujudkan takdir baik kita sendiri. Tidak inginkah kita menjadi hamba yang mematuhi kehendak Allah Swt? Tidak inginkah kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik sesuai kehendak Allah Swt? WaAllahu a'lam.
-------------------------------------------------
*) Penulis adalah staff pengajar di Program Studi
Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), Peraih Juara 1 Nasional
bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran di Kemenag RI (2007), penulis
buku tersertifikasi BNSP, penulis dan pegiat literasi yang telah menerbitkan 30
judul buku, dan konsultan penerbitan buku pelajaran bidang kimia dan IPA.
Sumber gambar : https://republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/pp2hmy368/belajar-kimia-lewat-melukis-di-atas-susu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar